Bagian 40

300 68 2
                                    

50 vote langsung up.









Suasana menjadi sunyi, setelah keluarga Min dan Kim pergi meninggalkan ruangan Jung Ho-Seok, menyisakan 3orang dalam kebisuan. Pandangan Ho-Seok cukup rumit. Hatinya berdebar oleh kehadiran Hulli namun fakta bahwa dia berani mengacungkan belati diatas nyawanya tidak dapat di lenyapkan begitu saja.

Pikiran begitu kacau, ada banyak pertanyaan yang membungkus sentimen rasa miliknya.

"Ekhmm!" Deham Ho-Seok berusaha memecah keheningan. "Kau belum memberiku penjelasan. Kenapa kau datang dan berusaha melukai ku? Apa yang telah kulakukan padamu? Tepatnya kesalahan apa yang pernah singgah diantara kami, hum?" Tanya Ho-Seok masih dengan kelembutan yang tidak berkurang.

Hulli menatap wajah Ho-Seok penuh penghinaan. "Tidak tau malu! Kau pria tanpa kehormatan pernah kukenal dengan sifat tercela tanpa ampun. Kau bertanya kesalahan apa yang telah kau lakukan, eoh?" Hulli memberikan jeda pada ucapannya. Dia meraih lengan Ho-Seok dan melekatkan wajah Ho-Seok pada sosok kecil dihadapannya. "Kau lihat anak ini? Dia adalah apa yang menjadi bagian darimu. Dia adalah milikmu yang tidak kau inginkan. Kau. . . . Tercela! Setelah meniduri adikku dengan tidak tau malu kau. . . Kau pergi meninggalkannya begitu saja. Kau bahkan tidak perduli dengan kehamilan yang dimiliki adik ku. Sekarang bahkan kau dengan tidak tau malu mencoba merayu ku. Apa kau pikir kau layak? Kau hina, tuan Jung. Gelar hormatmu terlalu menjijikan untuk kusebutkan."

"Tunggu. . . Tunggu. . . Apa maksudmu, yang mulia? Meniduri adikmu? Kapan? Kenapa aku tidak dapat mengingatnya. . . . Bagaimana mungkin aku meniduri adikmu saat aku secara pribadi datang membawa proposal pernikahan padamu, bahkan raja Kim secara pribadi menyambutnya untuk mu."

"Berhenti memuntahkan omong kosong, yang mulia Jung! Tidak ada hal semacam itu yang datang padaku! Tidak pernah ada. . . "

Mata Jung Ho-Seok terbelalak mendengar penuturan itu keluar dari mulut Hulli. Bagaimana mungkin proposal tidak ada padanya. Bagaimana dengan malam panas yang pernah dilaluinya saat perayaan tahun baru di perbatasan Jiang Nan. Hari-hari berbalas surat untuk mengungkapkan perasaan kagum sepanjang waktu, kedekatan yang telah terbangun dari selembar kertas. Bagaimana dengan itu.  Mereka bersama selama ini. Mereka menjadi semakin intim dalam bercak tinta diatas kertas lantas bagaimana hal bisa menjadi seperti ini? Dia memiiki anak dengan adik dari Putri mahkota yang akan menjadi permaisurinya. Bagaimana segalanya menjadi tidak terkendali? " Omong kosong? Kau mengatakan ini adalah omong kosong? Putri Jiang Nan! Aku menghabiskan malam semi bersamamu di penginapan Lotus Jiang Nan. Kami berbalas kabar dengan selembar kertas dalam seminggu. Kami memiliki hunhan dekat yang solid dan kau menyebutku omong kosong." Jung Ho-Seok berjalan mengambil jubah gading yang tergantung di atas layar sekat. Dia mengambil beberapa lembar kertas dari kantong tersembunyi di baik jubah tersebut. Dia mengambilnya dan menyerahkannya dengan kasar pada Hulli.

Hulli ragu untuk semua jenak, dia meraih tumpukan kertas itu dengan sedikit langkah. Matanya menatap kertas dan Ho-Seok secara bergantian sebelum akhirnya meraih kertas tersebut dan membacanya. Belum sampai dia membaca, mata Hulli sudah terbelalak lebar mengenali tulisan tangan yang terdapat pada kertas itu. Dilli! Itu adalah tulisan Dilli. Dillinya menggunakan namanya untuk berbalas surat dengan Ho-Seok. "Apa yang terjadi sebelum musim semi?" Tanya Hulli lirih seraya berbisik.

"Aku ingat menunggumu cukup lama di restoran Lotus merah, saat aku dalam penantian, adikmu Putri Dilli datang sebagai perantara, kau masih dalam perjalanan dan dia merasa kasihan berada di negeri yang asing tanpa teman, untuk itu dia menawarkan diri untuk menunggu bersamaku. . . ."

