"Senyum mu adalah candu ku." _lesya's wish
Happy reading!!!
"Permisi."Pintu pun terbuka, menampakkan seorang wanita cantik dengan seragam kerja berwarna putihnya, tak lupa senyum ramah semakin mendominasi wajah cantiknya.
Seorang perawat mendorong sebuah rak yang berisi nampan makanan. Namanya Septia Laila, panggil saja Mbak Lilla. Nama yang cantik, sesuai dengan wajahnya.
Kedua remaja itu seketika menoleh, melihat siapa yang mendatangi ruang rawat sepagi ini.
08.59 WIB, tergolong masih pagi bukan. Masih dengan senyum ramahnya, Mbak Lilla memberikan sebuah nampan berisi makanan dan satu gelas air putih.
"Maaf saya mengganggu waktu percakapan kalian, saya hanya ingin mengantar sarapan Nonna Lesya. Nonna, setelah memakan sarapannya, tolong segera meminum obatnya agar tidak terlambat untuk jadwal minum obat." ujar Lilla.
"Iya Sus, terima kasih ya. Nanti aku minum obatnya." jawab Lesya. Sedangkan Arkar pun tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Lilla kembali tersenyum, "Baik, Nonna, saya permisi."
"Iya, Sus."
"Kak Arkar, kakak ngak mau kekantin cari sarapan. Aku aja udah dikasih sarapan, aku takut kalo kakak nyak sarapan bakalan sakit, terus nanti kakak sakit ngak bisa sekolah, kalo kakak ngak sekolah nanti ngak akan dapat nilai, kalo kakak ngak dapat nilai kakak ngak akan naik kelas, kalo ka-"
"Udah bacotnya?."
Belum sempat menyelesaikan bicaranya tadi, perkataan Lesya saja sudah dipotong oleh Arkar. Raut wajah Arkar pun seketika berubah menjadi datar dan dingin kala Lesya terus saja mengoceh tak jelas mengenai Ia belum beranjak dari duduknya untuk pergi kekantin rumah sakit membeli sarapan.
Bukankah perkataan Lesya sama saja mengusir dirinya pergi dari ruangan itu??, Dengan arti Lesya sudah bosan melihat jika dirinya masih diam diri di sofa. Apa memang Lesya berniat mengusir nya??.
"Lo ngusir gue???."
"Aku sama sekali tidak ada niatan untuk mengusir kakak kok, aku hanya takut kakak sakit karena ngak sarapan dan memilih menjaga aku disini." lirih Lesya
Arkar pun tak bisa menahan tawanya, Ia tertawa kecil mendengar penuturan Lesya yang sampai-sampai mampu membuat nya tertawa lepas. Apa tadi?? Lebih memilih Lesya daripada sarapan berharganya??, Sungguh hanya hal itu saja membuat Arkar tertawa.
"Apa tadi? Gue? Lebih milih Lo daripada sarapan yang sungguh berharga buat gue?? Hahaha, Gak.Akan.Pernah." sinis Arkar dengan penekanan setiap kata di akhir kalimat yang Ia ucap kan.
Seketika Lesya menundukkan pandangannya, malu atas perkataan yang Ia ucapkan sebelumnya. Ternyata gadis itu sudah salah sangka, Ia benar-benar mengira bahwa Arkar tak mau pergi sarapan demi menjaganya.
'Bodoh kau Lesya, terlalu dalam kah hayalanku?' batin Lesya mengutuki dirinya sendiri.
Arkar berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu, "Mau kemana, kak?" tanya Lesya.
"Mau sarapan, Lo gak usah kemana-mana, kalo gue balik terus Lo gak ada di sini. Inget, bisa di gantung dipohon tomat gue nanti sama bokap Lo." peringat Arkar.
Saat dikata terakhir yang Arkar ucapkan Lesya ingin sekali tertawa, pohon tomat?? memangnya bisa??, cukup hanya itu, namun dapat membuat Lesya ingin tertawa.
Tanpa basa-basi lagi Arkar keluar dari ruang inap Lesya, sedangkan Lesya ia hanya menatap punggung Arkar yang semakin menjauh dari pandangan nya.
Sudah 35 menit Lesya menunggu Arkar, Ia takut jika Arkar kenapa-kenapa atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Tak berselang lama, Arkar datang membawa semangkuk batagor dan satu botol air mineral yang kedua tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Kesialan mengikutinya lagi, Ia dijodohkan dengan seorang ketua geng motor yang juga me...