Aduh, udah pada lupa ternyata sama babang Ken. Tapi nggak papa, kalian cuma perlu sksd aja sama suami nya Acha dan Cherry, xixii...
Makasii btw gengs, yang udah jebolin notif wp Tataa. Serius dah Tataa ngeja nya sampek berkali-kali, gila kali ya satu huruf dijadiin satu comment kan, wkwkwk..
Aaaa, seneng banget deh diperhatiin sama kalian.Lop u sekebon❤
___________________________________________
Setelah acara akad dan resepsi segala macam selesai, akhirnya kedua pasutri itu sudah diperbolehkan untuk istirahat. Seperti rencana awal, malam ini mereka bakal nginap dihotel, mungkin besok atau lusa baru Alvarez mengajak istri nya untuk tinggal di Apartemen.
"Satu impian aku udah terwujud, berarti tinggal satu lagi." Ujar Alvarez membuka suara, laki-laki itu tersenyum senang sambil mengusap-usap kepala perempuan yang bersandar didada nya.
Gadis itu menautkan kedua alis nya, bingung. Tangan mungil nya mulai nakal, menggambar pola abstrak didada bidang milik suaminya.
"Tangan nya, sayang." Intruksi Arez yang membuat Ara terkekeh geli.
"Emang impian kamu apa?"
"Mau bantu wujud-in emang?" Jawab Alvarez, kembali dengan pertanyaan.
Gadis itu melepas pelukan nya, kepala nya mendongak memperhatikan wajah tampan milik suami nya.
Aurora terlihat lucu dengan mata bulat dan pipi nya Chubby nya yang begitu menggemaskan. Perlahan tangan Alvarez mulai membelai setiap inci dari wajah lugu milik istri nya.
"Impian nya apa sih?"
"Kalau aku kasih tau, berarti kamu harus mau bantu wujud-in nya." Ujar Alvarez dengan suara serak-serak basah, pandangannya tak terlepas dari wajah cantik Aurora. Seketika gadis itu langsung bergidik ngeri menyadari perubahan tatapan intens netra suami nya.
"Ra..." Panggil nya lirih.
"Hm?"
Alvarez menunduk, dan__
Cup!
Aurora tersentak kaget, karena tiba-tiba Alvarez mencium perut ratanya dibalik piama bermotif hitam putih itu. Jantung nya langsung berpacu diluar batas normal, perlakuan tiba-tiba Alvarez membuat darahnya berdesis didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAORA
Romance"Lo milik gue..! " Tekan Alvarez benar-benar tidak ingin dibantah. Aurora tersenyum sinis, "Ambil..! Kalau lo bisa. " Jawab nya dengan sebuah senyuman remeh. Netra laki-laki itu naik turun secara beraturan, seolah-olah sedang menilai penampilan g...