"terkadang mencintai seseorang terlalu dalam akan membuat kita menjadi bodoh dan buta akan dunia." _L's ws
"MAMA ANAK MU YANG GANTENG INI DATENG."Suara teriakan lantang itu membuat Liya dan Lesya terkejut, bahkan seseorang yang berteriak tadi pun juga ikut terkejut lantaran adanya kehadiran Lesya di rumah ini.
"Lesya, Lo ngapain disini?." tanya orang tersebut.
"Em...itu kak Kenan, aku...aku.."
"Dia pembantu baru di rumah ini." sahut Arkar memotong ucapan Lesya.
Liya yang mendengar anaknya yang menjawab bahwa Lesya yang notabenya adalah menantunya dan malah berucap jika Lesya itu pembantu pun merasa geram.
Sahutan Arkar pun membuat sahabat-sahabatnya bingung, ya, yang datang memang bukan hanya Kenan saja. Namun semua sahabat Arkar, kecuali Abang Lesya tentunya.
Ada, Kenan, Agatha, dan Damar.
"Kamu tuh ya, Lesya itu istri kamu. Kenapa kamu bilang kalau dia pembantu, hah?. Kamu kalau belum suka sama Lesya ya sudah jangan merendahkan Lesya. Ingat bahwa Lesya itu istri kamu, istri sah kalau kamu lupa, huh?."
Liya menasehati anaknya dan memejam kan matanya menahan marah, dengan sebal Liya pergi begitu saja dengan menghentak-hentakkan kakinya.
Sedangkan Lesya, saat ini Ia sedang dilanda kegelisahan yang tak karuan. Bagaimana tidak? Ia seketika ditatap aneh, bingung dan sinis oleh 3 orang sekaligus.
"Duduk dulu kak." ucap Lesya sopan, Ia semakin menundukkan pandangannya. Benar-benar tidak berani menatap wajah mereka.
"Lo kapan nikah?." tanya Damar ketus.
"Lo ngapain nanya ketus segala?, Gue nikah kemaren, kenapa?." jawab Arkar santai .
"Oh, ngak biasa aja."
"Lo kok ngak ngasih tau kita?, Jahat bener lo." celetuk Kenan sinis, tak terima jika ia tak diundang kepernikahan sahabatnya itu.
"Emang kenapa?."
"Ya kan gue gak bisa makan gratis kalo Lo ngak undang gue, bego!!."
"Ngak usah kenikahan gue juga Lo tiap kesini minta makan ke-Mama. Dasar monyet."
Sedangkan kenan, Ia hanya cengengesan tak jelas. Netranya pun menoleh ke arah Lesya yang masih menunduk, "Sya, Lo kenapa?." tanya Kenan ke Lesya.
Lesya pun mengangkat pandangannya, melihat seseorang yang bertanya padanya. "Aku nggak apa-apa kok, Kak." jawab Lesya sembari tersenyum.
"Eh, kaya'nya Arkar tuh ngak cocok nikah sama Lesya, dan yang cocok nikah sama Lesya tuh ya gue, ya ngak?." ucapan dengan makna bercanda itu membuat Arkar sebal dan geram.
"Maksud Lo apaan?." tanya Arkar sewot.
"Apaan sih, gitu aja baperan."
"Gue ngak baperan, babi."
"Halah bilang aja kalo Lo baperan."
"Lo kalo mau ngajak ribut gue, ngak dulu deh, males gue."
"Bisa diem gak, kalian?." jengah Agatha.
Mereka berdua empat kecuali Lesya, melanjutkan percakapan tentang geng motor mereka, Lesya yang merasa tak tahu yang di bahas dan seperti tidak di anggap ada pun angkat bicara.
"Aku ke belakang dulu ya, permisi." ucap Lesya, namun dihiraukan oleh mereka semua yang ada diruang itu.
Lesya hanya tersenyum tipis melihat mereka yang tidak merespon ucapannya, kenapa tidak dijawab? Hanya sekedar anggukan kecil saja sudah cukup.
L's w
Malam pun tiba, dimana sang pembawa cahaya hangat dan penerang sudah berganti dengan bulan, si-ratu cahaya dengan kesunyian dan ketenangannya.
Ribuan bintang membantu sang ratu menyinari malam yang dingin, suara binatang kecil yang sering disebut jangkrik itu terdengar nyaring.
Diluar terasa sunyi. Tapi tidak dengan kamar seorang, ah tidak lebih tepatnya di kamar dua orang berbeda sifat itu.
Yang satu tidak pedulian, dan yang satu penyabar. Siapa lagi kalau bukan Arkar dan Lesya, sipengantin baru yang masih saja tidak akur jika berdekatan.
Lesya terus saja berdiri dengan diam sembari menatap wajah Arkar.
"Kalo Lo mau jadi patung, silahkan pergi kedepan rumah ini. Lo bisa jadi pajangan disana, daripada Lo cuma berdiri tanpa kata disini." ucap Arkar.
"Aku boleh tidur, kak?."
"Gue gak ngelarang Lo tidur, lagipula besok sekolah."
"Aku tidur dimana, kak?"
"Banyak tanya Lo, diranjang lah."
Lesya mengangguk meng-iya kan, dengan segera Ia berjalan menuju ranjang itu. Merebahkan dirinya dan berusaha memejamkan mata sembari bergumam, 'Ayo, tidur Lesya.'
Mata Lesya terbuka ketika kasur itu tergerak, "kak Arkar mau kemana?." tanya Lesya halus.
"Ambil air dingin." jawab Arkar malas. Kenapa Lesya lebih banyak bertanya akhir-akhir ini.
"Di mana?."
"Di dapurlah, anjir."
"Ouh. Aku boleh nitip bawain sesuatu tidak, kak?."
Arkar mengangkat satu alis nya menandakan, 'apa'.
"Em, es krim coklat dikulkas, kak."
"Oke."
"Makasih." ucap Lesya.
Arkar menghiraukan ucapan Lesya itu, dan segera berjalan kearah dapur untuk mengambil minum dan es krim coklat pesanan istrinya tadi.
Tepat sudah didalam kamar, keduanya tak bersuara, keheningan melanda. Lesya yang memakan es krim coklatnya dengan tenang dan terduduk disofa kamar itu.
Wonogiri, 15 April 2022.
Night, 20.48 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Kesialan mengikutinya lagi, Ia dijodohkan dengan seorang ketua geng motor yang juga me...