bagian 9

458 114 32
                                    

Jangan lupa untuk vote and komentar.











Taehyung memandang Dita, dia berkata dengan hati-hati. "Apa kau akan pergi bersama kami?"

Dita melirik kearahnya sekilas dan berbalik menatap Jimin. "Jimin-ssi, pergilah bersama yang lain. Aku ingin istirahat."

Secara tidak langsung Dita menjawab pertanyaan Taehyung, meskipun tidak benar-benar dia menunjukkannya.

"Kau sedang sakit? Kami tidak akan pergi. Kesehatanmu lebih penting untuk kami. . . .'

"Hyung. . Irene membutuhkan uang itu. Kita harus segera pergi."

Eoh Tuhan. Jimin tidak tau bagaimana harus bereaksi atas tingkah Taehyung. Dita tidak dalam kondisi baik namun Taehyung lebih memikirkan Bae Irene dan pernikahannya. Jimin bersiap membuka mulutnya saat Dita lebih dulu menginterupsi-nya.

"Pergilah, dan selesaikan secepatnya. Aku akan pergi ke kamarku." Dita berkata sembari berdiri meninggalkan ruangan.

Jimin memandang Taehyung dengan dingin. Buku jarinya terkepal. "Haruskah kau melakukannya? Kau sangat keterlaluan Kim Taehyung. Hatimu begitu gelap."

Jimin berjalan meninggalkan mereka. Jungkook mengikuti Jimin, ada perasaan jengkel didalam hatinya. Dia tidak berfikir bahwa hati Taehyung akan begitu kejam. Memprioritaskan Irene disaat istrinya dalam kondisi tidak baik. Sepanjang perjalanan menuju rumah kepala desa, baik Jimin dan Jungkook tidak ada diantara mereka yang membuka suara. Taehyung hanya mengikutinya dan sesekali melihat Jimin dan Jungkook secara bergantian.

Beberapa penduduk desa tengah berkumpul dikediaman kepala desa, saat mereka datang. Dan itu baik, Jimin tidak perlu lagi mencari seseorang untuk menjadi saksi.

"Jimin-ssi. . . . Sesuatu yang langka melihatmu berkunjung kekediaman ku." Sambut kepala desa bermarga Choi.

Jimin tersenyum dan berkata. " Tuan Choi senang melihatmu dalam kondisi lebih baik. . . . Tuan Choi aku takut harus merepotkanmu kali ini."

Choi Siwon mengerutkan keningnya. "Apa itu, jimin-ssi."

"Tuan Choi, dapatkah kau mencarikanku beberapa orang sebagai saksi dan pergi bersamaku mengunjungi kediaman Bae. Bae Irene meminta pada saudaraku Taehyung 10 perak Sebagi pinjaman. Dan kami akan memberikannya. Dengan satu syarat agar mereka tidak lagi mengganggu keluarga saudaraku Kim Taehyung. Seperti yang sebelumnya, beberapa penduduk menuduh saudara Kim tanpa dasar. Dia hanya pergi untuk membantu namun pulang dengan luka. Aku tidak ingin hal semacam ini terjadi di kemudian hari, jadi aku ingin beberapa orang menjadi saksi kami agar tidak ada lagi kesalahan pahaman. Kami tidak akan melakukannya dengan cuma-cuma. Ada 20 koin tembaga untuk masing-masing orang sebagai saksi."

Mata Choi Siwon terbelalak lebar. Penduduk yang mendengar ucapan Jimin juga tidak kalah terkejutnya. "Jimin-ssi. 20 koin tembaga bukan hal kecil. Bagaimana kau bisa menghamburkan uang dengan begitu saja. Aku tidak keberatan tapi dengan uang terlalu besar itu tidak baik. Aku tau bagaimana kondisi keuangan keluarga kecil Kim. Kau tidak per...."

"Tuan Choi tolong jangan salah memahami maksud dari niatan kami. Nyonya muda Kim hanya ingin segalanya diselesaikan sesegera mungkin. Saudara Kim Taehyung akan memisahkan diri dari keluarga utama Kim. Tidak akan ada lagi dimasa depan ikatan diantara mereka. Kami akan menjaga saudara Kim kami agar tidak memprovokasi keluarga utama begitupun sebaliknya. Kuharap kalian mau menjadi saksi pemisah antara saudara Kim Taehyung kami dengan keluarga utama Kim. Apabila dikemudian hari ada hal-hal yang tidak diinginkan, Baik Kim Taehyung dan keluarga utama Kim tidak akan mempengaruhi baik dan buruknya."

Terkejut. Memisahkan diri dari keluarga utama adalah hal tabu dimasyarakat dan Kim Taehyung yang dikenalinya Sebagi orang dungu akan memisahkan diri?

"Jimin-ssi. Apa kau sadar dengan apa yang kau minta?"

