Dapur umum telah dibuka, Dita bersama Taehyung dan pasangan Min melihat jamuan yang telah dipersiapkan, sebelum para pengungsi kembali setelah membersihkan diri mereka.
"Begitu banyak jumlah mereka, apa ini akan baik-baik saja?" Pandangan Taehyung mengedar, menatap ratusan orang yang tengah mengantri untuk membersihkan diri.
Tangan Dita terlipat didepan dadanya, dengan santai dia berkata. "Tidak perduli seberapa banyak jumlah mereka. Kedai kami harus tetap melayani mereka. Jangan melihat bagaimana uang kita pergi tapi lihat bagaimana jika kita berada diantara mereka. Kedinginan, kelaparan. Apa kau bisa membayangkannya? Hidup tanpa tempat untuk bernaung."
Pelajaran penting selama hidup dita saat mendedikasikan diri sebagai kepala negara, memaksanya menatap kepahitan sepanjang hari. Bergelut dengan tangis rakyat yang merindukan uluran tangan dari orang lain.
Saat mengucapkan pemikiran itu, air mata Dita telah merembes. Mengingatkan-nya pada kekacauan-kekacauan dikehidupan sebelumnya.
Taehyung tertegun, dia menjangkau air mata di pipi Dita. "Kau menangis?"
Sebelumnya Dita pernah pergi ke berbagai wilayah untuk membantu korban bencana dan sekarang dia kembali pada titik semula. Hati terasa berdenyut. Tidak perduli dimana pun dia berada, dia selalu dihadapkan dengan situasi yang nyaris sama.
Matanya memandang jauh dan bergumam. "Ini sangat sulit untuk mereka. Kekeringan, serangan belalang, penjarahan. Siapa yang ingin hidup di dunia semacam itu. Lihatlah anak-anak yang tidak mengerti apapun. Mereka hanya menerima kelapar tanpa tau alasan kenapa mereka harus menerimanya?"
Pandangan Taehyung mengedar, menyapu anak-anak lemah yang terkulai didalam dekapan orang tuanya. "Apakah Kaisar tidak mengetahui hal ini?" Tanya Dita mengejutkannya.
Taehyung menggelengkan kepalanya dengan perasaan malu, dia menunduk dan menjawab. "Aku sangat rendah, jangankan kaisar, bahkan pemerintahan terendah di desa aku tidak mengenal mereka."
Ya. Suaminya sangat dungu, apa yang ingin dia harapkan dari Kim Taehyung? Dia mengenal tuan muda sebatas Namjoon dan Yoongi, itupun berkat perempuannya dengan Dita.
Melihat bagaimana Taehyung merasa bersalah, Dita menyesal telah menyentuh titik lemah suaminya. Dita tersenyum lembut, dia meraih kepalan tangan Taehyung dan menghiburnya. "Aku tidak mengenal siapapun. Tapi kita bisa bertanya pada saudara yang lain."
Sedikit lebih tenang. Selalu ada jalan dalam kesulitan saat dia bersama Dita. Merasa puas, dia tidak lagi menundukkan kepalanya, dan mulai membantu pegawai yang tengah membagikan makanan untuk para pengungsi.
"Semakin larut, cuaca akan semakin dingin. Dimana mereka akan bermalam?" Tanya Taehyung sembari menuang bubur halus kedalam wadah dan membagikannya.
"Dimana Joon gonzi?" Tanya Dita mengedarkan pandangannya.
"Aku disini. . . Aku disini. . ." Teriak Namjoon berjalan mendekat kearah Dita dan Taehyung.
Saat mendengar suara Namjoon seketika dia memandang ke sumber suara dan mata Dita terpaku oleh sosok rupawan yang tengah berjalan bersamanya. Pria maskulin dengan rahang tegas, tinggi ideal yang sangat sempurna. Pipi Dita memerah, mengagumi ketampanan itu. Dan lamunannya buyar saat tangan besar mencubit daging tebal diarea pinggangnya.
"Aku suamimu!"
"Tidak ada siapapun yang menyebutmu sebagai anak ku." Kata Dita mengingatkan Taehyung.
Dita menyerahkan tugasnya pada yang lain dan bergegas menyambut Namjoon beserta temannya.
"Dita-ssi! Segalanya terlihat luar biasa. Kau bekerja dengan baik." Komentar Namjoon setelah berkeliling mengamati situasi.
"Semua berkat kerja keras semua orang. Dan juga berkat bantuan mu." Dita senang, tidak mengecewakan orang yang telah mempercayainya. Namjoon-pun terlihat begitu puas atas kerja keras mereka.
Namjoon berbalik menatap rekan yang terus mengedarkan pandangannya pada pengungsi. "Eoh Jun Wang, dia adalah nona Kim ( menunjuk Dita) saudaraku yang telah membantu merawat pengungsi dari kota Chong." Kata Namjoon mengenalkan Dita pada Jun Wang nama kehormatan dari Jung Ho-Seok.
Ho-Seok menatap Dita sekilas.sudit bibirnya tertarik namun tidak ada satu patah kata yang keluar. Begitu dingin dan terlihat menyebalkan.
Senyum Namjoon perlahan membeku setelah melihat reaksi Ho-Seok terhadap Dita.
Namjoon menarik lengan baju Dita dan berbisik. "Jun Wang dari negeri es, jangan terkejut jika dia begitu dingin, kau harus khawatir saat Jun Wang mulai tertawa itu menandakan dia gila."
"Tidak masalah pria dengan karakter dingin sangat menggetarkan. Aku bisa mengatasinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Si dungu dan putri Disney sesungguhnya
Fanfictionsepulangnya dari pertemuan negara, Dita memutuskan untuk mengunjungi salah satu Museum Nasional di Korea. Nasib Dita begitu sial, dalam kunjungannya, sekelompok pencuri aterfak datang untuk mengambil salah satu batu giok yang menjadi koleksi Museum...