"Luda, Umji, Chaeyeon, Lia... Selain mereka berempat perempuan, gak ada kesamaan lain yang bisa dijadiin motif kenapa mereka dibunuh," ucap Hyusuk sambil melihat kertas yang berisikan nama korban.
"Hah kenapa juga gw harus mikirin kasus itu sih," ucap Hyunsuk sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Tapi dibanding itu, gw masih penasaran sama kode yang ada dichat Yeonjun sama Junkyu. Arghhh gw pusing!"
"Pusing banget lo keliatannya," ucap seseorang tiba-tiba dari jendela kamar Hyunsuk.
"Yeonjun bangsat! Ngagetin lo"
"Haha sorry. Mikirin apa si lo? Kasus yang pembunuhan itu?"
Hyunsuk mengangguk, "gw gak mau pembunuh itu ngebunuh orang lain lagi"
"Lo udah tau siapa pelakunya emang?"
Hyunsuk mengangguk, tapi kemudian dia menggeleng.
"Labil anjing. Jadi yang bener yang mana? Lo udah tau atau belum?" tanya Yeonjun yang sudah sedikit kesal.
"Udah sih... Tapi gw belum punya bukti buat nunjukin kalau dia pelakunya. Dan lagi, pelakunya bukan manusia biasa," ucap Hyunsuk.
Yeonjun menaikan sebelah alisnya, "bukan manusia biasa? Maksud lo?"
"Pelakunya... 'dia' salah satu kaum kita," ucap Hyunsuk sambil menatap Yeonjun serius.
Yeonjun sedikit terkejut, bagaimana bisa? Karena setau Yeonjun, yang bukan manusia biasa di kampus itu hanya dirinya, Hyunsuk, dan Soobin.
"Gimana bisa? Kan yang-"
"Lo gak tau kan kalo ada 'yang lain' selain kita?" tanya Hyunsuk yang dibalas anggukan oleh Yeonjun.
"Gw juga awalnya mikir cuma kita bertiga, tapi ternyata ada dua orang lagi selain kita," jelas Hyunsuk.
"Wow that's a big news!"
"So Inggris lo anjing!"
"Yee biar kaget gw keren dikit lah. Jadi, siapa pelakunya?"
"Gw bakal kasih tau, tapi lo jawab dulu pertanyaan gw"
Yeonjun mengangguk, "sok tanya aja, gw bakal jawab"
"Siapa Junkyu? Maksud gw, siapa Junkyu sebenarnya?"
Yeonjun terdiam, dia ragu harus menjawab pertanyaan itu atau tidak. Disatu sisi dia sudah berjanji pada Junkyu untuk tidak memberitahu kepada siapapun. Dan disisi lain, dia penasaran siapa dalang dibalik pembunuhan di kampus nya.
"Kapan-kapan aja deh lo kasih tau gw, gw lupa belum ngerjain tugas hehe. Bye boncel!" ucap Yeonjun lalu lompat dari jendela kamar Hyunsuk.
"Choi Yeonjun bangsatttt!"
•••
Mood Hyunsuk pagi ini benar-benar tidak bagus. Dia telat berangkat ke kampus karena terlalu larut dalam memikirkan kasus itu, dan sialnya dia juga lupa mengerjakan tugas.
"Ah sial!" maki Hyunsuk entah pada siapa.
"Marah-marah terus, nanti cepet tua," ucap seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu berpapasan dengannya.
"Ck, gw lagi kesel"
Gadis itu mengangguk, "gimana? Udah nemu titik terang dari motif kasus pembunuhan itu?"
Hyunsuk memutar bola matanya malas, "pliss ya yen, gw lagi pusing lo malah nanyain kasus itu. Gak manusiawi lo!"
"Lah gw kan emang bukan manusia"
"Y-ya tapi kan... Ah terserah!" ucap Hyunsuk lalu pergi menjauh dari Yena.
Yena yang melihat Hyunsuk frustasi hanya cekikikan, "lucu banget haha"
Saat sedang berjalan, netra Hyunsuk tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.
"SOOBIN!" panggil Hyunsuk.
Soobin yang merasa dipanggil pun menghampiri Hyunsuk, "kenapa bang?" tanyanya.
"Gak papa sih, manggil aja. Btw, lo udah dapet bukti kalo 'dia' pelakunya?"
Soobin menggeleng, "belum bang. 'Dia' main bersih, jadi susah buat dapetin bukti"
Hyunsuk mengangguk paham, "ah gitu, susah kalo gini"
"Tapi mungkin kita bisa jebak 'dia'," ucap Soobin.
"Caranya?"
"Nah itu yang belum gw pikirin bang hehe"
Hyunsuk menjitak kepala Soobin, "gw pikir lo udah tau caranya. Yaudah nanti aja mikir caranya gimana, kelas gw sebentar lagi mulai nih. Duluan ya bin," ucap Hyunsuk.
Bodoh, batin seseorang yang sedang mengintip obrolan mereka berdua dari balik tembok.