Jimin tersenyum dan berkata. " Nyonya Kim kecil kami telah memutuskan. Ini sudah dipikirkan secara matang-matang. Tidak ada keraguan apapun, hanya saja tolong jangan biarkan orang luar mengetahui 20 keping koin tembaga yang kujanjika."

"Aku tidak berfikir Kim Taehyung bisa memiliki uang cukup banyak. Bahkan dia akan memberikan 20 keping koin tembaga hanya untuk bersaksi? Bahkan dia meminjamkan 10perak untuk Bae. Dari mana dia mendapatkan banyak uang."

"Apa aku terlihat perduli darimana dia mendapatkannya. Siapapun yang memberiku banyak keuntungan aku pasti akan memeluk paha besarnya."

"Kau benar. Kim Taehyung tidak pernah merugikan keluargaku jadi apakah aku harus perduli dengan hal lain selain uang untuk memberi makan keluargaku?"

"Ya. Dia hanya ingin kami menjadi saksi dan menjaganya dari keluarga Kim utama. Ini tidak salah. Sepanjang yang ku saksikan, Kim Taehyung selalu terlihat buruk saat mulut Kim Myung-soo terbuka. Tapi kita tidak pernah melihat hal sebaliknya. Rata-rata penduduk hanya mendengar Myung-soo karena dia anak yang dicintai oleh nyonya Kim. Setiap Kim Taehyung mencoba membela diri apa ada dari kalian yang mendengarkan? Kurasa memisahkan diri dari keluarganya adalah keputusan terbaik. Baik buruk yang dilakukan oleh masing-masing orang tidak akan mempengaruhi satu sama lain."

Mendengar diskusi yang samar-samar, baik Jimin maupun Jungkook menganggukan kepalanya Merasa puas. Pemikiran Dita benar-benar baik. Tidak ada lagi penindasan. Jika dikemudian hari, keluarga Kim utama memiliki problem, bukan kewajiban bagi Kim Taehyung untuk turut campur. Jika dikemudian hari keluarga Kim terguncang. Kim Taehyung tidak akan menerima dampak dari guncangannya. Ini hal baik, dan mereka merasa puas.

"Kurasa memisahkan diri bukan hal buruk. Mengingat bagaimana keluarga Kim dan Kim Taehyung tidak pernah berakhir damai dari waktu ke waktu. Dengan begini, hidup kim Taehyung hanya akan menjadi hidupnya begitupun dengan keluarga Kim. Tidak akan ada setetes air dari guci Kim Taehyung yang harus terciprat ke dalam wadah keluarga Kim." Choi Siwon menganggukan kepalanya, puas dengan gagasan ini.

Jimin menarik sudut bibirnya. "Itulah yang kami pikirkan."

Choi Siwon kembali menganggukan kepalanya. " Baiklah. . . Aku akan ikut bersama kalian kekediaman Bae dan Kim. Aku akan menyelesaikan kesepakatan ini secepatnya."
.
.
.
.
Tidak menunggu lama. Taehyung dan rombongan segera berangkat menuju kediaman Bae.

Bae Irene dan Bae Seungri terkejut oleh kunjungan kepala desa dan beberapa penduduk lainnya.

Kim Taehyung terlihat begitu bersemangat melihat Irene. "Irene-ssi.  Dita bersedia meminjamkan 10 perak padamu dan 5 perak sebagai hadiah murah hati dariku dan istriku untuk mu." Seru Taehyung antusias.

Jimin ingin memuntahkan 15liter darah jika hal itu bisa untuk dilakukan. Luar biasa 5 perak sebagai hadiah murah hati dariku dan istriku. Betapa agungnya istrimu, Kim Taehyung.

Wajah Seungri dan Irene memucat. Bagaimana Taehyung bisa mengatakan perihal utang dengan begitu gamblang. Bae adalah keluarga terpandang dan penduduk mendengar mereka akan memeras beberapa perak dari pria dungu.

"Saudara Taehyung, apa maksudmu dengan aku meminjam 10 perak?"

Taehyung mengerutkan keningnya dan berkata. "Kau memberitahuku, keluargamu tidak memiliki cukup uang untuk harga pengantin yang diinginkan ibuku. Dan meminjam 10 perak, apakah tidak seperti itu?"

"Wah. . . . Keluarga Bae akan meminjam uang pada seorang pria dungu.?"

"Ya-ya tapi haruskah ka-kau membawa begitu banyak orang untuk masalah pribadi kami?"

Jimin tersenyum miring dan berkata. "Nona Bae, ini sangat diperlukan, mengingat hal terakhir yang terjadi. Kami tidak ingin kesakitan untuk keduakalinya. Dengan begini tidak akan ada lagi kesalah pahaman. Kami tau saudaraku Kim Taehyung datang dengan niatan murni sekedar mengantarkan perak yang KAU PINJAM."

"Ya. . . Ya. . . Mereka datang denganku. Di-dita istriku takut jika aku menemuimu seorang diri, a-akan ada kesalah pahaman. Mereka mengantar ku."
.
.
.
.
.

Si dungu dan putri Disney sesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang