Pernikahan

596 18 0
                                    

.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.

Setelah memeriksa keadaan Raya Dokter Bimo beralih ke Juna untuk diperiksa juga

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Selesai memeriksa Raya, Dokter Bimo langsung beralih ke Juna yang sudah berdiri sejak Raya masih pingsan

"Syukurlah kakimu sekarang sudah normal, yang ku pertanyakan bagaimana bisa" Bingung Dokter Bimo

"Saat di Raya masih di kolam gue langsung ikut lompat, terus dengan kuat kakiku bisa bergerak" Jelas Juna

"Wishh, ini mukjizat loh, syukurlah" Jawab Dokter Bimo

Sementara Juna dan Dokter Bimo mengobrol, Edo menghampiri Miya untuk mengajaknya pulang

"Nona sebaiknya anda pulang, biar saya antar" Ajak Edo

"Saya mau menjaga Raya" Ucap Miya

"Nona Raya akan baik-baik saja disini, anda bisa menjenguknya besok, apalagi ini sudah terlalu malam" Jelas Edo

"Baiklah" Pasrah Miya

"Tuan saya antar Nona Miya dulu" Pamit Edo

"Jaga dia baik-baik" Perintah Juna sebab dia tau kalau Miya adalah sahabat satu-satunya Raya

"Gue pamit juga Jun, ingat jangan terlalu banyak gerak" Peringat Dokter Bimo

Tinggallah Juna di kamar sambil memandangi wajah Raya yang masih pingsan, dengan perlahan Juna menggenggam tangan Raya

"Anitha tidak akan bisa tenang" Gumam Juna sambil mengingat apa yang dilakukan Anitha

Juna yang sedang duduk sembari menunggu, tiba-tiba melihat Raya membuka mata dengan perlahan.

"A.i.r" Ucap Raya

Dengan sigap Juna berdiri mengambil air di atas meja, tetapi lain dengan Raya melihat Juna yang sudah tidak memakai kursi roda lagi membuatnya terkejut bukan kepalang, Raya langsung memandangi terus Juna sampai Juna yang merasa risih disaat Juna duduk di samping Raya, dengan cepat Raya langsung tertunduk dan segera memeluk Juna.

"Kamu sudah bisa berjalan" ucap
Raya dengan kaget

"Iya Ray, aku udah bisa jalan, gimana perasaanmu sekarang" jawab Juna

"Hem, sudah baikan" Ucap Raya yang masih memeluk Juna

"Syukurlah kalau begitu"

Edo yang sudah mengantar Miya langsung pulang ke mansion, disaat Edo menuju kamar Juna, Nyonya Amara langsung menghadangnya dan menyuruh Edo meninggalkan kamar Juna agar Juna dan Raya dapat berduaan disana.

Raya yang merasa sudah agak mendingan memutuskan untuk segera pulang apalagi dengan statusnya masih pacaran.

"Sudah larut malam, aku pulang dulu ya Juna" ucap Raya sambil tersenyum

"Apa kamu mau pulang dengan keadaan seperti ini, aku melarangmu, jangan membantah" jawab Juna yang kesal

"Tapi kan kita belum nikah Jun, orang mau bilang apa nanti" Jelas Raya

"Kalau begitu besok kita akan menikah, urusan fitting baju pengantin bisa dirumah ini" Tegas Juna

"Astaga kenapa cepat banget Juna, aku kan belum siap" ucap Raya dengan kaget

Juna yang sudah merasa mantap memutuskan memanggil Edo dan Ibunya ke kamar untuk membicarakan tentang pernikahannya.

Panik bukan kepalang Raya yang mengira Nyonya Amara akan marah, tetapi malah menyetujui permintaan anaknya itu, sedangkan Edo yang sigap menelpon semua pengurus pernikahan tanpa terkecuali.

Raya yang sudah pasrah hanya mengikuti semua permintaan Juna karena kalau dia membantah pasti Juna akan makin marah ditambah ia juga mencintai Juna sih.

Setelah membicarakan semuanya Juna yang tidur semalaman di sofa menjaga Raya dari gangguan yang datang.

{PAGI HARI}

Pagi telah menunjukkan mentarinya, dalam sekejap persiapan pernikahan telah siap. Raya dan Juna juga sudah siap yang dibantu oleh pelayan mereka, tamu telah berdatangan kecuali Anitha yang dilarang untuk bergabung dalam pernikahan tersebut.

Beberapa jam kemudian akhirnya pernikahan telah selesai semua orang memberikan ucapan selamat untuk kedua mempelai.

Setelah semua tamu meninggalkan pesta dan semua orang disana yang begitu lelah langsung menuju kamar masing-masing, begitu pun Raya dan Juna yang sudah sah menjadi sepasang suami-istri.

Edo yang begitu capek akhirnya menuju ke kamarnya untuk beristirahat sedangkan Miya yang sudah dari tadi pulang ke rumah nya.

Kamar Juna dan Raya

Dikamar Raya yang sudah membersihkan dirinya setelah itu Juna yang membersihkan dirinya, Raya yang merasakan kegugupan ia langsung tidur. Selang waktu kemudian Juna yang telah membersihkan dirinya kembali mendekat ke Raya, sebab malam yang ditunggu telah tiba bagi pengantin baru

Tetapi pikiran Juna tidak begitu senang yang melihat Raya yang tengah tidur lelap karena kelelahan, otomatis Juna yang merasa kasihan hanya bisa pasrah dan tertidur juga sebab istrinya yang tertidur dimalam pertama pernikahan mereka.

Malam telah berlalu pagi pun mulai menampakkan matahari cuaca yang begitu mendukung membuat Raya dan Juna masih bermalas-malasan di tempat tidur.

Maaf kalau ceritanya kurang bagus yah

💬⭐✔️

Salahkah Pria Lumpuh Mencintai Wanita SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang