Part 27

1.7K 119 62
                                    

Maapkan, kalau makin lama update nya :((


"Sedang apa kau disana?"

Aurora menahan nafas nya, deg-degkan. Tiba-tiba saja otak nya buntu seketika. Jangan sampai aksi mereka gagal sebelum misinya tercapai.

Tap tap tap!

Suara derap langkah sepatu itu semakin dekat, membuat jantung Aurora nyaris melompat didalam sana.

Gadis itu memejamkan matanya sebentar, sebelum akhir nya memutuskan bersembunyi dibalik tirai yang lumayan besar.

"Jangan coba-coba sembunyi!"

Terdengar suara bas yang sangat asing diindra pendengaran Aurora. Ia menjulurkan kepala sedikit mengintip siapa pemilik suara asing itu.

Pandangan nya jatuh pada dua orang laki-laki yang berbedan kekar. Mereka menggunakan pakaian serba hitam, dengan kalung rantai yang melingkar dileher kedua nya.

"Seperti nya tidak ada orang boss!" Ujar teman yang satu kepada laki-laki botak bertato gambar Naga di wajah bagian bawah mata nya. Sungguh penampilan yang sangat menyeramkan

"Lalu tadi itu suara apa?"

"Mungkin saja kucing peliharaan Almarhum Aden boss!"

Kaki-kaki itu mengangguk pelan, meskipun mata nya masih berkeliaran menelusuri sudut ruangan dengan tatapan curiga dan tajam.

"Ayo kita kembali berjaga ke depan!"

Aurora mengusap dada nya lega. Dua laki-laki itu sudah pergi setelah kembali memadam kan penerangan di mansion madam nya.

Dengan hati-hati gadis itu keluar dari sebalik tirai. Ia sedikit membenarkan ikat rambut nya yang melonggar, lalu kembali memakai topi hitam.

"Kenapa Lo sembunyi?"

Deg!!

Gadis itu kembali tergelonjak kaget. Mungkin kah dia ketahuan? Namun sebelah mata nya menyipit, memastikan sosok dua manusia yang berada didepan nya.

"Gue kaget bangsat!"

Aurora menghela nafas nya, kasar. Ternyata itu Pelangi dan Tinta yang berjalan mengendap-endap tanpa menghidupkan penerangan sama sekali.

"Lo kenapa kaget gitu?" Tanya Tinta sembari menaikan sebelah alis nya heran.

Sedangkan pelangi hanya diam, bersembunyi dibelakang Tinta. Jujur saja, dia belum pernah melakukan aksi se mainstream ini.

"Tadi ada dua orang bodyguard papa nya Gariz, untung saja gue cepat sembunyi." Jelas Aurora.

Tinta mengangguk mengerti, "Udah kebuka kamar nya?"

"Udah, ayo masuk!"

Namun Pelangi masih diam ditempat. Rasa nya sangat tidak berani memasuki ruangan yang lebih gelap itu.

"Kenapa Lo? Berani diluaran sendiri?"

Gadis itu melirik Tinta sekilas, lalu ia menggeleng ragu, "Lo pada yakin, arwah nya Gariz nggak gentayangan di sana? Dia baru meninggal lho, dan ini malam Jum'at." Sarkas Pelangi yang langsung mendapat kan toyoran dari Tinta.

ALVAORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang