.
.
.
.
.
.Raya yang berjalan menuju ke arah lift, tetapi Anitha lagi-laginya menghadang langkah raya, yang secara cepat berdiri didepan hadapan Raya.
"Ada apa lagi Anitha" ucap Raya
"Aku perlu bicara dengan mu" ucap Anitha dengan menyuruh Raya mengikuti langkahnya.
Tanpa berbicara sedikit pun raya mengikuti Anitha dari belakang, dan sampai lah didepan kantor Juna.
"Apa yang mau kau ceritakan, aku tidak banyak waktu meladeni mu" ucap Raya tanpa basa basi.
"Aku ingin kau menceraikan Juna untukku" jawab Anitha tanpa merasa malu sedikit pun.
Raya yang mendengar ucapa Anitha mendadak terkejut dan merasa sangat kesal.
"Dasar wanita tidak ada malunya, apa dia tidak sadar dia sendiri yang mempermalukan dirinya di depanku" ucap Raya dalam hati sambil memandang Anitha yang berada didepannya.
"Apa kau tidak sadar dengan kata-kata yang kau ucapkan tadi, untuk melepaskan suamiku" ucap Raya dengan kesal.
"Aku tahu dengan kata-kataku, tapi Juna itu adalah cinta pertamaku dan kamu tau sebelum kamu ada kami itu saling mencintai, tetapi saat kamu datang itu semuanya sirna"
"Jadi aku mohon kamu lepaskan Juna dan ceraikan dia secepatnya" ucap Anitha tanpa memperdulikan malunya.
Raya yang mendengar perkataan Anitha seketika ia menjadi merasa lemah tetapi dia juga tidak bisa melepaskan suaminya sebab ia sudah sangat menyayangi Juna
"Maaf nona saya tidak akan melepaskan suamiku, sebab kami berdua saling mencintai dan asal kamu tau alasan Juna meninggalkan mu bukan karena aku, itu karena kamu yang meninggalkan Juna saat dia lumpuh, jadi maaf saya tidak bisa" jawab raya sembari meninggalkan Anitha.
"Dengar kau akan menyesal sudah melanggar perintah ku, kau akan menyesal Rayaaa" ucap Anitha sambil meneriaki Raya yang sudah meninggalkan dia.
Raya yang hanya mendengarkan tanpa memperdulikan Anitha yang sedang meneriakinya.
Beberapa Minggu kemudian
Raya yang merasa tidak enak badan dan merasa dirinya sangat mual dan begitu cepat ia berlari ke dalam kamar mandi, mual yang dia rasakan sangat kuat hingga ia bolak balik ke kamar mandi hanya muntah berulang kali. Juna yang tadinya tertidur lelap seketika ia mendengar suara raya yang sedang muntah di dalam kamar mandi.
Dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi untuk menghampiri raya."Sayang kamu kenapa" tanya Juna yang sambil mengusap punggung Raya
"Aku tidak tau tiba-tiba aku muntah..wuekk" ia kembali memuntahkan apa yang membuat dirinya merasa mual.
"Tunggu disini aku akan panggil dokter Bimo buat mu" ucap Juna sambil berlari mengambil ponsel dan segera ia menelpon Dokter Bimo untuk memeriksa istrinya.
Raya yang masih muntah hingga tubuhnya merasa tambah lemas akibat muntah yang berlebihan, setelah beberapa lama raya yang tidak ingin muntah lagi, Juna yang berada didekatnya dengan sigap menggendong raya ke kasur untuk beristirahat sambil menunggu dokter Bimo
Tak berapa lama Dokter Bimo akhirnya sampai dirumah Kusuma dan segera ia di antar menuju ke kamar Juna dan Raya, dan tanpa pikir panjang ia langsung memeriksa keadaan Raya yang sudah sangat lemas akibat muntah tadi.
"Bagaimana istriku Bim" ucap Juna dengan cemas
"Sebentar lah Jun, ini gue baru periksa istrimu" jawab Bimo sambil memeriksa Raya.
"Selamat bro, istrimu sedang hamil 9 Minggu dan istrimu yang mual karena dia mengalami morning sickness"
"Apa, hamil kau serius Bim" ucap Juna yang merasa kaget begitupun dengan raya
"Tentu saja, buat apa saya membohongimu, saya akan berikan vitamin agar mual yang dirasakan dapat berkurang dan kamu jangan khawatir kalau dia muntah lagi sebab ini normal bagi ibu hamil, tapi kamu harus menjaganya dan jangan terlalu kecapean apalagi ini hamilnya masih rentan dengan bahaya" ucap dokter Bimo yang menjelaskan panjang lebar ke Juna.
"Tapi sebaiknya anda membawa raya ke dokter kandungan untuk diperiksa selanjutnya" ucap dokter Bimo
"Baik Bim, pasti aku akan bawa dia ke dokter kandungan, tenang aja" jawab Juna yang merasa sangat bahagia
Setalah Dokter Bimo memberikan resep obat, ia pun pergi dan segera ia menyuruh pelayan untuk membelikan obat tadi yang diberikan oleh dokter Bimo. Segera Juna menghampiri raya yang masih baring di kasur.
"Sayang bagaimana keadaan mu, apakah kamu masih mual" ucap Juna sambil mengelus rambut raya
"Aku masih mual sayang" jawab raya dengan lemas
"Ahh, sebaiknya aku bawa kamu ke rumah sakit, seperti yang Bimo katakan tadi" ucap Juna dengan cemas
"Terserah kamu sayang" ucap Raya
Setelah mendengar perkataan Raya, Juna segera membawa raya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang terbaik, sesampainya mereka dirumah sakit raya dengan sigap langsung dibawa ke ruang perawatan dan perawat langsung menancapkan jarum infus ke tangan mungil raya.
Setelah perawat meninggalkan kamar rawat Raya, mereka pun berdua mengobrol.
"Bagaimana keadaan mu sekarang sayang" ucap Juna sambil mengelus rambut raya
"Aku sudah baikan sayang, tidak seperti tadi" jawab raya sambil memandangi Juna
"Sekarang kamu istirahat, ini demi anak kita" ucap Juna dengan tegas
"Belum ngantuk sayang, tapi kenapa aku tidak tau kalau kamu sudah menanam benih didalam perut ku" ucap Raya yang bingung
"Kemarin saat kita melakukannya, aku diam-diam menanam benih didalam perutmu, tapi itu kan hak ku apalagi kamu Istriku" ucap Juna dengan senyum
"Tapi, aku masih takut, bagaimana kalau aku tidak bisa menjadi ibu yang terbaik buat anak kita" ucap Raya dengan perasaan campur aduk
"Jangan bicara begitu sayang, kan ada aku kita akan berjuang bersama merawat anak kita nantinya dan kamu jangan khawatir tentang itu" jawab Juna sambil mencium bibir raya
"Tapi..!"
"Sudah jangan banyak bicara, sekarang kamu istirahat, aku akan menjagamu disini" ucap Juna sambil mengelus rambut raya dan mencium pipi raya dengan lembut
Setelah mendengar ucapan Juna akhirnya Raya tertidur dalam pelukan Juna dan tidak sadar Juna pun ikut tertidur juga.
Jangan lupa 💬⭐✔️
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Pria Lumpuh Mencintai Wanita Sempurna
Любовные романыKisah Tragis Seorang Pria Yang Lumpuh Akibat Dari Kecelakaan Yang Mengakibatkan Traumatis Mendalam dan Ditambah Cinta Pertamanya Pergi Saat Ingin Tunangan