Ruang rawat Yeonjun terasa sangat sepi, hanya ada 3 orang yang masih berada di sana. Yeonjun yang tertidur, Sunghoon—saudara jauh Yeonjun yang baru datang, dan Taehyun. Yang lain? Mereka pergi untuk menikmati makan malam, beberapa juga ada yang sudah pulang.
"Kamu temennya Soobin?" Sunghoon bertanya demikian. Ia datang ke sini karena disuruh kedua orangtuanya untuk menjenguk saudara kesayangan mereka.
Mentang-mentang kedua orang tua Soobin dan Yeonjun sudah meninggal.
Taehyun dan Sunghoon duduk di sofa yang sama. Taehyun mengangguk, setidaknya sampai Soobin mengingat semuanya, ia harus terlihat mengenal Soobin sebelumnya.
Sunghoon terkekeh, "Sejak kapan?"
Kerutan di kening Taehyun tercetak, Sunghoon ini sedikit bawel, ya? Sangat senang sekali bertanya.
"Tiga bulan lalu." Taehyun menjawab jujur, mereka bertemu 3 bulan yang lalu, 'kan?
Sunghoon ber-oh ria dan berdiri dari duduknya. "Aku mau nyusul yang lain, laper juga ternyata, mau nitip?"
Gelengan sebagai respon, Taehyun menolak tawaran Sunghoon dan memilih untuk tetap di tempatnya. Sunghoon keluar ruangan, wajahnya berubah menjadi datar ketika sampai di depan pintu.
Ia tahu, Taehyun menyembunyikan sesuatu.
Di ruang rawat, Taehyun menelisik tubuh yang terbaring di atas bangsal. Kenapa Yeonjun harus bangun lagi? Kenapa tidak sekalian tidur selamanya saja? Bagaimana kalau nanti Yeonjun kembali mengurus kasusnya ketika semua orang sudah menyerah?
Ada sedikit ketakutan.
Taehyun berdiri dari duduknya, melangkah ke arah Yeonjun dan meraih ponsel yang terbaring di sana. Ia ingin melakukan sesuatu.
Jarinya bergerak lincah mencari nomor kontak yang ada di sana. Tangan lainnya memegang ponsel miliknya sendiri, menyalin nomor-nomor penting yang menurutnya ia butuhkan.
Nomor ponsel Soobin, Sunghoon, dan Yeonjun. Cukup? Tentu tidak. Ia menyalin semua nomor ponsel orang-orang yang tadi bersama dengannya di ruangan ini.
"Kak? Ngapain?"
Taehyun tersentak, menoleh ke arah pintu dan mendapati Ni-ki yang menutup pintu dengan perlahan. Lelaki Jepang itu mengernyit, melihat ke arah ponsel yang berada di genggaman Taehyun.
"Hp Kak Yeonjun?"
"Tadi ada yang nelpon."
Ni-ki ber-oh ria, "Biar aku kasih tau Kak—"
"Nomor enggak dikenal, aku angkat abis itu aku matiin lagi."
"Iya, aku kasih tau yang lain dulu."
Jika dicegah, akan makin rumit, 'kan?
•••
"Udah, bukan apa-apa kali."
Heeseung berujar demikian, bosan melihat wajah-wajah penuh kebingungan yang ada di ruangan. Nomor tidak dikenal melakukan panggilan telepon ke ponsel Yeonjun, setelah dilihat ternyata benar. Namun, ketika mereka semua sepakat meneleponnya balik, nomor itu sudah tidak aktif.
Dasar jahil.
"Iya, wish aja supaya nothing happened," timpal Jake, sepertinya lelaki itu rindu menggunakan bahasa asing.
Yeonjun terkekeh, "Lagian, hp-ku yang ditelepon, kenapa kalian yang ribet?"
"Jaga-jaga, si Beomgyu-Beomgyu itu bahaya."
Taehyun terpanggil, hanya bisa terkekeh dalam hati mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Sunoo. Untung dirinya cerdas dan cekatan, juga selalu waspada, kalau tidak? Entah apa yang akan terjadi.
"Kalian enggak bakal pulang?" Soobin bertanya dengan hati-hati. Ia tidak enak, malam sudah semakin larut tapi sekumpulan pemuda ini belum juga pulang.
"Bentar, nunggu Jungwon biar bareng," ujar Kai dengan senyum yang dipaksakan. Lelaki berlesung pipi yang ia bicarakan menggunakan banyak waktu di toilet setelah makan tadi.
Yeonjun mengangguk dan tanpa diduga menoleh ke arah Taehyun. "Kamu enggak makan? Beli apa kek sana ke Kantin."
Taehyun terkekeh, "Ini baru mau pamit, sekalian mau liat Jungwon," ujarnya menambahkan kata agar tidak terlihat kaku.
"Aku ikut, mau beli cemilan juga."
Singkat cerita, Taehyun yang diantar oleh Heeseung sudah selesai membeli makanan di kantin. Kedua remaja lelaki tersebut melangkah menuju toilet, mereka mau memeriksa Jungwon yang lama sekali berada di sana.
"Kenyang beli roti doang?" tanya Heeseung sambil mengunyah corn dog untuk kesekian kalinya.
Taehyun mengangguk, "Dilanjut di rumah."
Bilik toilet mereka buka, gelap. Apa pihak rumah sakit tidak menyalakan satu persatu ruangan sebagai fasilitas? Dasar. Heeseung berjalan duluan, meraba-raba tembok untuk mencari saklar lampu.
Klik
"Nah, terang." Ia tersenyum dan berbalik ke arah Taehyun yang masih berada di ambang pintu. Matanya melebar ketika melihat apa yang ada di pojok, tepatnya sudut ruangan yang ada di sebelah Taehyun.
"J-Jungwon?"
Taehyun menoleh, mengerutkan keningnya terkejut.
Ada orang lain selain aku?
Bersambung ....
________________
Selain Taehyun? Who?
KAMU SEDANG MEMBACA
Change
Mystery / Thriller[TXT ft. ENHYPEN] [Selesai] Beomgyu merubah segalanya, setelah kejadian tak terduga dialami kakak-beradik Choi. Awalnya hanya ingin memastikan, tapi dipikir-pikir, menarik juga menambahkan bumbu kerumitan. Mulai: 18 November 2021 Selesai: 05 Desembe...