sekilas info

257 34 7
                                    

Posting di Fizzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Posting di Fizzo


Pranggg....!!

Aku berdiri dengan tubuh terguncang. Mataku menjadi sangat merah saat ketakutan dan kesedihan tidak lagi bisa ku sembunyikan.

"Jangan pernah menyentuh barang-barang ku! Pergi dan Jangan pernah ikut campur didalam urusanku!"

Suara itu terus meninggi dari sekian waktu yang telah ku habiskan. Tatapan yang diberikan, tidak pernah ada kehangatan yang bisa ku miliki.

Aku masih berdiri disudut ruang, dengan tubuh bergetar, menggenggam erat ujung dress putih gading bunga bengonia. Aku tidak yakin, kapan aku mendapatkan luka dari serpihan kaca yang terlempar, namun disana, di kakiku, aku merasakan perih yang tersamarkan oleh perasaanku.

Aku melihatnya terus menggila. Dia mengambil satu bingkai photo di dinding tidak jauh darinya. Dia datang lebih dekat padaku dan . . . . .hal itu terjadi. Dia melemparkannya hingga membentur dinding tempatku bersandar ketakutan.

"Beraninya kau melewati batasanmu! Beraninya kau merayuku!" Taehyung, dia terus berteriak. Dia datang kearah ku dengan amarahnya.

Tangan besar yang kuharap dapat membelaiku dengan kasih, tidak berakhir dengan sama. Dia menggunakan hal itu untuk terus menyakitiku. Tangan yang ku inginkan selalu berlawanan dengan harapanku. Dia mencengkram lengan ku dengan erat, membuat sensasi nyaris remuk di tempatnya.

"Aku membiarkanmu tetap tinggal hanya untuk Jeongin ku. Jangan pernah bermimpi untuk dapat naik keatas ranjang ku, dita. Atau aku benar-benar akan membunuhmu. Kau adalah pelacur sialan! Aku sangat membencimu!"

Tubuhku sakit saat taehyung mendorongku hingga membentur dinding, dan hatiku berdarah oleh apa yang dia ucapkan. Kenapa aku harus menanggung semua itu? Apa yang telah kulakukan, yang membuatnya begitu membenciku?

Aku bersiap meratapi nasib buruk ku dengan duduk di lantai yang dingin, tapi tuhan tidak memberiku waktu. Suara tangis terdengar dari balik dinding kamar ini. Jeongin terbangun, dia membutuhkan asi-ku.

Tanpa memperdulikan nyeri dan perih di kaki, aku berlari menghambur ke kamar Jeongin. Aku mengambilnya dari boks bayi dan membawanya ke tempat tidurku. Bayi ini tidak memiliki kesalahan, aku tidak akan membencinya atas penghinaan Taehyung. Tidak masalah jika taehyung membiarkanku berada didekatnya karena Jeongin. Aku tidak keberatan.

"Dita apa yang kau lakukan?" aku terkejut mendengar suara ibu mertua ku yang datang tiba-tiba.

Aku melihat dia begitu terkejut, sama sepertiku namun raut khawatir lebih mendominasi disana.  Dia adalah  wanita yang sangat baik dan perduli padaku, aku tidak ingin dia selalu khawatir.

Ibu meraih kakiku yang terbuka dan terluka. Dia sangat marah hingga kakinya terus dia hentakkan ke lantai melampiaskan kekesalan yang dimiliki. "Dita, kau bisa Menghentikan ini semua. Kuakui aku terlalu egois, sebelumnya. Menginginkanmu menjadi ibu untuk cucuku tapi. . ." kurasa ibu cukup emosional, dia bahkan tidak mampu mengatakan apapun. "Dita, aku tidak keberatan jika kau menceraikannya. Kau juga putriku, melihatmu dan taehyung terus seperti Ini, benar-benar akan membunuhku."

Dia begitu baik, bukan? Bagaimana aku bisa melepaskan kebaikan ini? Sejak awal aku menginginkannya. Aku ingin menjadi anak darinya. Dan lagi ada Jeongin sekarang. Aku semakin mencintai keluarga ini, terlepas dari Bagaimana Taehyung memperlakukanku. Aku seorang piatu, sebuah keluarga adalah impianku sampai mati. Sekarang aku memiliki ibu, juga anak, haruskah aku melepaskan mereka?

"Ibu, aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil, dan lagi, Taehyung tidak sengaja melukaiku. . . dia hanya. . ."

"Berhenti membohongiku, Dita! Aku sangat tau Seperti apa anakku. Dia pasti telah memukulmu. Dita, kau tidak perlu menyelamatkan Taehyung."

"Tidak ibu, aku tidak membohongimu. Benar dia marah, Tapi dia tidak memukulku. Dia akan melempar sesuatu namun aku terlalu terkejut dan kakiku seolah terkunci dan kakiku tidak sengaja menyentuh pecahan kaca."

Aku yakin ibu tidak akan percaya, karena dia terlalu sering melihat Taehyung memperlakukanku dengan buruk.

Si dungu dan putri Disney sesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang