bagian 10

465 120 28
                                    

Jangan lupa vote and komentar.






Suasana kediaman keluarga Kim terasa begitu tegang. Kepala desa telah menjelaskan niatan dari kedatangan mereka.

Kim Seo Joon memandang wajah anak bungsunya. Kepala Taehyung masih tertunduk, dia terus mengadu kedua tangannya.

"Ini adalah masalah keluargaku, tidakkah kepala desa merasa lancang, ikut campur dalam urusan keluarga kami.?" Kata Kim Seo Joon sedikit menyentil hati kepala desa Choi.

Tuan Choi menarik seutas senyum dan berkata dengan hati-hati. "Jika tuan Kim dapat menyelesaikannya seorang diri, kurasa hal ini tidak akan berkembang hingga sejauh ini. Kim Taehyung berada jauh dari kediaman utama Kim, namun dia tetap terseret dalam kepentingan Kim Myung-soo beserta keluarga Bae, tuan Kim tolong jangan membuatku tertawa. Kim Taehyung selalu dalam pengawasan nyonya kecil, secara tiba-tiba pulang dengan kondisi tragis, bisakah Anda menjelaskannya? Kalian sudah membuangnya, memberikannya kepada Dita, dan sekarang dia harus menanggung biaya pengantin untuk kakaknya?"

Kim Seo Joon memandang Myung-soo dengan geram.

"Omong kosong. Untuk apa aku meminta uang dari pria dungu ini, huh? Aku memukulinya karena dia telah lancang menggoda calon istriku. Dia (menunjuk Taehyung) telah lama mengincar nona muda Bae. Jika bukan karena pertolongan ku tepat waktu, mungkin anak dungu ini sudah melecehkan nona muda Bae."

Taehyung menggelengkan kepalanya ribut. Dia menampik tuduhan Myung-soo. "Aku tidak melakukannya. Aku- aku hanya ingin menolongnya."

"Menolongnya dengan memeluk calon kakak iparmu? Kau tercela Kim Taehyung." Ucap Myung-soo meninggikan suaranya.

Tuan Choi mengangkat satu tangan, meminta Myung-soo untuk tenang dan kembali pada posisinya. "Tuan Kim, seperti yang Anda lihat. Tidak akan ada jalan lain selain memisahkan diri. Sampai kapanpun baik Myung-soo maupun Taehyung, tidak akan bisa dipersatukan. Bahkan Anda tidak dapat melakukan apapun. Aku selaku kepala desa dan juga penatua didesa ini, aku mengijinkan Kim Taehyung memisahkan diri dari keluarga utama Kim. Kau tidak akan kehilangan satu peser'pun dari cawan keluargamu. Kim Taehyung tidak akan menuntutnya. Mulai saat ini juga, tidak akan ada hubungan antara Kim Taehyung dengan keluarga Kim untuk dikemudian hari. Apapun yang berhubungan dengan kalian masing-masing, tidak akan mempengaruhi kedua belah pihak. Kalian akan menanggung masing-masing dari tindakan kalian sendiri-sendiri."

Kim Myung-soo begitu senang, dan dia sesumbar. "Itu lebih baik. Setidaknya keluarga Kim kami tidak harus tercoreng oleh tidak asusila yang sering dilakukan oleh orang tercela sepertinya."

Wajah Kim Seo Joon memucat, sedangkan tuan Choi menghela nafas miris, mendengar ucapan Myung-soo yang menjelek-jelekkan Kim Taehyung.

Buku jari Jungkook dan Jimin terkepal, mereka merasa geram, ingin merobek mulut lancang Myung-soo.

"Semua sudah diputuskan, dan telah diselesaikan. Kurasa tidak ada lagi alasan bagi kami untuk tetap berada disini. Tuan Kim, kami pamit undur diri. ." Tuan Choi menghentikan ucapannya, beralih memandang Kim Myung-soo dan berkata. "Tuan muda Myung-soo, aku hanya ingin mengingatkan padamu. Tolong katakan pada istrimu kelak, agar segera mengembalikan 10 perak yang dipinjamnya dari tuan Kim Taehyung begitu kalian memilikinya. Kami uang hadir disini hari ini adalah saksi bahwa tuan Kim Taehyung berkunjung ke kediaman Bae murni untuk mengirim perak yang dipinjamnya." Tuan Choi tersenyum hangat dan berbalik meninggalkan kediaman keluarga Kim. Seluruh anggota keluarga Kim terperangah, 10 perak dipinjam dari Kim Taehyung? Taehyung memiliki 10 perak? Mustahil! Pria dungu menyimpan banyak uang tanpa sepengetahuan mereka.

