Nggak tau mau ngomong apa-apa, inti nya makin kesini Tataa makin bingung sama cerita sendiri, huftt :(
Mati rasa, eh nggak deng mati ide maksud nya.. :(
Makasii, buat yang masih mau baca, vote and comment.
Lop u segede tong.
______________________________________
"Tuhkan, kamu menang lagi!" Rengek Aurora yang sedari tadi sudah mendumel tidak jelas.
Pasal nya sekarang mereka lagi main game yang entah apa nama nya, yang penting siapa yang berhasil memasukkan pensil kedalam baskom kecil itu berarti sang empu di nyatakan menang. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, yang menang berhak sepenuhnya atas yang kalah.
"Ya salah kamu, lempar nya lembek kek cacing gitu."
"Kok nyalahin aku, orang kamu nya aja nggak mau ngalah sama istri sendiri. Kata nya cinta..." Aurora mengerucut kan bibir nya kesal.
"Ya cinta, tapi nggak gitu juga konsep nya sayang. Ini kan kita lagi main game."
"Ck, sekarang kamu mau apa?" Tanya gadis yang muka nya sudah penuh dicoret-coret oleh Alvarez, ya memang diri nya selalu kalah.
"Kiss me!" Tunjuk Alvarez pada bibir merah muda nya.
What the fu*___?!
Aurora membulat kan mata nya sempurna. Ya tau mereka udah halal, tapi jangan ngelunjak juga tuan Alvarez.
"Jangan aneh-aneh dong sayang, masa hukuman nya gitu?" Aurora membujuk Alvarez dengan mengeluarkan jurusan andalan, apalagi coba kalau bukan mengeluarkan puppy eyes nya plus dengan panggilan sayang nya.
Laki-laki itu malah menyeringai, "aku nggak aneh-aneh byy, minta nya sama istri sendiri lho, bukan sama cewek lain." Goda Alvarez sambil menaik turun kan alis nya.
"Kamu mau selingkuh gitu?!"
"Ya bukan lah, mana berani aku. "
"Terus tadi kamu bilang___"
Cup!
"Kelamaan sayang, masa minta one kiss aja drama nya nyampek se-part cerita wattpad."
Aurora membeku sesaat, jauh berbeda dengan laki-laki itu yang malah tersenyum jahil, sambil mencolek-colek dagu istri nya. Wajah kaget Aurora terlihat sangat menggemaskan dimata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAORA
Romance"Lo milik gue..! " Tekan Alvarez benar-benar tidak ingin dibantah. Aurora tersenyum sinis, "Ambil..! Kalau lo bisa. " Jawab nya dengan sebuah senyuman remeh. Netra laki-laki itu naik turun secara beraturan, seolah-olah sedang menilai penampilan g...