Dyastika Sudarman dan Arta Laksono.
Pertemuan mereka bermula saat Ika kelas 1 SMP. Banyak mata pelajaran baru dimana gadis ini susah memahami. Suatu saat, guru fisika memberikan tugas kelompok. Ika satu kelompok dengan Tiwi. Mereka diskusi saat pulang sekolah sambil menunggu mobil jemputan di bangku panjang.
'Rumusnya gimana Ika?'
'Makanya aku bingung. Banyak sekali rumus di pelajaran ini, Tiwi.' Ika membolak balik buku paket.
'Pokoknya cari yang ada volumenya. Atau nyerempet tentang volume.'
'Iya, ini masih aku baca.'
Arta yang sudah kelas 3 SMP, yang kebetulan berdiri tak jauh dari mereka, mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Kalian ada PR ya? Mata Pelajaran apa?" Arta memancing dengan pertanyaan awal.
"Nggak. Nggak ada apa-apa kok.' jawab Ika seolah tak ingin di ganggu.
Ika menduga Arta seperti kakak kelas cowok lainnya. Sering mengejek atau menggoda gadis." Kalian cari apa? Berat massa jenis? Gaya? Atau apa?"
"Ini lho kak tugasnya... " Dengan santainya Tiwi memberikan buku yang sudah terbuka kepada Arta.
"Tiwi! Ngapain di kasih. Kita kan nggak kenal... " Bisik Ika seakan keberatan apa yang dilakukan temannya ini.
Arta tersenyum mendengar apa yang diucapkan Ika. Dia duduk di sebelah Ika, sedangkan Tiwi berdiri di depan Arta."Mungkin dia bisa bantu. Jadi kita nggak perlu mikir dalem-dalem." bela Tiwi.
"Ntar dipikir dia, kita bego. Nggak mau usaha." balas Ika tak mau kalah.
"Yang belum kelar cuma 1 nomor doank. Yang lain kan uda selesai..." balas Tiwi lagi.
"O... Ini sih gampang aja. Kamu liat, yang di ketahui apa aja. Gini caranya!" Kata Arta dengan memangku buku sambil mencorat coret.
Dua gadis ini memperhatikan dengan serius.
"Nah! Ketemu kan?!" Arta memberikan coretan terakhir di buku itu.
"Eh iya...ternyata gampang ya..." kata Ika dengan ceria.
"Yeeeeee....tadi nggak mau di bantuin. Sekarang cengar-cengir." ejek Tiwi.
"Kan kita nggak kenal dia, Wi. Kata papi nggak bileng ngomong ke orang asing..." Ika mengeluarkan alasannya sambil meringis tanpa dosa.
"Ya udah. Kalo gitu, kita kenalan dulu. Namanya siapa?" tanya Arta basa-basi dengan mengulurkan tangannya. Padahal dia sudah tau nama 2 gadis ini saat menguping tadi.
Tiwi mengulurkan tangannya lebih dulu, lalu ia menyebutkan namanya.
Disususl Ika, "Ika, makasih ya kak Arta...."
"Sama-sama. Kalian kelas berapa?"
"Kelas 1 SMP." jawab mereka kompak dan terkekeh.
"Masih bingung dapat pelajaran baru ya?" tanya Arta.
Mereka menjawab dengan anggukan.
"Ntar lama-lama uda terbiasa kok. Kalo nggak ngerti, bisa tanya aku. Nggak papa kok..."
"Beneran nggak ngerepotin?" tanya Tiwi yang terlihat lebih berani berkomunikasi dengan Arta.
"Nggak donk. Supaya aku juga ingat rumus-rumusnya. Tahun ini aku Ujian Nasional. Jadi ya kayak latihan...."
"Terus, kalo kita nggak ngerti, kita ke kelas kak Arta?" tanya Ika, akhirnya dia bersuara.
"Terserah! Mau di kelas boleh. Mau di kantin boleh. Mau kayak gini juga boleh." jawab Arta dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
#3 (Never) Walk Alone=={END}
RomanceCerita ini tentang Arta Laksono. Sepupu Aji (Cinta yang berliku) dan Angga (A Drama). Ini silsilah nya. Jangan tanya silsilah ortunya ya. Emak bingung cari nama. 1. Arta + Akmal 2. Abimana+Amira+Aksa 3. Angga+Arya 4. Aji+Amar 5. Aline+Adila