Epilog

2.5K 209 18
                                    

Cinta itu buta, iya atau tidak?

Jika pertanyaan itu dilempar pada Geya untuk kedua kalinya, maka akan dia pilih tidak sebagai jawaban. Yang membutakan itu bukan cinta, melainkan hasrat ingin memiliki berlabel obsesi. Kepada Maga, Geya pernah terobsesi. Pernah keterlaluan dalam mendamba sampai-sampai tak peduli walau Maga sudah bersama Zanitha. Sedangkan definisi cinta yang sebenarnya adalah yang seperti Ogy lakoni; tetap bertahan menyayangi dan berusaha mendampingi di segala situasi sekalipun tahu dia yang dicinta mencintai orang lain. Selagi Geya bahagia dengan perasaannya kepada Maga, Ogy selalu mendukungnya.

 Selagi Geya bahagia dengan perasaannya kepada Maga, Ogy selalu mendukungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, Geya pernah berpikir bahwa Maga adalah detak yang tepat, yang meski sering melukai tetapi masih bisa memberi sedikit bahagia dan membuat Geya merasa hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dulu, Geya pernah berpikir bahwa Maga adalah detak yang tepat, yang meski sering melukai tetapi masih bisa memberi sedikit bahagia dan membuat Geya merasa hidup. Ternyata keliru. Sekarang gadis itu sadar bahwa ada Ogy yang tidak melukai, yang menyodorkan beribu-ribu bahagia, dan mencintainya dengan segenap hati. Ogy yang sejatinya memberi Geya pemahaman tentang detak yang tepat. Bersama Ogy, Geya merasakan bahagia di tiap denyut nadi, di tiap degup jantung, dan di tiap helaan napas.

"Ogy," panggil Geya pelan.

"Hm?" Cowok itu mengedip-ngedipkan mata sok imut. Senyumannya kian lebar sehingga gigi yang berderet rapi di balik bibir terekspos jelas. Kebahagiaan begitu kentara di wajahnya. "Kenapa, Sayang?"

Geya mencondongkan wajah, lalu sedikit memiringkan kepala demi bisa menjangkau sisi kepala Ogy. Begitu cuping telinga pemuda itu berada terpaut beberapa senti dari mulutnya, Geya lantas berbisik, "Ily, Stupid."

"Ily juga, Cantik." Ogy membalas dengan intonasi rendah sarat kelembutan. Kepalanya sedikit menoleh sehingga pipi Geya kini menyapa ujung hidungnya. Dia membaui wangi khas yang dimiliki sang kekasih, lantas diam-diam mengulas senyuman. Cup!

"Yak!"

Geya beringsut bangkit dan berlari mengejar sang kekasih yang baru saja kabur usai tanpa permisi menyematkan satu kecupan di sudut bibirnya. "OGYYY! AWAS GUE BALES!"

"MAU DI KISS BALIK? YA UDAH SINI!"

"TOLOL!"

Bonus!

Bonus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tamat!

Hshshs, akhirnya T_T

Tengkyu buat kalian yang udah nemenin Ogy dan Geya yang kisah cintanya belibet sekali wkwkwk

Ini cerita teenfict pertama dengan akhiran bahagia, berhasil bikin kalian baper gak?

Sebelum berpisah dengan Ogy dan Geya, kalau kalian berkenan, tolong dong tinggalkan review singkat tentang cerita ini. Tengkyu^^

Untuk yg penasaran siapa Ana dan apa hubungannya sama Ogy, bisa dicari tahu di spin off cerita ini, ya. Judulnya 'Toxic', Emil dan Tami yang jadi main focus di sana.

Sekian, deh, cuap-cuapnya.
Babay!

[✓] The Right HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang