Hai derssay, apa kabar nih hari ini?
Btw gess, mutualan kuy. Orang baik, orang ramah yang mau, langsung DM aja ye..😂Wokeh, tanpa basa-basi, mari kita lanjut ke ALVAORA. Aniway, makasih buat support nya kemarin. Sayanggg deh, sama kalian semua.
Lop u all💞
_____________________________________
"Makan dulu non." Ujar perempuan paruh baya itu pada anak maji_ck ralat pada majikan nya.
Sang majikan tersebut adalah gadis remaja yang tinggal sebatang kara tanpa mama atau pun papa. Dari dulu sampai sekarang, dia sama sekali tidak mengenal apa itu defenisi keluarga, yang ia tau hanya diri nya saja dan pembantu yang di panggil nya ibu.
Alvaora yang sedang bersantai ria diatas sofa, hanya tersenyum hangat. Sambil menikmati sekotak cemilan nya yang bermerk beng-beng itu disana. Entah apa istimewa nya coklat crispy itu, sampai saat ini masih jadi misteri seorang psychopath muda pecinta coklat murah berkemesan merah pula.
"Ibu kok manggil non lagi sih, Ala aja bu." Sanggah nya, sambil memasukkan sepotong coklat yang berbentuk batang itu kedalam mulut nya. Bukan nya menjawab, sang pembantu malah sibuk membereskan bungkus plastik dan sisa makanan majikan nya yang berserakan diatas meja bundar ruang keluarga.
"Bibi merasa gak pantas non."
Aurora terdiam sejenak, pandangan nya terkunci pada sebuah foto yang berbingkai kaca di atas dinding sana. Disitu terlihat sepasang suami-istri yang bahagia dengan dua orang anak laki-laki dan perempuan di tengah-tengah nya. Ara tersenyum getir, foto itu diambil sekitar sepuluh tahun yang lalu.
"Papa Buna, kalian dimana?" Tanya nya sendu, yang seolah-olah tidak menuntut jawaban apa-apa. Kemudian tatapan nya teralih pada seorang bocah kecil laki-laki yang sepantaran dengan nya, ia kembali tersenyum kecut.
"Selamat bertemu kembali, Alez nya Ala. " sambung nya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAORA
Romance"Lo milik gue..! " Tekan Alvarez benar-benar tidak ingin dibantah. Aurora tersenyum sinis, "Ambil..! Kalau lo bisa. " Jawab nya dengan sebuah senyuman remeh. Netra laki-laki itu naik turun secara beraturan, seolah-olah sedang menilai penampilan g...