L's Wish 9

5.3K 269 59
                                    

"Kepala keluarga mana yang bahagia melihat anaknya tersakiti?." _Lesya's Wish.









Selamat membaca♡

Lesya berlari kearah kamar, mood yang seharusnya baik malah menjadi yang sebaliknya, karena Alvaro yang seharusnya menjawab 'Iya.' malah 'Tidak.' huh ya sudah.

Makan malam telah tiba, semua mulai turun keruang makan setelah Bi Marti memberi tahu bahwa hidangan untuk makan malam sudah siap.

Lesya pun menuruni anak tangga satu per-satu, jalannya berlalu dengan mulus tak ada adegan terpleset lalu jatuh atau berlari terburu-buru dan sama...berakhir jatuh terguling-guling sampai anak tangga bawah dan lain sebagainya.

"Malam semua." lirih Lesya menyapa.

Semua diam tak ada yang menjawab. Mereka semua cukup malas untuk menjawab sapaan gadis itu. Makan malam pun dimulai dengan berdoa.

Setelah semua selesai makan malam tadi tak lupa kewajiban mereka untuk....

Sebentar, untuk apa?.
Kewajiban untuk berdoa sayangg.

Renzie, Renzo dan Bima pergi ke kamar masing-masing, berbeda dengan Abraham, Alvaro, dan Lesya.

Mereka tidak dalam satu ruangan, melainkan Abraham dan Alvaro pergi keruang kerja dirumah mereka untuk membahas kebiasaan mereka setiap hari, apa lagi kalau bukan membahas pekerjaan di kantor tadi siang.

Sedang kan Lesya, Ia membantu Bi Marti mencuci piring dan alat makan lainnya setelah digunakan untuk makan malam yang sunyi tadi. Setelah selesai Lesya pamit pada Bi Marti untuk pergi kekamar-nya.

Brukk...

"Awsss, siapa yang naruh tembok disini?." tanya Lesya berguam.

"Lo ngatain gue tembok." suara berat itu terdengar ditelinga Lesya, seketika pula Lesya pun terkejut.

Lesya semakin menunduk dalam dan memejamkan matanya erat, karena merinding yang tiba-tiba terserang ditubuhnya.

"Aduh maaf ya tembok, kamu bisa ngomong juga ya. Aku minta maaf, aku ngak sengaja nabrak kamu." kata lesya menyesali telah menabrak tembok itu.

"Sialan Lo, makin lama makin ngak jelas ya Lo, heh. Lo gila, Njir?."

'Suara nya kok nyeremin ya, hiks.'  batin Lesya semakin merinding.

Dengan segenap nyalinya Lesya mulai menganggkat kepalanya untuk melihat, tembok apa yang bisa berbicara itu.

Degh...

"Eh, maaf Bang Renzie." ucapan maaf dari Lesya yang telah menyesal sudah mengira Abangnya yang satu itu menjadi tembok. Sungguh Ia menyesal.

Tanpa menjawab atau menerima permintaan maaf dari Lesya, Renzie melenggang pergi dari hadapan Lesya. Tak hanya itu, Renzie pun menyenggol kasar lengan kiri Lesya yang masih sakit.

Lesya meringis kesakitan lantaran perih diarea lengan kirinya, 'Kenapa semakin sakit, shh.' batin lesya meringis.

Tess
Tess

Darah menetes keluar dari lengan Lesya, bagaimana bisa? Luka dilengan itu belum sepenuhnya kering.

Lesya berlari dengan cepat menuju kamarnya, sampainya lesya di kamar, Ia dengan segera membersih kan darah itu dan mengambil kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Perban pun diambil dan Lesya segera mengobati nya.
Setelah selesai Ia bernafas lega, Lesya berjalan ke arah springbed bersize lumayan besar.

Direbahankan-nya tubuh Lesya yang sudah lelah dan capek.
Eh bukan nya sama? Ahh iya kah? Sudah lah.

Perlahan dan pasti kelopak mata indah itu mulai menutup.

