0.4

284 65 9
                                    

Ternyata perkiraannya menganggap Kai tidak memiliki teman selain dirinya itu salah, Kai hanya tidak tertarik untuk berkumpul terlalu sering dengan banyak orang, makanya ia memilih Taehyun yang penyendiri menjadi temannya.

Kelam sekali.

Taehyun berangkat menggunakan mobil Kai, satu-satunya kendaraan yang Kai rawat dengan baik setelah diusir dari rumahnya. Kai melakukan sesuatu yang fatal hingga terusir begitu. Untungnya juga teman-teman Kai tidak mempermasalahkan latar belakang yang agak buruk miliknya, ia memiliki tabungan untuk menyewa rumah dan bekerja di sebuah Minimarket.

Ya, keduanya bertemu di Minimarket tempat Kai bekerja.

"Temen Kak Kai?"

Seseorang yang duduk di kursi penumpang bertanya demikian, menoleh ke arah Kai yang tengah mengemudi. Taehyun oknum yang dibicarakan, dengan satu orang teman Kai yang lain di sebelahnya.

Kai mengangguk, "Iya."

"Nama Kakak siapa?" Seseorang yang duduk di sebelah Taehyun bertanya demikian.

Taehyun menoleh dan menjawab, "Taehyun."

"Agak diem, ya." Kekehan kecil terdengar dari penumpang di depan. "Aku Jungwon, yang disebelahmu Sunoo, yang paling belakang Niki," lanjutnya sambil setengah menoleh ke belakang.

"Kenal sama Kak Soobin?"

Bahkan aku hampir bikin kepalanya pecah.

Embel-embel Kak menandakan bahwa lelaki itu adik kelas Soobin, sepertinya.

"Kenal."

"Loh? Kamu pernah kenalan sama Soobin sebelumnya?" Kai membuka suaranya, mengerutkan keningnya heran karena seingatnya Taehyun tidak pernah memberitahu kalau lelaki itu pernah berkenalan dengan Soobin.

Taehyun terkekeh, ia ketahuan. Lagipula jika cepat atau lambat semuanya akan tahu kalau Taehyun-lah pelakunya, 'kan?

"Hm, pernah."

•••

"Kaya enggak makan seminggu aja."

"Aku udah enggak makan tiga bulan, Seung."

Alasan yang memang fakta keluar dari mulut Yeonjun, lelaki itu tengah menikmati makan besarnya karena beberapa temannya datang untuk menjenguk dan membawa banyak makanan. Heeseung salah satunya, sahabat Yeonjun di kepolisian yang juga berteman dengan Soobin dan Jake.

"Ya-ya, makan yang banyak," saut lelaki lainnya dengan seragam polisi yang duduk di pojok ruangan, wajahnya serius menatap layar ponsel.

Beberapa temannya sudah pulang, mereka bekerja. Kini di ruangan hanya ada Yeonjun, Soobin, Jake, Heeseung, dan Jay—lelaki dengan seragam polisi di pojok ruangan.

"Hehe."

Soobin duduk di sebelah ranjang, masih menelisik wajah Yeonjun yang terlihat asing. Apa benar Yeonjun itu kakaknya? Namun, kenapa rasanya asing sekali? Seperti tidak mengenal satu sama lain, atau karena Yeonjun tengah kelaparan sampai mengabaikannya?

"Laper, Bin?"

Soobin tersentak dan menggeleng cepat, "Eng-enggak, Kak."

Yeonjun tersenyum, "Maafin Kakak, ya."

Kejadian itu terjadi sangat cepat dan tidak terduga, membuat Yeonjun kelabakan dan tidak fokus saat menyetir. Untungnya ia dan sang adik dapat diselamatkan, Yeonjun tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya kalau salah satu dari keduanya meninggal.

Cklek

"Permisay~" Seseorang berseru jahil sambil membuka pintu, masuk ke dalam ruangan dan diikuti 3 orang lainnya.

"Wah, temen-temennya Soobin juga ke sini?"

Soobin menoleh cepat mendengar perkataan Yeonjun, teman-teman Soobin? Maksudnya, beberapa orang yang berada di satu grup chat dengan nama Alumunius Angkatan 7-9 dengannya? Astaga, Soobin bahkan belum mengingat nama mereka.

Jungwon yang tadi berseru mengangguk dan menghampiri Yeonjun. "Gimana, Kak?"

"Apanya? Kamu mau minta uang?"

"Aih." Jungwon mendelik, "keadaannya, masa minta duit."

Yeonjun tergelak, "'Kan biasanya kamu, Sunoo, Kai, sama Ni-ki suka minta uang ke Kakak."

Sudah seperti saudara, mereka berteman erat.

"Tunggu-tunggu, biar Kakak absen." Yeonjun berujar demikian, menatap satu persatu pemuda yang baru saja masuk.

"Jungwon ada, Sunoo, Ka—"

"Hadir, Kak."

"Enggak gitu." Yeonjun membulatkan matanya berpura-pura kesal melihat Sunoo yang sudah tergelak kecil.

"Kai." Matanya melihat ke arah Kai dan mengangguk kecil, "Niki." Lelaki terakhir yang ia kenal.

"Satu lagi siapa? Temen Soobin juga?"

"Taehyun," ujarnya sambil tersenyum kecil.

Yeonjun mengubah ekspresi bingungnya menjadi ber-oh ria. "Baru liat."

Maksudnya, udah lama enggak liat?

"Oh iya, itu semua temen-temen kamu, Bin. Ngobrol sana."

"Eh? Iya, Kak." Soobin mengangguk kaku dan tersenyum pada satu persatu lelaki yang masih berdiri.

"Apa kabar, Bin?" tanya Taehyun sambil tersenyum dan memegang bahu Soobin.

Soobin tersenyum, "Baik."

Soobin, apa kamu tidak mengingat pelanggan itu?

















Bersambung ....

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang