Besoknya, Hyunsuk datang agak siang ke kampus. Sebenarnya Hyunsuk tidak memiliki kelas hari ini, tapi untuk mengintai si 'dia', Hyunsuk rela datang ke kampus hari ini.
"Tumben, biasanya kalo libur lo main game seharian," ucap Yeonjun yang sedang berada di kantin bersama Hyunsuk.
"Bosen lah gw main game terus, lagian udah gw tamatin semua"
"Btw si tiga serangkai kemana?"
"Junkyu, Yoshi masih kelas. Kalau Jihoon... Noh lagi gosip sama si gembul," tunjuk Yeonjun pada pojok kantin.
Hyunsuk melihat kearah yang Yeonjun tunjuk, "tuh bocah ya, gw rasa admin lambe kampus mereka berdua," ucap Hyunsuk asal.
"Lah emang mereka berdua, lo baru tau?"
"Anjing demi lo?!"
"Weii serius banget kalian, ngobrolin gw ya?" ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan mereka berdua.
"Ngagetin aja lo bin"
"Haha maaf bang, lagi ngobrolin apa si? Serius banget kayaknya?" tanya pemuda yang dipanggil bin itu.
"Serius apaan, orang gw sama Yeonjun lagi ngomongin Jihoon sama Jihoon yang jadi admin lambe kampus," ujar Hyunsuk.
"Hah? Jihoon sama Jihoon?"
"Iya double Jihoon, noh lo liat aja di bangku pojok," tunjuk Hyunsuk menggunakan dagunya.
"Ahh bang Jihoon gembul sama Jihoon"
"Syukur kalo lo paham, lagian gw heran tuh anak dua namanya bisa mirip gitu, bahkan marga nya juga sama," ucap Yeonjun.
"Oh iya, lo ngapain? Tumben ngantin, gak ada kelas?" tanya Hyunsuk.
"Astaga! Kelas gw 5 menit lagi mulai, gw duluan ya bang!"
Hyunsuk dan Yeonjun menggeleng, "ternyata orang pinter juga bisa lupa ya," ucap Yeonjun.
"Orang pinter juga manusia bodoh!"
"Tapi kan Soobin bukan manusia"
"Lah iya juga," ucap Hyunsuk, lalu keduanya tertawa.
•••
"HYUNSUK!" panggil Yena yang melihat Hyunsuk berada di gedung fakultas nya.
"Untung gw ketemu lo disini, jadi gw gak perlu muterin gedung buat nyari lo"
Yena terkekeh, "kenapa nyari gw? Lo udah mecahin hint yang kemarin?"
Hyunsuk menggeleng, "justru gw kesini mau minta tolong lo buat bantu selesaiin. Oh satu lagi, gw juga punya kertas yang sama. Gw nemuin itu pas penemuan mayat di toilet"
"Jadi kita punya dua hint yang harus dipecahin?" tanya Yena yang dibalas anggukan oleh Hyunsuk.
"Ayo ke taman, gak mungkin kita mecahin hint nya ditengah koridor gini," ajak Yena.
"Huruf 'I'? Cuma ini aja?" tanya Yena saat melihat isi tulisan kertas yang ditemukan Hyunsuk.
Hyunsuk mengangguk yakin, "tapi aneh gak si? Di namanya 'dia' kan gak ada huruf 'I' sama sekali"
"Lo serius ngomong gitu? Gak bercanda?"
Hyunsuk menaikan sebelah alisnya, "muka gw keliatan bercanda?"
"Sumpah lo tinggal di goa atau dimana si? Bahkan semua orang aja tau kalau itu bukan nama asli dia"
Hyunsuk kembali mengerutkan dahinya, "maksud lo bukan nama asli?"
Yena berdecak kesal, manusia dihadapan nya ini benar-benar bikin naik pitam.
"Lucas, itu cuma nama panggilan. Nama aslinya Yukhei, Wong Yukhei." ucap Yena dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Hyunsuk membelalakan matanya, sungguh ini informasi yang sangat baru baginya.
"Sekarang apa yang mau lo bilang aneh?" tanya Yena setelah membeberkan nama asli orang yang mereka curigai akhir-akhir ini.
"Gak ada," ucap Hyunsuk sambil menunjukkan cengiran bodohnya.
Yena merotasikan matanya, "oke berarti hint yang pertama udah kita pecahin, sekarang tinggal hint yang kedua," ucapnya.
"Gw udah coba cari arti hint itu, tapi semuanya buntu," ujar Hyunsuk.
"Mungkin gak sih 'orang itu' bakal kasih kita hint lagi?" tanya Yena.
"Terus bakal ada orang yang mati lagi gitu?"
"Gak gitu bodoh! Ya bisa aja kan, dia nitipin lewat orang atau nyembunyiin di tempat-tempat yang gak terduga"
"Lo terlalu banyak nonton film"
"Gw serius Choi Hyunsuk!"
"Ya ya, kita liat aja nanti. 'Orang itu' bakal kasih kita hint lagi atau ngga"
Dibalik pohon tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiskusi, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan senyuman diwajahnya.
"Heh nih minum lo! Lagian ngapain sih kita kesini? Kita masih setahun lagi lulusnya," ucap teman orang itu.
Orang itu tersenyum, lalu mengambil minuman yang diberikan temannya.
"Gak papa, anggap aja kita lagi campus tour mandiri"
"Ck terserah lo deh"