Mendengar cerita Ho-Seok, Hulli tidak dapat menahan diri untuk mendesah frustasi. Ini adalah siasat. Adiknya bermain kotor pada calon suaminya. Dan dia datang dengan keluhan yang tak tertolong. Hulli menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam. Ini adalah kesalahan. Negeri Jiang Nan berhutang banyak kehormatan pada keluarga Chong. Ini adalah penghinaan besar. Negeri Jiang Nan tidak tertolong, jika kedepannya negeri Chong datang dengan pasukan, bukan salah Chong atas keruntuhan dinasti Jiang, karena keluarga dari kepemimpinan mereka telah membawa trik kotor untuk menghina proposal kehormatan untuk mereka.

Detik berikutnya Hulli sudah berlutut di atas lantai kayu yang kasar. Kepalanya tertunduk, dengan dua tangan menyerahkan secara hormat sebuah belati tajam. "Aku Putri mahkota Jiang Nan, Kim Hulli meminta penebusan dosa ditangan panglima Jung. Segala kesalahan, segala penghinaan yang di dapat oleh panglima Jung, akan ditebus secara pribadi oleh yang rendah ini. . Ku mohon yang mulia mengampuni kesalahan adik yang rendah ini dari kesalahan. . . ."

"Apa yang kau bicarakan? Bagaimana bisa aku meletakkan tangan ku diatas kepalamu, yang mulia. . . . Tapi aku bisa meletakkan masalah ini tetap pada titik ini, dengan satu kondisi."

Hulli mendongakkan kepalanya. Menatap lekat Ho-Seok. "Jika memang bayi Duan adalah milikku makan akan tetap seperti itu, namun aku akan tetap mengambilmu sebagai istriku. Suka atau tidak, kau tidak dalam kondisi untuk menolak."

Mata Hulli berkedip beberapa kali layaknya orang idiot.  Bagaimana bisa dia menikah dengan Hoseok saat adiknya bahkan memilih jalan kotor demi Hoseok dan juga mereka telah dikarunia'i seorang anak. Meskipun bukan keinginan Hoseok namun Duan nyata adanya.

.
.
.
.
.
Dita area

Taehyung menyeret ku, dia benar-benar sudah menenggak cuka. Meskipun aku berusaha dengan keras agar tidak terseret namun aku gagal. Dia terlalu kuat.

"Kim Taehyung! Bisa kau lepaskan tanganku? Ini menyakitkan." Ucapku berusaha membebaskan diri.

Aku nyaris terjerembab karena Taehyung berhenti secara tiba-tiba. Dia berbalik menatapku. "tidak saat kau belum berjanji akan menjauhi istri Min Yoongi."

Bagaimana itu, hum? Suamiku takut jika aku bermain gila dengan seorang wanita , aku bahkan pernah berada di dapur berdua saja dengan Yoongi namun responnya tidak seperti ini. Dia hanya bertanya, "Hyung! Kau tidak sibuk, bukan? Jadi tolong tetap disini bersama Dita dan bantu dia."

Konyol! Itulah yang dapat ku gambarkan untuk sosok priaku. Dia tidak masalah jika aku bersama pria lain kecuali Taeyong dan Myung-soo semua akan baik-baik saja.

"Itu mustahil! Jin Hee sudah seperti adik bagiku,kami berbagi banyak hal baik bersama jadi maaf, aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu yang ini." Jawabku dengan nada penuh kelembutan.

Taehyung kecewa, bibirnya mengerucut, dia terlihat hendak menangis. "Kalau begitu berjanjilah padaku tidak ada kontak fisik yang terlibat." Dia merengek seperti anak 7tahun yang pergi ke pasar malam bersama orang tua mereka namun pulang dengan tangan kosong. Merengek, mengerucutkan bibirnya dan menghentakkan kaki tanpa malu.

Berbicara tentang anak seketika aku mengingat bayi Duan. "Sebaiknya kita tidur lebih awal, besok kita harus pergi ke pedalaman hutan. Banyak bahan dari tumbuhan yang harus kita cari dan gunakan untuk bayi Duan."

"Bayi Duan? Apa bayi itu sedang sakit?"

Eoh benar, Taehyung tidak ada disana saat kami membicarakannya.

"Seseorang meracuni ibunya saat Duan masih dalam kandungan. Ibu Duan telah mati dan dia harus mengalami kebisuan jadi aku berencana mencari penawar untuknya besok."

"Tidak diijinkan! Kau hamil, ingat? Jika terjadi sesuatu aku akan gila."

Aku hanya bisa menghembuskan nafas jengah. Tentu Taehyung tidak akan mengijinkannya. Aku tengah mengandung bayi kembar miliknya jadi dia pasti akan menentang. " Apa kau tidak merasa kasihan pada Duan?" Tanyaku sambil membelai surau hitam miliknya.

Dia menggeleng ribut. Tentu Taehyung kasihan pada bayi itu namun dia benar-benar khawatir dengan anaknya. "Jika Hoseok Hyung mau membawa banyak pengawal untuk menolongmu dan menjaga kita tetap aman. . Aku akan membiarkannya."

Itu bukan masalah besar. Ini adalah masalah putra mereka tentu panglima perang dengan senang hati menerima kentang panas ini.

Si dungu dan putri Disney sesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang