Seorang Penyelamat

919 48 0
                                    

Setelah hari mulai berlalu pagi pun telah tiba akhirnya Juna sadarkan diri, Edo yang melihatnya sadar langsung menekan tombol yang berada di atas ranjang rumah sakit pertanda gawat, seketika perawat dan dokter Bimo berlari menuju ke ruangan Juna.

"Dok Juna telah sadar segera periksa dia jangan sampai ada yang terlewat sedikit pun"memberi tau dokter dengan wajah segan.

"Baik tuan saya akan memeriksa tuan muda"jawab dengan perasaan takut.

Dokter Bimo pun memeriksa semua tubuh Juna dan setelah memeriksa, Juna yang sudah sangat membuka matanya ia menggerakkan semua badannya tetapi ada yg satu mengganjal, kedua kakinya tidak bisa bergerak dan akhirnya Juna bangun dan bersender, Edo yang melihat kejadian itu langsung khawatir.

"Ada apa dengan kaki Ku dok" ucap Juna dengan perasaan panik.
Dokter pun menunduk terus menjawab

"Maaf tuan, saya sangat minta maaf sebab dengan kecelakaan ini kaki anda mengalami keretakan sehingga anda mengalami kelumpuhan sementara" ucap dokter dengan nada yang sangat khawatir.

Deg.. Bagaikan juri menusuk tulang semua orang yang mendengarnya langsung merasa kaget, begitu pun Nyonya Amara dan Anitha yang baru tiba tadi, sebab Edo langsung menelepon mereka.

Semua orang menangis tanpa terkecuali, begitu pun Juna yang langsung merasakan seperti petir tersambar dihatinya.

"Apa, apa maksud mu jangan bicara seperti itu" Juna hanya bisa berontak dan memukuli kakinya, Nyonya Amara yang melihat Juna pun langsung mendekati Juna dan memberikan semangat buat sang anak
"Sabar sayang semua ini ujian dari Allah kamu harus sabar sayang, kamu harus terimakasih lihat disini ada calon istrimu dia pasti akan membuat mu bahagia" Ucap ibu Juna sambil melihat putranya yang sangat terpukul.

Setelah mendengar kata-kata ibu Juna, anitha langsung merasa kesal sebab dia tidak akan sudi menikahi pria cacat seumur hidupnya.

"Maaf Tante bukan apa yah, siapa juga yang mau menikah dengan orang yang cacat lihat bergerak aja tidak bisa bagaimana dia mau membahagiakan ku"
ucap anitha dalam hatinya, sekejap Anitha hanya ingin pergi dari kehidupan Juna

Edo yang melihat ekspresi Anitha langsung kesal sebab ia tau kalau selama ini Anitha hanya memanfaatkan Tuan mudanya, dia juga tau selama ini Anitha bermain belakang dia mempunyai selingkuhan tetapi dia hanya diam, sebab pasti Juna lebih mempercayai calon istrinya itu.

Anitha yang melihat semuanya langsung mendekati Juna dan ibunya. Juna yang ingin memegang tangan Anitha tiba-tiba di tepis sehingga Juna, Ibunya dan Edo merasa aneh dengan sifat anitha.

"Juna aku turut prihatin hatin ya atas kejadian ini, tapi aku harus memikirkan lagi untuk melanjutkan pernikahan kita" ucap anitha dengan lantang, Seketika semua orang yang ada di sana dikagetkan dengan pernyataan anitha yang sangat menyakitkan.

"Kamu kenapa Anitha, ada apa kamu kenapa meninggalkan aku, aku sudah melakukan apapun yang kau minta, kenapa haa". Ucap Juna yang merasakan kesedihan yang mendalam

"Intinya aku mengakhiri hubungan kita, aku tidak mau hidup dengan laki-laki yang lumpuh, yang tidak sempurna, aku tidak mau" setelah menyatakan itu anitha langsung pergi meninggalkan ruangan Juna.

Juna yang mendengar perkataan Anitha langsung histeris semua yang didekatnya hancur akibat lemparan dari juna. Ibu Amara hanya bersabar sambil menguatkan kesayangannya itu.

"Kamu jangan sedih nak, kamu harus kuat jangan seperti ini, dia wanita yang tidak baik lihat saja dia meninggalkan mu dalam keadaan seperti ini, harusnya kamu bahagia kamu tidak menikahi nya" ucap ibu Amara dengan wajah sedikit tersenyum

"Iya Juna Ibu bener, kamu beruntung bisa lepas dari wanita sialan itu, dia hanya memanfaatkan mu" ucap Edo dengan penuh amarah sebab sahabatnya jadi sedih dengan tindakan Anitha.

Salahkah Pria Lumpuh Mencintai Wanita SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang