bagian 3

519 121 14
                                    

Jangan lupa vote and komen.








Dita berkutat sendirian mengatasi menu makanan hari ini. Satu panci sup kentang, pangsit, telur dadar resep dari eranya, kue teratai, dan beberapa olahan daging. Begitu banyak makanan yang tersedia, hitung-hitung sebagai permintaan maaf Dita pada Taehyung atas perlakuan buruk pemilik tubuh asli.
.
.
.
.
Taehyung duduk diam di luar rumah, memainkan rumput liar yang dipetiknya.

"Hyung!" Teriak seseorang dari balik pohon.

Taehyung menajamkan penglihatannya, dibalik pohon ada dua orang yang sedang menunggunya datang. Taehyung menggeleng ribut, menolak ajakan dari temannya, dia memberikan isyarat agar mereka segera pergi sebelum Dita keluar dari dapur.

"Pergilah! Penyihir akan keluar sebentar lagi" teriaknya lirih menjaga agar Dita tidak mendengar obrolan mereka.

Dua laki-laki dibalik pohon tetap memilih diam ditempatnya. Salah satu diantara mereka mengambil bingkisan yang tersembunyi dibalik pakaian. "Aku membawakan bakpao untukmu." Teriaknya lirih.

Mata Taehyung berbinar mendengar mereka membawakan makanan untuknya.  Taehyung sudah bersiap untuk berlari saat secara tiba-tiba Dita muncul dibalik pintu. "keluarkan kursi dan meja, taruh semua dihalaman. Undang teman-temanmu datang, kami akan makan bersama."

Taehyung nyaris terkena serangan jantung mendengar perkataan Dita. Dia sedikit khawatir jika Jungkook dan Jimin akan memakan makanan sisa sama sepertinya.

Dengan enggan Taehyung berjalan menghampiri dua kawannya.

"Apa dia memarahimu lagi?!" Tanya pria Jungkook khawatir.

Taehyung menggeleng pelan.

Jimin dan Jungkook bertukar pandangan sebelum berbalik menatap Taehyung. "Lantas, kenapa wajahmu begitu murung?" Kini giliran Jimin yang bertanya.

"Penyihir memintaku untuk mengundang kalian makan bersama. . . ."

Satu detik. . . Dua detik. . . Otak Jungkook dan Jimin berhenti bekerja. "Apa?!" Pekiknya

"Ya! Dita mengundang kalian untuk makan bersama." Kata Taehyung mengulanginya.

"Memakan makanan sisa?! Tidak, terimakasih." Sergah Jimin menolak.

"Taehyung. . . . Bantu aku menyiapkan makanan. . . Dan kalian (menunjuk Jungkook dan Jimin) tolong siapkan meja dan kursi untuk kami." Dita tidak lupa memberikan senyuman hangat pada mereka.

Taehyung berjalan meninggalkan mereka, sesekali dia akan berbalik menatap Jungkook dan Jimin agar bergerak cepat.
.
.
.
.
Taehyung terkejut melihat begitu banyaknya makanan yang tersedia. Semua terlihat enak dan segar. Air liur Taehyung nyaris terjatuh, namun dengan cepat dia mengelapnya.

"Ini makanan. . . ."

"Bawa ke depan, kita akan makan bersama setelah aku menyiapkan minuman segar untuk semua orang."

Senyum Taehyung tertarik lebar, dengan semangat dia membawa semua makanan yang sudah dipersiapkan oleh Dita. Aroma makanan menyebar ke udara, begitu menggugah selera. Bahkan Jungkook dan Jimin sudah meneteskan air liur mencium aroma masakan Dita.

"Hyung, apa wanita itu akan mengijinkan kita memakan makanan ini?" Tanya Jungkook ragu.

Jimin tidak jauh berbeda dengannya. Ada kekhawatiran di wajah Jimin. Aroma masakan Dita begitu menggoda, dia menginginkan-nya, namun semua akan buruk jika pada akhirnya Dita hanya akan mengijinkan mereka menatapnya saja tanpa boleh mencicipinya.

"Bagaimana jika kita mencicipinya lebih dulu, aku khawatir wanita penyihir tidak akan membiarkan kita mencobanya." Kata Jimin menyarankan.

Suara Jimin terlalu keras untuk ukuran orang berbisik, Dita bahkan bisa mendengar rencana mereka. Dia berjalan keluar dengan satu teko ukuran sedang berisi air lemon yang dingin, sebelum Jimin, Taehyung dan Jungkook bisa mencicipi masakannya.

Si dungu dan putri Disney sesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang