Bab 6

1.5K 189 25
                                    

Hari Minggu, siang hari.

Linda, Anggi dan Raka makan bubur ayam di depot. Di sela-sela makan, Linda menceritakan tentang permintaan Ika.

"Terus kamu kasih jawaban apa?" Tanya Anggi.

"Jelas nggak mau, Nggi. Aku aja belum ada kepikiran buat nikah.
Selain itu, kamu tau kan berita jaman sekarang?
Banyak kasus KDRT. Aku jadi makin takut nikah....."

"Belum lagi yang selingkuh...." balas Anggi.

"Cieee....yang pernah di selingkuhi...." ucap Raka dengan nada mengejek dan menyengir.

"Soalnya kamu nggak pernah tau rasanya di selingkuhin sih Ka......" balas Anggi.

"Dia mana pernah pacaran? Eh tunggu! Jangan-jangan....." Linda menggantungkan kalimat dan menatap Raka.

"Aku masih normal, Lin. Hanya saja belum nemu yang cocok.
Aku mau kok nikah sama cewek..."

"Terus, kamu cari yang gimana? Di rumah sakit, kamu itu jadi idola perawat. Kamu ajak makan bakso, pasti mereka uda klepek-klepek." Canda Linda.

"Ya nggak gitu juga kali, Lin...." kata Raka.

"Aku mau cewek yang ngeliat sosok Raka itu sendiri. Bukan Raka seorang dokter." lanjut Raka.

Ponsel Linda berdering, muncul nama Ika.

"Iya mbak?" Sambut Linda ketika menerima panggilan.

" Kamu dimana?" tanya Ika.

"Aku lagi makan di WR Supratman."

"O...kebetulan! Kalo uda selesai, minta tolong jemput aku ya? Aku di Imam Bonjol."

"Emangnya mas Arta kemana?"

"Tadi kita ke Imam Bonjol barengan. Dia mancing sama temannya. Aku pengen pulang. Capek, Lin...
Kalo nunggu kak Arta kelamaan....."

Linda menghela nafas.

"Iya mbak, ntar aku jemput. Kirim aja alamat lengkapnya."

"Makasih Lin......"

Linda meletakkan kembali ponselnya.

"Ika?" tanya Anggi.

"Iya. Aku di suruh jemput."

"Ya uda Lin, jemput aja. Kasian..." Raka bersuara.

"Kalo liat tubuh kurus nya, memang kasian.
Tapi kalo uda nyuruh-nyuruh nikah itu ngeselin.... " Oceh Linda di susul tawa 2 temannya.

Sekitar 2 jam berikutnya, Linda tiba di rumah yang cukup luas. Rumah Bunda.

Setelah mengucapkan salam, Ika mempersilahkan masuk dengan lambaian tangannya.

"Duduk sini Lin...." ucap Ika sambil menepuk single sofa yang ada di sebelahnya.

'Ini siapa aja? Kok rame banget...' batin Linda saat melihat sepupu Arta berkumpul.

Linda masuk sambil tersenyum dan menganggukkan kepala. Beberapa diantara mereka membalas senyum Linda. Tapi ada juga yang tak peduli, sibuk dengan dunianya sendiri.

"Bun, kenalin ini Linda. Sahabat Ika." Ika memperkenalkan Linda kepada Bunda.

"Ini Bunda, Lin. Tante nya kak Arta...." lanjut Ika.

Linda tersenyum dan mencium punggung tangan Bunda.

"Ini yang kerja di rumah sakit ya?" tanya Bunda.

"Iya Bunda... " Jawab Linda dengan senyuman.

"Linda ini calon istrinya kak Arta...." celetuk Ika dengan tersenyum.

#3 (Never) Walk Alone=={END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang