Arcoiris ✓

17*

Apakah masih ada yang menunggu ?

•••••••••••••

"Bude"

Pegangan tangan Bright dilepas paksa oleh Metawin. Kaki jenjang nya langsung menghampiri tepat dimana wanita yang dipanggil nya berada.

Metawin memeluk hangat tubuh itu, menatap dengan tatapan tak percaya.

Metawin ikut menangis, bersamanya suara tetangga yang melantunkan ayat suci.

"Bella sakit apa bude ?"

"Bella gak sakit apa-apa Win, dia tiba-tiba saja meminta tidur siang, lalu___" ucap nya dengan terbata

"Cukup bude, tidak usah di lanjut kalau memang berat. Win tahu, rasanya berat. Bahkan berat sekali,saat kita kehilangan orang yang kita sayang"

Metawin menguatkan pelukkan itu, menyalurkan rasa hangatnya pada wanita yang telah bersamanya kurang lebih tujuh tahun itu.

Metawin mengalihkan pandangan nya pada sosok anak wanita yang biasa ceria, sekarang terbujur kaku.

Kain yang tadi terlepas, Metawin pasangkan lagi untuk menutupi wajah nya.

"Tuhan sayang Bella ya bude, bude kuat pasti, Win akan selalu disini"

"Semua manusia akan pergi beriringan nya waktu Win, bude tahu, Tuhan sayang Bella, namun rasa ini berat Win" ucap nya di akhir tangis

Bright masih saja diam menatap kekasih nya yang sudah menangis sambil menguatkan wanita yang selama ini ia kenal sebagai bude sang kekasih.

"Bright, lu ngapain disini ?"

"Loh Abang ?"

(Mew Mahendra Fransisco)

"Iya gua, lu ngapain ?"

"Lu sendiri ?"

"Nganterin Gulf"

"Ngapain Gulf kesini ?"

"Anak bude nya meninggal"

"Hah ?"

Lalu Mew mulai menceritakan nya, Mew dan Bright sama-sama kaget tentang permainan semesta.

Saat Metawin masih betah memeluk sang Bude, ada derap langkah kaki yang menghampiri.

"Win"

"Mas, Win kangen" Metawin melepas pelukkan nya secara perlahan pada bude, lalu menghambur dalam dekapan sang Mas.

Dan yang lebih tua ikut membalas nya, menumpahkan rasa rindu yang selama ini meradang.