Sebelum baca jangan lupa vote and komen.
Setelah tidur beberapa saat, kondisi Dita mulai lebih baik. Dia berencana membuatkan makanan untuk mereka. Saat Dita berjalan melewati Taehyung, tanpa sengaja, dia melihat luka lebam disekitar bahu dari balik baju yang sedikit terbuka.
Tangannya terulur, hendak menyingkap sedikit celah baju yang sudah terbuka. Dita ingin memastikan seberapa parah kondisi bahu suaminya. Namun gerakan Dita yang tiba-tiba membuat Taehyung terkejut, tanpa sengaja dia menepis tangan Dita dengan kasar.
Wajah Taehyung menjadi semakin pucat. Dia baru saja melakukan kesalahan besar, pikirnya. Tanpa berfikir panjang, Taehyung berlutut di atas lantai kayu yang keras. Lututnya terasa sakit, namun dia menahannya sebisa mungkin, takut jika Dita akan semakin marah dan memukulnya lebih parah dari sebelumnya.
Mata Dita terbuka lebar, apa yang dilakukan Taehyung mengejutkannya. Dia tidak berfikir bahwa pemilik tubuh asli akan begitu mengerikan bahkan suaminya sendiri begitu takut padanya. "Apa yang kau lakukan?!" Tegurnya melihat Taehyung berlutut.
Taehyung semakin ketakutan karena Dita meninggikan suaranya. "Maafkan aku. . . Maafkan aku. . Aku-aku tidak sengaja. . . Aku tidak sengaja." Ucapnya terus berulang-ulang.
Dita ingin menangis, ya Tuhan. . . Apakah separah itu, hingga Taehyung begitu berprasangka padanya. Tangan Dita kembali terulur meraih tubuh bergetar Taehyung. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud membentakmu. . . Lantainya begitu keras, lututmu pasti sakit. . Berdirilah! Biarkan aku melihatnya." Dita membantunya berdiri.
Taehyung menatap Dita penuh keterkejutan, untuk pertama kalinya Dita berbicara dengan lembut padanya namun prasangka tetaplah prasangka, Taehyung berfikir Dita berlaku baik hanya untuk melenyapkan-nya saat dia lengah.
Dengan tetap waspada, Taehyung mengikuti arahan darinya. "Duduklah ditempat tidur, aku akan memeriksanya."
Sekali lagi Dita kaget, area kaki Taehyung tidak jauh berbeda dengan area bahunya. Lebam, biru pekat semburat hitam. Hidungnya terasa masam, air mata nyaris keluar. Bagaimana bisa seorang wanita begitu kejam terhadap orang lain. Terlebih orang itu merupakan suaminya sendiri. Sekarang tubuh itu adalah miliknya, keburukan dari pemilik Sebelumnya akan menempel padanya juga. Dita tidak ingin hidupnya berakhir sebagai umpan meriam, dengan tekad yang begitu kuat dia memutuskan akan merubah nasibnya sendiri agar nasibnya tidak semakin memburuk dikemudian hari oleh kebencian yang menumpuk dari banyak orang.
"Apa kami memiliki saleb atau apapun untuk lebam?" Tanya Dita lembut.
Wajah Taehyung menunduk, bibirnya terkatup rapat. Dia menggeleng pelan.
Tidak ada saleb, tidak ada obat, hidup di jaman pra-sejarah benar-benar tidak mudah. Dita tidak tau apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus merawat luka-luka Taehyung tanpa obat serta saleb.
Dari kenangan yang diterimanya, Dita ingat, pemilik asli menyembunyikan beberapa perak untuk dirinya sendiri.
Dita pergi meninggalkan Taehyung dalam ketertegunannya, dia akan mengambilnya dan membeli beberapa persediaan obat serta bahan makanan untuk mereka, namun langkah Dita terhenti saat menemukan beberapa benda tidak terduga berada di dalam kantung tersembunyi di dalam bajunya.
Benda tersebut begitu tidak asing, seperti. . . Giok dan saleb?! Sulit untuk dipercaya, namun itulah yang terjadi. Saleb berada di dalam sakunya bersama giok antik milik Museum terakhir kali.
Apakah ini mungkin?! Giok membawa beberapa benda yang ku inginkan?! Konyol, ini bukan serial TV Doraemon yang ku nikmati dihari Minggu pagi. Tapi. . . . Bagaimana aku menjelaskan saleb dengan kemasan modern ini muncul? Agh apapun itu, yang terpenting adalah mengobati lebam Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si dungu dan putri Disney sesungguhnya
Fanfictionsepulangnya dari pertemuan negara, Dita memutuskan untuk mengunjungi salah satu Museum Nasional di Korea. Nasib Dita begitu sial, dalam kunjungannya, sekelompok pencuri aterfak datang untuk mengambil salah satu batu giok yang menjadi koleksi Museum...