L's Wish 23

4.3K 204 10
                                    

"walaupun kamu tidak bisa mencintai ku balik, tak apa selagi aku masih bisa bertahan." _L's ws



"Kenapa aku ditarik-tarik?." tanya Lesya berusaha menyeimbangi langkah orang itu.

Sedangkan yang ditanya saja hanya diam, seperti enggan untuk menjawab pertanyaan yang tak penting menurutnya.

Saat sampai, tempat dimana yang seseorang itu tuju. Perasaan Lesya sudah risau, berdua dengan dia ditempat yang sepi.

Benar-benar membuat perasaan Lesya berkecamuk.
"Ada apa?." tanya Lesya mengawali pembicaraan.

"Nanti pas pernikahan kita, eh enggak. Pernikahan gue sama Lo maksudnya, Lo jangan suruh siapa pun datang, mau itu sahabat Lo atau pun temen Lo." jelas remaja laki-laki itu.

"Oh, ngak cuma itu. Asal Lo tau, gue gak pernah suka sama Lo, so?. jangan.berharap.lebih." lanjutnya dengan sedikit penekanan pada setiap kata yang diucapakannya.

Yang tak lain dan tak bukan Ialah, Arkar.
Dia, Arkar yang telah menarik-narik lengan Lesya dan membawanya di taman sekolah yang sepi.

"Iya, lagipula. Aku tak punya teman." jawab Lesya dengan anggukan.

"Bagus." setelah mengatakan itu, Arkar melenggang pergi dari hadapan Lesya, sedangkan Lesya hanya ditinggal, apa tidak ada niatan untuk mengajaknya pulang bersama?.

Lesya berjalan keqrah gerbang untuk menunggu taksi ataupun angkutan umum lainnya.

Suasana disekitar lokasi sekolah ini sepi,sunyi, hanya Lesya disini. Sedangkan yang lainnya pun sudah pulang, mungkin hanya tersisa penjaga sekolah yang belum pulang.

Awan yang semula terang pun menjadi mengabu, dan tak berselang lama gerimis pun turun.
Hembusan angin yang cukup kuat mampu membuat Lesya kedinginan, 'kenapa belum ada satu pun angkutan umum yang lewat?' pikir Lesya.

Hujan yang semula hanya gerimis berubah menjadi sedikit deras, netra Lesya memandang sebuah halte bus yang cukup jauh dari tempat dimana Ia berdiri.

Saat hendak menyebrang, Ia melihat seekor kucing yang berada ditengah-tengah jalan, seperti magnet yang menariknya, Lesya dengan sedikit berlari menuju kucing tersebut.

Disaat yang bersamaan, sebuah truk pengangkut barang melintas dengan kecepatan lumayan tinggi dijalan yang sama dengan Lesya.

Lesya tak menyadari bahwa belakangnya ada sebuah truk tersebut, malah dengan santainya Lesya mengambil kucing tersebut dan menggendongnya.

Saat Ia berbalik badan,sungguh dirinya terkejut bukan main. Truk pengangkut barang itu sudah hampir dekat dengannya.

Lesya segera berlari, tapi terlambat. Truk itu dengan cepat menge-rem mendadak tepat didepan Lesya.

Supir yang mengendarai truk tersebut keluar dengan raut wajah marahnya, laki-laki berumur sekitar 45an itu berjalan tergesa ke arah Lesya.

"HEY MBAK, KALAU MAU MENYEBRANG, CEPAT DONG.BUKAN MALAH DIAM SAJA, MASIH UNTUNG SAYA BISA NGE-REM, KALAU TIDAK?? MBAK MAU MATI??." bentak supir truk tadi.

Lesya hanya bisa menunduk dalam sembari mengucapkan kata maaf berkali-kali. Ia segera berlari ketrotoar jalan agar truk itu bisa lewat lagi.

Setelah kejadian itu, Lesya masih terus menggendong kucing tadi layaknya seorang bayi. Dengan lembut ia mengelus kepala kucing itu, sedangkan si kucing sudah tidur dalam gendongannya.

Walaupun gerimis yang cukup deras itu, tak mampu membangunkan si kucing tadi. Lesya berlari kearah halte bus tersebut, Ia meneduh disitu sampai ada angkutan umum yang lewat.

Jika ia pulang dengan berjalan kaki, tidak mungkin. Karena hujan itu masih berlangsung, Lesya terkejut, kucing yang sedang Ia gendong tiba-tiba meloncat turun dari gendongannya.

Lesya hanya menatap kemana kucing itu pergi, sebenarnya Lesya ingin membawa kucing tadi, tapi itu milik orang,terlihat dari kalung yang kucing tadi pakai.

Dua puluh menit kemudian....

Angkutan umum yang Lesya tunggu-tunggu itu sudah datang, dengan cepat Lesya masuk keangkot itu.

Di perjalanan Ia hanya melihat rintik hujan yang berjatuhan seiring berjalannya waktu. Tangannya terulur keluar jendela angkot dan menadahkan tangannya.

Saat Ia ingin berucap, supir angkot segera berkata "sudah sampai mbak." ucapnya pada Lesya.

Lesya hanya mengangguk dan turun dari mobil, tak lupa membayar biaya angkotnya tadi.

Lesya sudah berdiri didepan pintu rumahnya, dia membuka pintu itu dan segera masuk kedalam rumahnya, Ia sudah sangat kedinginan karena hawa dingin yang mengikutinya.

Tepat di ruang utama, Ia melihat papanya yang sedang duduk menatap dirinya. Tapi tatapan itu tersirat kekecewaan dan amarah yang bercampur.

Abraham berdiri dari duduknya,menghampiri Lesya dan berkata.

"Kamu pulang telat kenapa?."

"Aku-."

"Halah, tadi gue denger dari Vanka kalo Lo tadi jalan-jalan sama musuh gue kan?."

Lesya terkejut dengan apa yang kedua laki-laki tersebut. Dan apa tadi?, Vanka? Vanka yang membuat kata-kata karangan itu.

Dengan cepatnya mereka percaya?, Sungguh Lesya takjub dengan cara licik yang Vanka gunakan untuk merusak keluarganya.

"Aku tadi kehujanan Pa, Bang, maka dari itu aku tadi masih meneduh di halte yang tak jauh dari sekolah." jelas Lesya dengan nafas yang memburu.

Renzie yang mendengar itu pun berdecih sinis, "Cih,Ngak usah nge-les, tadi Vanka juga kasih tau fotonya. Nyesel gue udah minta maaf sama Lo, dan gue juga gak mau punya adek yang suka munafik kaya' Lo."

Lesya hanya diam dan menunduk, apa keluarga ya akan hancur lagi?, dan apa ia tidak akan menerima kasih sayang dari keluarganya lagi? Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini lagi?.

"Kenapa diam?, Benarkan yang kami ucapkan tadi?." sinis Abraham.

Lesya masih saja terdiam, bingung harus menjawab apa. Ingin melawan takut jika Ia akan dikira benar-benar berbuat seperti itu, dan jika Ia hanya diam. tetap sama, Ia akan dikira melakukan hal itu.

Tak mau terlalu lama diruang itu, Abraham dan Renzie pergi dari situ. Lesya pun juga itu pergi dan menuju kamarnya.

Saat sampai di kamarnya, Lesya segera membersihkan badannya, setelah sudah selesai, Ia duduk dispringbed dengan handphone berada ditangan itu.

Handphone Lesya berdering, menandakan seseorang men-telfonnya.

"Halo." ucap Lesya.




Wonogiri, 26, Januari 2022
Night, 19.00 WIB

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang