L's Wish 15

5.6K 256 17
                                    


"Tetep berjuang, masio aku dudu pilihan mu." _Lesya's Wish






Selamat membaca❤️


"Oh sudah tidur ternyata." ucapnya dan langsung pergi dengan menutup pintu kamar itu terlebih dahulu.

-L's W-

Sepasang kelopak mata mengerjap dengan perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang menembus masuk melalui ventilasi kamar tersebut.

Dan si gadis itu menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang kaku karena tidur siangnya tadi cukup lama, "eughh." lengguh gadis tersebut. Irish mata berwarna coklat terang itu terlihat semakin cantik sebab terkena sorot matahari sore, atau sering disebut dengan cahaya senja.


"Jam berapa ini?." tanya perempuan itu pada dirinya sendiri. "Apa??, Jam lima sore. Aku kebo juga ya ternyata, pulang sekolah jam dua, bangun-bangun sudah jam lima, hehehe." Ucapnya dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya.

Gadis manis tadi adalah Lesya, si cantik yang berkehidupan tak semestinya.
Lesya turun dari tempat tidurnya, berjalan dengan jarinya yang bergerak lihai untuk mencepol rambut panjang sepinggang itu, meski berantakan tapi tak apalah.

Lima puluh lima menit Lesya berada didalam kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket karena keringatnya, walaupun tidak beraktivitas dan hanya tidur, tetap sajakan keringat akan keluar.

Si manis itu sudah selesai membersihkan badannya, tepat pada waktu 17.56 WIB, Ia keluar dari kamar mandi tersebut. Lesya membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju dapur untuk membantu memasak makan malam mungkin.

Saat sampai di dapur, Ia tak melihat siapa pun. Tak terkecuali Bu Marti yang biasanya dijam seperti ini sedang berada di dapur untuk memasak. Dan Ia pun hanya melihat sebuah kertas Note yang tertempel pada pintu atas lemari pendingin.

_

______________________________________________________

Note

_______________________________________________________

'Non Lesya atau siapapun yang membaca ini, Bibi ijin pulang sebentar ya, besok siang balik kesini lagi. Maaf Tuan, saya buru-buru jadi tidak sempat mengabari Tuan bahwasanya saya pulang ke rumah anak saya, dikarenakan anak saya sedang sakit, Terimakasih Tuan, Aden dan Non Lesya.'

Dari Bibi.
Sekali lagi maaf Bibi teh.
_______________________________________________________

Lesya mengulas senyum manisnya, terkejut lantaran Bibinya itu akan menulis seperti itu. Rasa ingin tertawa tapi takut jika dosa, Ia pun membuka lemari pendingin atau sering disebut dengan kulkas.

Ia mengambil beberapa bahan makanan yang akan dirinya masak, hanya mengambil beberapa potong daging ayam dan sayur-sayuran beserta bumbu instannya.

Ia cukup malas jika harus mengupas bumbu, merajangnya ataupun menghaluskannya. Maka dari itu Lesya hanya menggunakan bumbu instan saja.

Sekitar satu jam Ia memasak, ada dua hidangan yang Lesya masak. Lesya pun berjalan kearah ruang tamu atau biasa disebut ruang depan. Selama beberapa jam ini Ia tak mendengar suara Papa dan ke-empat Abangnya.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang