Memikirkannya

521 29 0
                                    

Juna dan Edo akhirnya sampai dengan selamat di Mansion Kusuma, mereka berdua menuju kamar masing-masing, terkhususnya Juna di antar oleh Bi Murni untuk membersihkan diri, tetapi di saat itu juga pemikirannya masih di Edo yang sangat mengetahui dengan jelas tentang kehidupan Raya, "Apa ini salah satu tugasnya yah" Gumam Juna

"Bi, tolong ambilkan Handphone ku sebentar" Ucap Juna disaat sudah memasuki kamar mandi

"Baik Tuan" Jawab Bi Murni sambil memberikan Handphone

"Bibi keluar aja dulu nanti aku panggil kalau sudah selesai di sini" Perintah Juna

"Tapi Tuan, nan-" Ucap Bi Murni yang terpotong

"Bi aku baik-baik saja, lagian aku tidak cacat sampai segitunya" Jawab Juna

"Baiklah Tuan" Ucap Bi Murni yang keluar dari kamar mandi menuju lemari pakaian

Setelah Bi Murni keluar Juna langsung menghubungi Edo

Dert..dert..dert
"Nomor yang anda hubungi tidak menjawab" Begitu percakapan di handphone dan lagi-lagi Juna kesal sebab berani-beraninya panggilannya tidak di jawab dan dengan terpaksa Juna kembali menghubungi Edo

"Kalau dia tidak mengangkatnya aku akan menghajarnya" Umpat Juna

Dert..dert..dert

Suara handphone berbunyi benar saja Juna yang menelpon di handphone Edo

"Datang ke kamar ku sekarang" Perintah Juna langsung

"Baik tuan" Jawab Edo

Edo yang kebingungan entah kenapa tuan mudanya itu memanggil disaat dia lagi santai-santainya, sedangkan Juna membersihkan dirinya dan segera keruangan Tv dibantu oleh Bi Murni.

Edo yang dengan cepat bergegas menuju ke kamar Juna yang sekarang sudah duduk di atas kursi roda didepan televisi.

Tak jauh berbeda dengan itu Raya yang kembali dari lari paginya dia menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dan segera ia tancap gas menuju ke arah kerjaannya, hari ini dia sedikit sibuk sebab banyak pengunjung yang datang di Toko itu, semuanya sibuk dengan sendirinya begitu pun Raya. Sesekali ia dan Miya selalu berbicara untuk menghilangkan kejenuhan dalam kerjaannya.

Kediaman Kusuma

Setelah lama Edo pun tiba di kamar Juna

"Ada apa Jun , ada yang perlu saya kerjakan" ucap Edo dengan melihat wajah Juna

"Tidak ada, cuman saya mau kau ceritakan semua yang kau tau tentang Raya" Jawab Juna dengan cepat

"Hmm, enggak ahh"dengan nada sedikit ketawa

"Apaa kamu mau aku kirim kau ke Papua" dengan nada sedikit kesal

"Jangan-jangan ihh gue bercanda nah" Ucap Edo sedikit takut ancaman Juna, memang di saat Juna sedang marah tidak ada satupun yang bisa membantahnya walaupun itu Edo

"Yaudah bicara sekarang" Perintah Juna lagi tanpa mengalihkan perhatiannya dari Tv, walaupun hanya alasan

"Hmm, kenapa kau menayangkan Raya atau apa jangan-jangan kamu suka dengan raya" ucap Edo dengan wajah sedikit ketawa

"Apa-apaan enggak lah dia bukan seleraku lihat saja wajahnya cupu tidak pernah memperhatikan tubuhnya" Helak Juna

"Hmm, yaudah aku ceritakan semua nya" Edo menjawab dengan sedikit menahan gelak tawanya

"Begini Raya itu seorang sebatang kara yang merantau di sini, dan sedihnya lagi demi menghidupi dirinya, Raya kesana kemarin hanya untuk mencari pekerjaan---" Jelas Edo yang terpotong

"Bagaimana bisa dia kesusahan mencari pekerjaan, apa tidak satupun yang menerimanya" Celah Juna saat mendengar cerita Edo, entah kenapa Juna ikut merasakan apa yang dirasakan Raya disaat ini

"Astaga Juna dengar dulu kenapa baru menyela, kalau begini kamu saja yang mencari tau" Kesal Edo

"Oke, oke lanjutkan" Tuntut Juna

"Tapi syukurnya dia mendapatkan kerjaan tepat kau kecelakaan ada salah satu swalayan gitu, dan kayaknya dia hanya punya salah satu teman, tapi tenang saja dia cewek kok" Jelas Edo dengan tenang

Setelah mendengar semua Juna semakin kagum dengan kisah Raya yang seperti rollercoaster, tidak sedikit juga air matanya hampir jatuh membuat Edo semakin percaya kalau sahabatnya sekarang sedang jatuh cinta tetapi dia tidak mau mengatakannya.

"Dasar pria dingin katakan saja kalau kau cinta dengan dia" Ucap dalam hati Edo.

Setelah berbincang Edo keluar dari kamar tanpa sengaja Ibu Juna mendengar semua perkataan mereka berdua.

"Nyonya, dari tadi disini" ucap Edo dengan wajah sedikit takut.

"Iya Edo, saya dari tadi mendengar perkataan kalian terus melihat wajah Juna yang sekarang bahagia" jawab Nyonya Amara

"Hmm, iya nyonya kalau saya lihat Juna kayaknya jatuh cinta pada Raya gadis yang pernah menolong tuan Juna" Jelas Edo sambil berjalan

"Iya Edo dari tadi saya lihat dengan semangatnya dia mau tau tentang Raya, saya sih berharap begitu pun dengan Raya" Ucap Nyonya Amara yang menahan kesedihannya melihat anak semata wayangnya seperti itu

"Iya Nyonya semoga saja begitu"

Setelah berbincang dengan nyonya Amara Edo pun kembali ke kamar nya, ya semenjak Juna kembali dari RS sekarang ia menetap dirumah Juna sebab Ibu Amara meminta nya untuk menetap disini

Malam telah larut semua orang akhirnya tertidur pulas begitu pun dengan Raya yang baru pulang dari kerjaan terus langsung tidur dengan nyenyak, dan tak seperti Juna akhir-akhir ini dia selalu tidur larut malam, entah apa yang dipikirkan oleh nya apalagi selama dia sering bertemu dengan Raya dia semakin menggila dan tanpa dia sadari dia sudah jatuh cinta pada Raya tetapi dia tidak mau mengatakannya. Walaupun itu Juna hanya bertemu beberapa hari

Salahkah Pria Lumpuh Mencintai Wanita SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang