"Kau akan di seret sangat dalam, jauh di luar jangkauan dari Fantasymu" kalimat itu terasa memuji, janggal, seolah ada satu sisi di mana kau tidak bisa membedakan apakah Crow'l memang benar-benar ada.
Tubuhku lemah, pucat dan sekarat, masih banyak yang bisa dilihat, melihat orang-orang yang kau kenal bar, bar seperti sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau lupakan selamanya. Itu sangat mengerikan jauh di luar imajinasiku.
Mataku masih mengerti sosok bangsat itu! Dia hanya berdiri menatapku, dan aku baru menyadari, tubuh menjijikkan itu, tampak terdiri dari semacam urat-urat tak beraturan dan sayap kecil, seperti pelengkap dari kengerian yang dia ciptakan. Jika saya dapat melihat bagaimana bentuknya seperti seongok daging yang bisa hidup.
Aku masih berpikir, mengapa mereka semua tidak sadar tentang dirinya, dan Makhluk gagak ini yang jelas-jelas berdiri di antara mereka. Mungkin mereka tidak dapat memutar, Mungkin Crow'l hadir bukan untuk mereka, atau yang paling kuanggap, Crow'ling adalah bentuk pembohong dari ketakutanku.
14 hari, dan aku hanya menerima di Pohon kecil ini, sekarat dan menerima, hanya limpah dan hati busuk yang ada di depanku, mereka memberikanya jika aku bisa memudahkan dan memulai mengunyahnya, memasukkanya di perutku. Aku putus asa, namun aku tidak pernah berpikir untuk ditumpuk, lagi, akan tetapi aku juga tidak segera mati, sangat tersiksa, sementara dia masih berdiri menatapku, tak bergerak layaknya menaken yang sedang di pajang.
Sampai, sesuatu yang berbahaya datang. Hujan, turun, dan aku melihat Grisia berjongkok di depanku, pembohong sangat tidak suka Grisia yang biasanya, dia menatapku kelam, mengering di bibirnya dan sering menggunakan di depanku.
"Kau tidak memakanya?" suaranya lirih belum mencekam, apa yang terjadi dengan Grisia.
Aku hanya diam saja, tak ada tenaga untuk bersuara saja. Aku suka tersiksa dalam tubuh sekarat, hanya mampu melihat dan menyaksikan semua akan menjadi tambah buruk."Jika kamu tidak mau, aku yang akan menyelesaikanya?" dia menatap hati yang membusuk di depanku, warnanya sudah menghitam dan aromanya memuakkan.
Grisia menikmati setiap gigitanya, membuatku begidik ngeri, seseorang manusia yang beradab melakukan tindakan kanibal dan kau hanya bisa diam dan menyaksikanya.Nafasku perlahan memudar, seperti nyawaku sudah berada di ujung kepalaku, belum tiba-tiba The Crow'ling ada di sampingku, mengulurkan tanganya dan merobek isi perutku.
Aku membelalak. Sampai dia bersuara sangat dalam, seperti tenggorokanya tergorok namun memiliki ketukan intonasi nada yang indah. The Crow'ling untuk pertama kalinya berbicara kepadaaku.“Kau tidak akan mati nak — tidak sampai skenario ini selesai. Kau akan melihat, kenapa kau beruntung bertemu denganku ?? ”
Aku tidak mengerti maksud ucapanya. Namun setelah dia menarik tanganya keluar dari perutku, sesuatu menutup robekan itu dengan daging yang baru, seperti regenerasi namun aku tetap tidak mengerti.
Aku menggelegak, dengan tubuh menggigil, saat melihat, sesuatu menghantam Kepala Grisia — hingga isi keluar dan memenuhi wajahku dengan organ lembek itu.Dadaku perlahan berdetak sangat lambat, mataku bangun menatap Anita, wanita yang menjadi pengajar kami, berdiri menyeringai dengan wajah penuh nafsu. Dia berjongkok dan mulai menyambar, organ lembek seperti menikmati bubur menjijikkan yang dibuat di dapur sekolah.
"Apa-apa'an si ke'par * t ini?" Aku mengutuk, namun dengan wajah takut, suara tawa yang bergema terdengar, The Crow'l tertawa di sampingku.
"Kau yang melakukanya?" suaraku terdengar semakin berkurang."Tidak nak, kau tahu sendiri, aku tidak bisa melakukan apa pun." Ucapnya dengan nada yang sama, hambar namun sangat mencekam, terdengan penuh rasa humor namun bibirnya penuh dengan tipu daya.
"Kau yang ada di balik semua ini?" aku mencoba menyangga kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Horror : 2nd
HorrorSeri kedua dari Creepy Horror. Apakah kisah Creepypasta kali ini lebih 'abnormal', lebih santai, ataukah lebih mencengkam? Well, kau tidak akan tahu sebelum kau membacanya. Jangan baca ini sendirian. Karena satu hal yang pasti, you are not alone...