Jimin ingin memuntahkan 3liter darah mendengar kata-kata mutiara dari kepala desa Choi. tidak pernah terfikir olehnya bahwa tuan Choi akan dengan berani menghina keluarga Kim dan menjunjung Taehyung dengan samar-samar.
.
.
.
.
.
Taehyung kembali kerumah seorang diri, tanpa Jimin, juga Jungkook.

Dia memandang sekeliling ruangan, tidak terlihat Dita disana, dan pintu kamarnya masih tertutup. Taehyung berjalan kearah meja makan, membuka tudung saji. Sudah tersedia banyak makanan lezat diatas meja, makanan yang dipersiapkan oleh Dita untuk-nya.

Taehyung melihat pintu kamar Dita yang masih tertutup, dia berjalan dan berdiri didepannya.

Dhuk. . . Dhuk. . . Dhuk

"Dita Kim?! A-apa kau sudah makan? Ayo makan bersamaku."

Tidak ada jawaban. Namun tidak lama samar-samar Taehyung mendengar kemerisik dari bawah kakinya. Dia menundukkan kepalanya, melihat kertas berada tepat dibawah kaki.

Taehyung membungkuk, mengambil kertas tersebut.

Aku sudah makan.!

Bibir Taehyung mengerucut, dia benar-benar berharap Dita akan datang dan makan bersamanya. Setelah menghabiskan hari damai bersama Dita, Taehyung mulai terbiasa makan dengan keberadaannya. Namun hari ini Dita menolak permintaannya.

Dengan langkah lunglai Taehyung kembali ke tempat makan mereka. Dia menikmati makanan lezat Dita dengan rasa yang berbeda. Tidak benar-benar bisa menikmatinya. Terlalu sunyi. Taehyung terus mengaduk sup iga babi yang ada di dalam kuali.

Tidak membantu, rasa yang enak tidak benar-benar bisa dinikmati saat kau seorang diri yang benar-benar tidak seorang diri. Ada Dita dibalik pintu namun dia harus menelan iga yang nikmat seorang diri.

Taehyung berdiri, mengemasi makanan yang tersisa dan membawanya kerumah Jungkook. Dan kembali tidak lama setelahnya.

Sekali lagi Taehyung berhenti tepat didepan pintu. Dan

Dhuk. . Dhuk. .  Dhuk. . .

"Istri! ini sudah larut malam, aku ingin tidur." Teriaknya dari balik pintu.

Dan  lagi-lagi Dita hanya memberinya secarik kertas dari celah pintu.

Gudang sudah ku bersihkan.

Seketika otak Taehyung membeku. Apakah Dita sudah memutuskan untuk menjadi jahat kembali?

Bulu halus dipunggung Taehyung berdiri memikirkan kemungkinan tersebut.

Dia tidak berencana mencari kematiannya begitu cepat. Alam bawah sadarnya mendorong Taehyung untuk bergegas menyembunyikan diri digudang, sebelum Dita dapat kembali memukulinya.

Namun apa yang dilihat Taehyung saat sampai didalam gudang sangat mengejutkannya. Dia tidak pernah melihat barang-barang didalam gudang sebelumnya. Lebih tepatnya selama hidupnya. Gudang terlihat begitu bersih dan rapi. Tempat tidur begitu layak. Kamar tuan muda di dalam gubug? Ini sulit untuk dipercaya namun, benar adanya.

Taehyung menggiring tubuhnya mendekati dipan yang belum pernah dia lihat. Ada lapisan kain tebal, tidak itu bukan sekedar kain, kain tersebut berisi sesuatu yang lembut, dan empuk. Taehyung melemparkan tubuhnya diatas tempat tidur yang empuk. Dia berguling kesana kemari menikmati kenyamanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan dia tidak yakin tuan muda dikota memiliki tempat tidur empuk sepertinya. Belum pernah ada dan dia adalah yang pertama.

.
.
.
.
.
Di dalam kamar lain suara rintih kesakitan keluar dari bibir Dita yang terkatup rapat. Dia menahan sakit yang teramat sangat. Badannya demam tinggi dan semua lapisan kulit terasa mati. Dita tidur tengkurap menjaga luka pada punggungnya tidak terkoyak kembali. Itu benar-benar menyakitkan. Perasaan Dita begitu kacau. Matanya yang tertutup terus mengkhianati pertahanan yang ingin dibangunnya. Dia tidak ingin menangis, tapi luka robekan dipunggung benar-benar menyakitkan. Ditambah tidak ada operasi, tidak ada anastesi. Morfin? Dia tidak segila itu untuk mengkonsumsi morfin disaat seperti ini. Dia hanya memiliki obat penghilang rasa sakit tingkat rendah untuk mengurangi sedikit rasa sakit meskipun benar-benar sedikit. Setidaknya dia tidak akan menakuti suaminya yang sedikit dungu namun sial terlampau tampan itu.
.
.
.
.
.
Semoga kalian menikmatinya😊😊🙏🙏

Si dungu dan putri Disney sesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang