1.8

188 52 6
                                    

Di ujung jalan, dengan topi menutupi setengah wajah, Sunoo menunduk menatap layar ponselnya. Ia sedang menghubungi Jungwon, untuk menjalankan rencana berikutnya. Entah kenapa, Sunoo tidak suka jika keinginannya hanya dijalankan setengah-setengah. Kemarin lusa, Ni-ki meninggal? Itu tidak cukup untuk Sunoo berhenti, ia mau tetap lanjut, bagaimanapun caranya Soobin dan teman-temannya harus menderita.

Seharusnya kemarin Ni-ki membunuh Taehyun terlebih dahulu, tapi lelaki Jepang itu malah melenyapkan Kai. Namun tak apa, masih ada lain waktu.

"Nunggu lama?" Jungwon datang dengan tergesa, napasnya memburu tapi lesung pipinya masih tercetak jelas karena senyum kecil.

"Enggak, tapi lumayan pegel." Sunoo menjawab sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku. "Sekarang siapa?"

"Kak Jay," ujar Jungwon tanpa berpikir panjang. "Kita udah deket sama rumahnya, kamu masih tanya siapa?"

Sunoo tergelak, "Ya, basa-basi."

Jungwon mencibir sebelum akhirnya melangkah diikuti Sunoo setelah membenarkan topi di di kepalanya. Rumah Jay sudah dekat, mereka tinggal berjalan sekitar 20 meter dan rumah bernuansa hitam elegan itu terlihat. Di daerah ini, siapa yang tidak kenal Jay? Anak tunggal dari seorang dokter dan polisi, pemuda yang kini sudah masuk ke dalam organisasi kepolisian resmi.

Rumah Jay selalu sepi, keduanya tahu karena orang tua Jay dan lelaki itu sering berpergian untuk dinas. Namun, hari ini Jay libur, Jungwon bertanya kemarin. Katanya sekarang Jay mengambil libur karena terkena flu ringan, lagi pula pencarian Taehyun masih dijalankan oleh Soobin dan kawan-kawan.

Kalau dikira-kira, sekitar 10 langkah lagi, mereka mengeluarkan masker di masing-masing saku celana. Ngomong-ngomong, keduanya memakai baju baru, loh. Masker yang sama persis itu dipakai keduanya, langkah mereka dipercepat dan segera membuka gerbang dan menghampiri pintu utama.

Ting tong

Bel menggema di seluruh penjuru rumah, di bawah tombol bel yang Jungwon tekan sebuah pengeras suara mengeluarkan bunyinya.

"Siapa?" Suara Jay menyapa 2 pasang indera pendengaran mereka.

Jungwon tersenyum dan menjawab, "Jungwon, sama Sunoo."

"Oh, masuk aja, enggak dikunci."

Kedua pemuda itu melangkah masuk, tentunya setelah membuka pintu tinggi yang ada di hadapan mereka.

Rumah Jay benar-benar sangat sepi hari ini, tidak ada pembantu atau semacamnya. Kenapa? Jay sendiri yang menolak, padahal kedua orang tuanya ingin menyewa beberapa pembantu dari yayasan, tapi Jay menolak. Katanya, ia bisa berbenah sendiri, tanpa bantuan siapapun.

Namun, kalau Jay tidak ada, siapa yang berbenah?

Pertanyaan itu membuat Sunoo tersenyum kecil, astaga pikirannya, ada-ada saja.

"Kak Jay!" Jungwon memekik, membuat suara khasnya menggema di seluruh penjuru rumah.

"Ya! Di sini!" Suara lelaki itu berasal dari kamar Jay.

Beruntung, setahu mereka, di kamar Jay tidak ada CCTV sama sekali. Bagus, rencana keduanya bisa dijalankan dengan lancar.

"Kita ke sana, ya!

"Iya!" Jay membalas pekikan Sunoo.

Sampai di depan kamar Jay, keduanya bersitatap sebelum akhirnya mengangguk.

"Eh, dalam rangka ap—akhh!!"

•••

Taehyun ada, dia tidak menghilang, bahkan ia masih berkeliaran, walaupun tidak sekali sekelompok orang mengejarnya dengan brutal. Kini Taehyun berjongkok di ambang jendela, menangkup dagunya sambil menelisik ruangan di depan mata.

Ini kamar neneknya Jungwon.

Wanita tua itu masih tertidur lelap seperti orang tua pada umumnya, lebih sering tertidur, tapi bukan berarti mereka tidak bisa bergadang, ya.

Ia tidak membawa apapun, hanya baju yang dari kemarin Taehyun pakai dan beberapa lembar uang yang sudah Taehyun siapkan untuk keadaan mendesak, seperti ini. Senjata? Ada, pisau dan beberapa jarum.

Tak berselang lama, Taehyun memilih turun dengan melompat kecil, masuk ke dalam ruangan dan meregangkan tubuhnya. Tenang, ia tidak bau, kok.

"Dosa enggak sih aku bunuh Nenek-nenek?" tanya Taehyun pada dirinya sendiri, padahal ia tahu kalau membunuh saja sudah berdosa, dasar.

Kakinya melangkah santai, ia rasa Jungwon tidak akan pulang cepat, bahkan beberapa rencana Jungwon dan Sunoo, ia tahu. Jay tidak akan mati semudah itu.

Yang Taehyun butuhkan kini hanya sebuah bantal, kalian bisa menebak apa yang akan Taehyun lakukan selanjutnya.

















Bersambung ....







ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang