"Sakit itu ketika Raga dan Hati di bunuh oleh Realita kehidupan." _Lesya's Wish
Selamat membaca
Lesya saat ini benar-benar dibawa kegudang oleh mereka, "Kak aku mau di apain?." tanya Lesya dengan ketakutan yang akut.
Bagaimana tidak?, mereka semua menatap Lesya tajam bak pisau yang baru saja diasah.
"Diem Lo pengacau." tiga kata yang membuat Lesya diam tak bergeming, bukan karena ucapannya melainkan abangnya Kenzo yang berbicara.
Ia baru ingat kenapa kedua abangnya tak membela dirinya?, pikir Lesya.
Jangankan dibela, menganggap Lesya sebagai adik mereka saja tidak mau. Sesampainya digudang tangan Lesya diseret kasar oleh Arkar.
"Lo udah tau kan kesalahan Lo itu apa?." tanya Arkar dengan raut dingin dan datar. Ketakutan Lesya semakin menjadi, "Aku ngak tau kak, emang salah aku apa?." bukannya menjawab pertanyaan Arkar, Ia malah bertanya balik dengan tatapan polos yang mengemaskan pula.
"Anak siapa sih Lo, heh gemes banget, Anjir."
"Awss sakit."situasi menegangkan pun pecah dengan suara Kenan yang memekik gemas dengan Lesya, dan suara ringisan kecil terlontar dari bibir Lesya karena pipi gembulnya dicubit oleh Kenan.
"Anak mama sama papa. Itu pun kalau diakui." jawab lesya dengan guaman diakhir kalimatnya.
"INI MAU BULLY DIA, KENAN...BUKAN CUBIT-CUBIT PIPI SI PERUSUH." teriak Renzie yang sudah tak tahan dengan sifat sahabat yang satunya ini.
"Oke lanjut. Lo tau kan kita tadi ngerokok ditaman belakang, cuma Lo yang tau dan kita udah bilangin Lo biar ngak cepuin kita ke guru BK, dan apa hah? LO UDAH NGADU KE BU RANTRY KALO KITA NGEROKOK DITAMAN, DAN KITA DIHUKUM GARA-GARA LO. DAN LO HARUS SIAP-SIAP AJA KITA BULLY MULAI BESOK." bentak Arkar pada Lesya.
"Aku ngak ngaduin kalian ke Bu Rantry kak, habis dari taman yang kalian tempati aku langsung pergi ke kelas. Bahkan aku sama sekali ngak ketemu sama Bu Rantry ataupun guru BK lainnya. Bener kak aku ngak bohong kok, aku jujur bukan aku yang aduin kalian. Sumpah kak demi Spongebob jadi nyata." jelas Lesya dengan cepat dan kata nyeleneh diakhirnya. Tatapan polos pun tak lepas dari wajah gadis cantik itu.
"Ngak usah ngeles Lo, jujur aja Sya." lagi-lagi Lesya dibentak, hanya saja kali ini ia dibentak oleh Damar.
"Aku bener kak aku ngak bohong."
"Ck mana ada maling ngaku, penjara bakal penuh."
"Tapi aku gak aduin kalian kak, percaya sama aku."
"Halah, mending langsung ke-intinya aja. Mau diapain nih bocah?." Tanya Renzo yang sudah muak dengan kata alibi dari Lesya.
"Kita lepasin dia hari ini dan kita bully untuk besok, gak ada mood gue buat bully dia." sahut Arkar dan melenggang pergi dari gudang.
Lesya pun ditinggalkan oleh mereka digudang kumuh itu, sendiri? Ya sebab mereka semua sudah pergi dari ruangan tersebut.
Tangan mungilnya menarik gagang pintu ke bawah, terbukalah pintu yang sudah mulai rusak dan tak pernah dikunci sampai saat ini.
Lesya ingin pergi ke kelas tapi bel masuk pelajaran kedua sudah dari tadi berbunyi, ingin ketaman tapi takut jika bertemu anggota osis ataupun guru, bahkan bagaimana kalau Ia bertemu lagi dengan anggota King Diamond.
Dengan langkah gontai Ia pun terpaksa masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Saat Lesya sampai di depan pintu kelas yang terbuka memperlihatkan siswa/siswi yang memperhatikan Ibu guru yang sedang mengajar.
"Permisi bu, maaf Lesya telat." ujar Lesya dengan nafas sedikit tersenggal, entah kenapa tiba-tiba nafasnya seperti ini.