-L's W-

Pagi hari telah tiba, tapi matahari masih merasa malu untuk menampakkan dirinya.

Apa matahari bisa malu? Seperti nya...Tidak. mungkin hanya diserial film Teletubbies.

Lesya sudah memulai aktivitasnya pada pukul 05.00 WIB.

Beraktivitas mulai dari membantu menyapu halaman rumah dan membantu memasak Bi Marti. Dan sekarang pun sudah pukul 06.02 WIB.

Abraham, Alvaro, Bima, Renzie, Renzo. Sudah menduduki meja makan.

Renzie berdecak juga tak henti-henti untuk menyumpah serapahi Lesya karena tinggal gadis itu yang belum turun dari kamar, sebab Lesya masih menggunakan entah sepatu atau seragamnya.

Kreikk...

Di tarik nya kursi untuk Lesya duduk dengan tergesa
"Maaf semua, maaf aku sudah membuat kalian menunggu aku, maaf sudah membuat waktu sarapan kalian terlambat." lagi-lagi permintaan maaf Lesya hanya diacuhkan saja.

Sarapan telah selesai, semua pergi kearah garasi untuk mengambil kendaraan pribadi masing-masing, tidak dengan Lesya tentunya. Ia menunggu angkot (angkutan kota) atau taksi. Namun kenapa tak ada yang lewat?.

Tinnn....

Dikagetkan-nya Lesya dengan suara klakson mobil dibelakangnya, Lesya menoleh ternyata Papanya yang mengkagetkan-nya tadi.

"Heh kamu, buka ini gerbang nya malah bengong." Kata ketus dari Abraham menyuruh Lesya untuk membuka gerbang yang masih tertutup.

Biasanya Bi Marti yang membukakan, karena Bi Marti sedang keSupermarket membeli bahan dapur yang sudah menipis.

Lesya pun segera membukakan gerbang itu, mobil Abraham mulai melaju melewati Lesya, disusul oleh mobil Alvaro, dan ketiga motor yang Bima, Renzie, dan Renzo kendarai masing- masing.

"Cocok Lo kalo jadi satpam dirumah ini, baybay anak pungut. Hahaha." ejek Renzo pada Lesya dan melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata sebab sudah ditinggal oleh Bima dan Renzie.

Sedangkan Lesya, Ia melamun entah melamunkan apa. Sampai-sampai dirinya tak sadar bahwa taksi sudah berada didepannya.

"Mbak mau naik tidak?." tanya pas sopir dengan berteriak lantaran dari tadi pak sopir memanggil Lesya yang masih tetap melamun.

Kali ini teriakan pak sopir ada hasilnya, Lesya tersadar dan segera masuk kedalam mobil taksi dan berbicara pada pak sopir agar melajukan mobil taksi nya dengan cepat.

Sampai pun Lesya di sekolah elite-nya itu. Ia segera membayar biaya taksi dan berjalan dengan tertatih-tatih karena kaki nya masih terasa sakit saat turun dari mobil tadi dengan tiba-tiba.

Lesya memasuki kelasnya dan mendudukkan tubuh ramping itu pada kursi yang sudah lama Ia tempati.
Bel sekolah baru saja berbunyi, semua murid nampak tergesa-gesa memasuki kelas.

Saat guru mapel masing-masing datang, suasana hening seketika. Pelajaran pun mulai dibahas dan TS (Tugas Sekolah) mulai diberikan oleh guru yang mengajar. Hingga bel istirahst pun berbunyi.

Kelas Lesya saat ini pun sudah sepi karena semua siswa/siswi sudah keluar untuk pergi kekantin, apa lagi kalau tidak pergi untuk sekedar makan siang dan mengobrol atau pun mengibah bagi kaum perempuan.

Sedang kan yang laki-laki mungkin hanya mengobrol tentang....Entah lah.

Lesya mulai berjalan masih dengan tertatih-tatih keluar kelas, Lesya juga ingin makan siang ke kantin.



Wonogiri, 24 nov 21
Afternoon, 16.19 WIB

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang