"Droping all my money yeaa~" gumam Junkyu sambil berandai dia sedang menghamburkan uangnya.
"Ehh apaan tuh rame-rame?" ucap Junkyu sambil memicingkan matanya.
Karena penasaran, Junkyu akhirnya menghampiri kerumunan tersebut. Berbeda dengan Hyunsuk yang harus menerobos kerumunan dari bawah, Junkyu dengan mudahnya mengintip dari celah atas.
"Anj- mayat lagi?! Gw harus cari bang Hyunsuk!" ucapnya lalu meninggalkan kerumunan itu untuk mencari Hyunsuk.
"BANG HYUNSUK!!" teriak Junkyu di kantin gedung fakultas Hyunsuk.
Ya, setelah mendapat info kalau Hyunsuk sedang berada di kantin, pemuda koala itu langsung berlari kesana.
Hyunsuk kebingungan melihat Junkyu berlari kearah nya sambil berteriak, "kenapa lo?"
"Bentar gw nafas dulu," ucap Junkyu lalu mulai mengatur nafasnya.
Ketika nafasnya sudah stabil, dia mulai menceritakan apa yang dilihatnya barusan. Mendengar itu dari Junkyu, Hyunsuk langsung bangkit dari duduknya dan langsung menuju tempat yang Junkyu ceritakan.
"BANG TUNGGUIN!" teriak Junkyu sambil berlari mengejar Hyunsuk.
"Gw terlambat," gumam Hyunsuk sambil mengepalkan tangannya kuat.
Disana, didepannya, tergeletak seorang mayat perempuan. Dengan luka yang sama seperti ke empat mayat sebelum nya.
"Oh lo udah tau ternyata," ucap seorang gadis disampingnya.
Hyunsuk menoleh kesamping, "kenapa? Kenapa gak lo cegah?"
Gadis itu menaikan sebelah alisnya, "kenapa gw?"
"KARENA LO BISA BACA PIKIRAN NYA CHOI YENA!" bentak Hyunsuk.
Karena bentakan Hyunsuk, otomatis semua perhatian orang tertuju kearah mereka berdua.
Yena meminta maaf kepada semua orang disana, lalu menarik Hyunsuk ke tempat yang agak jauh dari kerumunan itu.
"Lo gila? Lo teriak gitu malah ngundang banyak perhatian orang, termasuk si pelaku!"
"Maaf, gw kalut. Gw cuma ngerasa gak berguna aja, padahal gw udah tau pelakunya tapi gw gak bisa cegah hal ini," ucap Hyunsuk.
Yena menepuk-nepuk bahu Hyunsuk, berusaha untuk menenangkan pemuda Choi itu.
"Daripada lo nyalahin diri sendiri, mending lo bantuin gw mecahin arti tulisan dikertas ini," ucap Yena sambil memberikan secarik kertas pada Hyunsuk.
Hyunsuk menerima kertas itu, "darimana?"
"Ada disamping mayat, gw rasa itu hint dari seseorang. Seseorang yang sama kayak kita dan dia tau pelakunya," ujar Yena.
"Tau darimana?"
"Insting gw bilang gitu"
Hyunsuk sekarang sedang berada di taman seorang diri, dia merogoh sakunya dan mengambil secarik kertas yang tadi Yena berikan padanya.
"1+1 = 1, mereka sama tapi dibaca satu," ucap Hyunsuk membaca tulisan pada secarik kertas itu.
"Ini apaan si anjing? Yang buat hint gak lulus tk apa gimana si?" kesal Hyunsuk."Eh kalo dipikir-pikir, waktu gw ngeliat mayat yang di toilet gw juga nemu kertas kayak gini," ucap Hyunsuk saat mengingat kejadian beberapa minggu lalu.
Setelah mengingat itu, Hyunsuk bergegas pulang ke rumahnya untuk mencari kertas yang ia temukan beberapa minggu lalu.
"Mana si?" ucap Hyunsuk sambil mengacak-acak seluruh isi kamar nya.
"Arghhh gak ketemu!!"
Kesal karena tak kunjung menemukan kertas itu, Hyunsuk merebahkan dirinya.
Sambil berpikir dimana dia menyimpan kertas itu, ia melempar-lempar ponselnya.
Biasa holkay bebas:)
Tunggu, ponsel... Ah iya! Batin Hyunsuk.
Hyunsuk membuka casing ponselnya, dan bingo! Kertas itu ada disana.
"Ahh goblok, ngapain gw berantakin kamar kalo kertas nya ada di casing hp gw"
Hyunsuk segera membawa kertas itu ke ruang tv, karena kalo dia tetap berada di kamar nya yang sudah tak berbentuk itu, bisa-bisa kertas itu ikut tercampur bersama barangnya yang berserakkan.
Hyunsuk membuka kertas itu, dan melihat tulisan yang ada didalamnya.
"I? Cuma I?!! pertama I, terus yang kedua yang soal mtk gak jelas ini. Tapi kan gw udah tau pelakunya, ngapain orang ini ngasih hint segala?"
Hah, dia masih gak paham juga, gumam seseorang yang sedang mengintip Hyunsuk dari jendela.