"Episode cinta hitamku yang berulang kembali, berulang menguasai hati yang mencoba untuk berhenti menyukaimu."_L's ws
Lesya pun berjalan keluar dari tempat itu dengan tertatih, Ia benar-benar tidak habis pikir dengan mereka, apa salah dia sebenarnya.
'Sampai kapan aku harus menderita seperti ini?.'
Kata itu terus terngiang dikepala Lesya hingga tak sadar bahwa darah merembes keluar dari hidung Lesya. Ia merasakan ada yang menetes dari wajah ya.
Lesya berlari saat melihat kaca yang tertempel didinding. Ia berkaca, 'apa lagi ini, Tuhan?' batin Lesya. Tubuhnya meluruh kelantai.
Tak kuasa menahan sesak didadanya, pengelihatannya memburam. Ia terjatuh pingsan dengan keadaan fisiknya yang terluka.
Tak ada siapa pun ditempat itu, ya, hanya Lesya sendiri. Tapi entah kedepannya apa akan ada seseorang yang kebetulan sedang lewat.
Jam pulang sekolah pun sudah terdengar, yang berarti sudah sepuluh menit Lesya terbiarkan pingsan ditempat itu, dengan suasana yang senyap.
Tap...
Tap...
Tap...
Suara sepatu terdengar jelas diarea itu, terlihat seorang pemuda tampan sedang berkeliling sekolah untuk melihat siapa saja yang belum pulang sekolah dan masih nongkrong di area sekolah.
Netranya terhenti saat melihat seorang gadis tergeletak mengenaskan dilantai yang dingin itu, Ia menghampiri nya tanpa rasa takut sedikit pun.
Tepat didepannya, Ia berjongkok didepan sang gadis. Disingkirkan-nya rambut yang menghalangi wajah gadis tersebut.
Terlihat raut wajahnya menampakkan keterkejutan, jantungnya berdebar kencang dengan ritme yang tak menentu.
Ia tepuk pelan pipi sang gadis, "Hei, Sya bangun, cantik." ucap pemuda itu.
Si gadis yang dipanggil Sya tetap tak terbangun, masih dalam keadaan pingsan. "Sya, bangun, bangun." ucap panik pemuda itu untuk yang kedua kali nya.
Tetap tak ada respon, Ia segera mengangkat badan mungil gadis itu. Menggendongnya dengan hati-hati tak luput tatapan khawatir terpatri jelas diwajah pemuda tampan itu.
Ia segera berlari menuju mobil yang Ia bawa, memasukkan gadis itu ke dalam mobil dan disusul olehnya. Dengan tergesa Ia menjalan kan mobil tersebut.
Sesampai nya di Rumah Sakit Ia segera menggendong gadis mungil itu dan berteriak, "Suster, bisa kah kau cepat tolong saya?, Cepat!!!." ujarnya berteriak.
Dua orang perawat cantik berlari membawa bankar khas rumah sakit, didorongnya bankar itu menuju Instalasi Gawat Darurat atau sering disingkatnya IGD.
Pemuda itu ditahan oleh satu suster saat Ia akan ikut masuk kedalam ruang pemeriksaan di IGD. "Tunggu sebentar ya, Kak." ucap sopan suster tersebut.
Pemuda itu hanya mengangguk pasrah, Ia mendudukkan tubuhnya dikursi tunggu pasien yang tersedia disitu.
Menit demi menit berlalu, hingga sudah terhitung satu jam lamanya. Terdengar suara pintu IGD terbuka, menampakkan seorang wanita dengan jas almamater putihnya.
Senyumnya mengembang diwajah sang dokter cantik itu, bukan berarti senyum itu adalah senyuman kebahagiaan.
Melainkan senyuman yang tersirat banyak makna, termasuk kesedihan yang mendalam. "Bisa ke ruangan saya, Kak?." tanya dokter Nita.
Pemuda itu mengangguk meng-iyakan, Ia segera berjalan mengikuti dokter itu menuju ke ruang dokter. Sejak tadi detak jantungnya selalu berdebar kencang, tubuhnya gemetar.
Ia benar-benar takut jika akan terjadi sesuatu dengan gadis manis itu, sungguh Ia benar-benar takut jika Ia tidak bisa lagi melihat wajah indah gadis baik hati itu.
Sesampainya di ruang konsultasi atau ruang dokter, Ia dipersilahkan untuk duduk dan mendengarkan penjelasan dokter dengan serius.
"Jadi, huftt..."
Dokter itu menghela nafas panjang untuk menguat kan dirinya agar bisa berbicara dengan tenang tanpa menangis.
"Sebenar nya, mental gadis itu sudah cukup lemah. Apalagi penyakitnya yang sudah semakin parah, kakak tau sendiri bukan, jika penyakit yang dideritanya itu sangat berbahaya?. Ya, penyakit Leukimia dan asma, dua penyakit yang bersarang bersamaan didalam tubuh gadis itu akan semakin parah jika terus dibiarkan. Dimana penyakit Leukimia yang mematikan, obat yang saat ini benar-benar belum bisa para ahli kedokteran temukan. Hanya ada obat pereda sementara, tadi saya periksa lebih lanjut mengenai penyakit nya..."
Ucapan dokter itu terjeda dengan Ia menggeleng kan kepalanya.
"Maaf, penyakit Leukimia yang dideritanya sudah berada distadium akhir. Kemungkinan besar gadis itu tidak akan tertolong jika Ia selalu telat meminum obatnya." jelas dokter itu.
Sedangkan pemuda itu hanya terdiam, tak kuasa menahan sesak didadanya. Hatinya terasa hancur lebur ketika gadis manisnya terkena penyakit berbahaya itu.
Apa ini akhir dari segala nya? Ia sungguh tidak ingin kehilangan seseorang yang sudah Ia anggap sebagai miliknya bukan sebagai adiknya.
Dengan pandangan kosong ia keluar dari ruangan itu, satu orang perawat menghampirinya dan bertanya.
"Kak, pasien akan dipindah kan keruang ICU, ruangnya yang VIP atau biasa?." tanyanya.
"VIP." ucap pemuda itu.
Ia segera mengikuti langkah perawat tersebut keruang IGD terlebih dahulu untuk mengambil pasien, tepat saat dua orang perawat mendorong bankar tersebut.
Pemuda tampan tadi ikut membatu mendorongnya agar cepat sampai diruangan yang dituju. Saat sampai Ia hanya berdiri diluar, seperti enggan untuk masuk.
Hati nya terlanjur hancur saat melihat keadaan gadis itu, alat-alat medis pun sudah terpasang rapi ditubuh gadis itu.
Dengan sekuat hati Ia memasuki ruang ICU tersebut. Matanya memanas melihat banyaknya alat medis yang terpasang ditubuh gadis itu.
Ia duduk dikursi tepat disamping bankar, dia gengam erat jari-jari gadis itu dengan tersenyum penuh arti.
"Sya, bangun yuk. Jangan kaya gini, maafin gue ya. Gue gagal banget ya jadi Abang Lo?."
Wonogiri,24 Mei 2022
Night, 21.38 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Kesialan mengikutinya lagi, Ia dijodohkan dengan seorang ketua geng motor yang juga me...