"Kenapa kamu telat?." tanya Bu Nia yang sepertinya sedang bermood baik, biasanya saja marah-marah jika moodnya buruk.
Lesya bingung ingin menjawab apa, Ia memasuki kelas itu dan berjalan menuju guru yang sedang menatapnya itu.
"Em Maaf Bu, tadi Lesya ke-perpustakaan untuk mengembalikkan buku yang sempat Lesya pinjam, namun sepertinya Lesya kelamaan di perpustakaan jadi lupa kalau sudah bel masuk bu." jawab Lesya yang tentunya dengan kebohongan yang pasti.
"Yasudah, tapi saya tidak akan membiarkan kamu mengikuti pelajaran saya, cepat pergi ke lapangan utama dan berdiri hormat pada bendera sampai pelajaran berakhir." kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi.
Lesya mengangguk dan berjalan keluar menuju tempat Ia dihukum, Lapangan tentunya. Sesampainya di lapangan Lesya mulai berdiri tegak dengan wajah yang mendongak menatap Sang Merah Putih, dan tangan kanan disamping kepala membentuk hormat.
'Huh masih untung dua puluh lima menit kedepan pelajaran sudah berakhir, bagaimana jika masih lama dengan waktu berjam-jam. Mau jadi apa aku? Apa akan gosong ya, Hehe.' batin Lesya yang entah berpikir apa.
"Jam berapa ini?, aku capek. Boleh istirahat sebentar ya?, tapi jika nanti ketahuan dan ditambah hukuman bagaimana?." perasaan lelah, bingung, dan panas diarea tubuhnya yang terkena panasnya matahari secara langsung itu saling bercampur aduk.
Dua puluh lima menit berlalu
Kringgg.....
"Yes bel pulang sudah berbunyi, ayo pulang Lesya." Kata Lesya pada dirinya sendiri, huh entahlah kenapa sehabis dari gudang tempat dirinya disekap Ia menjadi suka berbicara sendiri.
Saat Ia berjalan di koridor dekat kelas menuju gerbang Lesya tak sengaja bertabrakan dengan Artama atau sering dikenal dengan Ketos alias ketua osis.
"Aduh maaf kak Ar, aku ngak sengaja." Lesya yang merasa salah akibat tak sengaja menabrak Artama pun meminta maaf.
"Iya ngak papa kok ini juga salah gue yang main jalan aja, sorry ya tadi gue gak ngelihat Lo soalnya Lo mungil banget kaya kucing, ketutupan buku juga tadi gue buka buku siswa, hehe." kata Artama dengan sedikit candaan.
Kalimat dari Artama hanya Lesya balas dengan tertawa kecil.
"Gue duluan ya." lanjut Artama berpamitan dan di 'Iya' kan oleh Lesya.Skip saja, Lesya sudah sampai dirumahnya dengan menaiki taksi karena angkot tidak ada yang lewat sedikit pun. Ia memasuki rumahnya yang terbilang besar, hampir sama dengan mansion.
"Lesya pulang." sepi, tak ada siapapun. Apa abang-abangnya belum pulang. Padahal sudah jam 16.09 WIB.
"Eh non baru pulang sekolah ya?." sebuah pertanyaan yang membuat Lesya terkejut, padahal baru saja Lesya menginjakkan kakinya dianak tangga pertama.
Ia segera mengembalikkan badannya dan melihat siapa yang memberinya pertanyaan.
"Loh Bi Marti, Aaaaa Lesya kangen, kenapa seminggu ngak kesini?." ucapan dan pertanyaan Lesya lontarkan pada Bi Marti dengan raut cemberut, Ia menubrukkan badannya pada Bi Marti dan memeluknya erat dibalas pelukan tak kalah erat dari Bi Marti.
"Maaf ya non, Bibi tuh ijin ke Tuan kalau dua hari ngak berangkat kerja karena tetangga Bibi ada yang meninggal dunia. Eh malah anak Bibi pulang dari Bandung Bibi kan juga kangen sama anak Bibi jadi ijin lagi ke Tuan lima hari." jelas Bi Marti.
"Iya bi aku maklumi." jawab Lesya.
Pintu utama dibuka oleh seseorang, lagi-lagi Lesya terkejut oleh suara pintu yang terbuka.
"Kita pulang." ketiga abang nya? Lalu mana dua orang lagi? Entahlah.Wonogiri, 19 Nov 21.
Afternoon, 13.50 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Kesialan mengikutinya lagi, Ia dijodohkan dengan seorang ketua geng motor yang juga me...