0.8

223 61 13
                                    

Taehyun mendapat pekerjaan, menjadi seorang penjaga toko mainan sederhana. Tenang, ia sudah membuat ijazah dan surat-surat palsu lainnya yang ia butuhkan untuk melamar kerja.

"Selamat bekerja." Pria tua yang mengatakan kalimat tersebut segera keluar dari toko, meninggalkan Taehyun dengan baju pegawai dan topi merahnya.

Taehyun tersenyum kecil, bekerja ternyata bukan hal yang buruk. Ia melangkah menuju satu persatu rak yang ada di sana, dengan membawa kemoceng. Berdebu, sedikit. Lagipula, bagaimana bisa seorang pria tua mengurus toko mainan ini sendirian?

Kring

Seseorang masuk, pelanggan pertama Taehyun.

Jangan membunuhnya, Kang.

Taehyun melebarkan senyumnya, ia sempat pelajar pelayanan prima saat sekolah dulu, ya walaupun tidak tamat karena ada kasus pembunuhan dan semua orang menuduhnya. Mungkin karena Beomgyu tidak memiliki orang tua dan terlihat sering pulang malam. Padahal saat itu, bukan dirinya yang melakukan.

"Permisi, Kak." Di depan kasir sudah ada anak lelaki yang terlihat berusia 9 tahun, membawa selembar uang dan mengedarkan pandangannya.

"Mau beli apa?"

"Mainan."

Taehyun tersenyum, "Kemana orang tuanya? Sendiri aja?"

"Enggak ada, hehe." Anak lelaki itu melangkah masuk, mengitari rak-rak yang tersusun rapi dan menunjuk salah satu mainan yang berada di paling atas.

Senyum Taehyun luntur, di usia 9 tahun lah orang tuanya tiada, ia jadi seperti melihat diri sendiri.

"Kira-kira anak umur 5 taun suka mainan itu enggak, Kak?" tanya anak itu ketika Taehyun mendekat.

Taehyun mengangguk, "Suka."

"Ambilin dong, Kak. Aku mau yang itu."

Ada perasaan tidak enak, sesuatu yang mengganjal di hatinya, membuat perasaan sedih mendadak timbul. Kenapa Taehyun jadi dejavu?

"Nih," ujarnya sambil menyodorkan mainan yang dipilih anak itu.

Yang tingginya lebih rendah berujar, "Makasih, Kak. Ini berapa?"

"Ambil aja, kasih buat adikmu."

•••

Tertarik mengetahui latar belakang Taehyun? Atau bisa kita sebut, Beomgyu.

Beomgyu adalah seorang anak sulung yang dimanja oleh kedua orang tuanya, tapi bukan berarti adiknya tidak dimanja. Ia punya satu adik perempuan, usia mereka terpaut 4 tahun. Saat usia Beomgyu memasuki 9 tahun, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal di jalan yang sepi, menabrak trotoar dan terpental ke arah sungai dengan banyak bebatuan.

Miris, Beomgyu hidup hanya hidup berdua bersama adiknya saat itu. Namun, seiring berjalannya waktu, adik Beomgyu terkena penyakit demam berdarah. Hal itu menyebabkan ekonomi Beomgyu yang sudah kekurangan menjadi semakin kritis, akhirnya adik Beomgyu meninggal dunia karena sudah tidak tahan dengan penyakit mematikan itu.

Saat itulah Beomgyu sebatang kara, saudara tidak punya, pekerjaan pas-pasan, dan pendidikan melalui beasiswa yang ada. Beomgyu itu, cerdas.

Satu kasus menghancurkan segalanya saat Beomgyu menginjak pendidikan terakhir, seorang siswi ditemukan tewas dengan keadaan telanjang si toilet sekolah. Siapa yang disalahkan? Beomgyu.

Mayoritas penduduk sekolah berpikir Beomgyu-lah penyebabnya, karena ia pendiam dan tidak memiliki teman. Beomgyu dikeluarkan dari sekolah dan hidup luntang-lantung tak tentu arah karena tidak mendapatkan pekerjaan.

Pikirannya saat itu kosong, hanya tersisa satu ide.

Menjadi pembunuh dan merampok rumah.

Kini, di kamarnya. Taehyun tengah bercermin menatap dirinya sendiri. Suatu hal aneh terjadi tadi, ia merasakan rasa kasihan. Mengubah seluruh hidupnya, apa termasuk mengubah hatinya?

Ini sudah petang, toko mainan tutup dan Taehyun dipulangkan. Mengingat kejadian tadi, ia jadi rindu pada adiknya. Sudah berapa tahun ia tidak mengunjungi makan perempuan itu? Sudah berapa lama sapaan yang terpendam dihatinya ia tahan?

Ia rindu, adiknya.

"Sial."
















Bersambung ....
















_______________
Ready to change the main characters in this story?

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang