"Jadilah yang terbaik dari yang terburuk." _L's ws
"Ayo kak sarapan, keburu siang." ajak Lesya.
"Mata Lo keburu siang, ini udah siang." jengah Arkar.
"Padahal masih pagi, loh." ucap Lesya dengan tatapan polosnya.
"Terserah Lo, terserah, gue bunuh juga ya Lo lama-lama."
"Baru juga nikah kak, udah mau bunuh aku aja."
"Gue setuju diperjodohan ini ya karena gue mau bully Lo, syukur-syukur kalo Lo mati." ucap Arkar tenang.
Lesya yang mendengar perkataan Arkar hanya bisa tersenyum tipis, sudah Ia duga, jika Arkar tak akan pernah mencintainya jangankan mencintainya, menyukai dirinya saja tidak.
Mereka berdua pun memakan sarapan paginya dengan tenang, tapi tidak dengan hati Lesya yang beradu dengan pikirannya.
Apakah ia benar-benar akan dibunuh oleh Arkar.
Sekilas seperti itulah pikiran Lesya, Ia takut kejadian dimana ia dibully oleh suaminya dan gengnya sampai Ia masuk rumah sakit dengan keadaan mental yang tak stabil.
Apa? Suaminya? Upss.
Menyebut Arkar dengan kata suaminya membuat Lesya tersenyum-senyum sendiri, membuat Arkar yang melihatnya bergidik ngeri.
Ada apa dengan istri nya itu? Tersenyum-senyum sendiri?
Eh? Apa tadi, Ia memanggil Lesya dengan sebutan istrinya.
Salah tingkah sudah Arkar saat ini. Tidak suami tidak istri sama saja. Maklum saja, pengantin baru.Tak sengaja netra mereka bertemu, saling beradu pandang. Arkar dengan tatapan tajamnya dan Lesya dengan tatapan lembutnya.
Sangat kontras bukan?.
Cepat-cepat Lesya berdiri dari duduknyanya setelah acara sarapannya sudah selesai.Ia pun melihat Arkar juga sudah menyelesaikan makan pagi nya dan pergi begitu saja, Lesya hanya mengelus dada sabar sambil tersenyum.
Ia mengambil alat makan yang sudah kotor karena digunakan, berjalan kearah washtafel tempatnya mencuci alat makan.
Setelah selesai, Lesya celingak-celinguk mencari keadaan Arkar, dimana suaminya itu?.
Ia berjalan kekamar, entah akan melakukan aktivitas apa. Hanya saja entah dirinya ingin rebahan dikamar Arkar, ralat suaminya. Xixi.
Cklkk...
Saat Lesya memasuki kamar itu, ia di buat tercengang oleh Arkar, bagaimana tidak, suami nya eh maksud nya Arkar hanya memakai handuk sebatas pinggang dengan rambut yang basah.
"Ngapain Lo?, Mau ngintip gue kan?, Jujur lo. Cantik-cantik kok tukang ngintip." sinis Arkar.
"Eh, ngak kok kak, aku cuma...em...cuma. eh tadi kakak bilang aku cantik ya?." tanya Lesya, Ia berusaha mengalihkan percakapan tadi.
"Apa? Gue? Bilang Lo cantik?, Halu Lo. Udah sana pergi, gue mau ganti baju. Ngintip lagi gue bunuh Lo."
"Perasaan tadi kak Arkar bilang aku cantik deh, tapi...ya udah deh berarti aku tadi ngak sengaja denger angin ngomong." gumam Lesya.
Lesya pergi meninggalkan kamar itu, Ia berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Di tengah jalan Ia bertemu dengan Liya, Mama mertuanya.
"Eh Mama?, mau kemana, Ma?." tanya Lesya sopan dan senyum sepintas nya. Senyumnya pun dibalas oleh Liya, mama Arkar.
"Mau kedapur, Mama pengen banget nih buat bolu kukus coklat." jawab Liya sembari tersenyum.
"Aku bantu boleh ngak, Ma?."
"Wahh, boleh banget. Tapi emang kamu ngak capek?." tanya Liya balik, Lesya hanya terdiam.
Lesya mengerjabkan mata indahnya, dengan tatapan bingung itu ia bertanya, "Ngak kok ma, aku ngak capek. Emang nya aku ngapain? perasaan aku dari tadi ngak ngapa-ngapain kok, ma."
"Ya sudah, Mama kira kamu tadi habis beres-beres kamar."
"Ayo kita kedapur." lanjut Liya.Lesya mengangguk mengiyakan, Ia pergi ke dapur untuk membuat bolu bersama sang mama mertua. Saat di dapur pun keheningan tidak lagi menyapa.
Melainkan ada suara ocehan dari dua perempuan berbeda umur itu, "Sya, kamu tau ngak kalo Arkar itu sebenarnya cengeng." ucap Liya memulai percakapan.
"Hah? Yang benar, Ma?." Lesya terheran, bagaimana seorang Arkar yang sadis itu mudah cengeng.
"Iya, kalo sama orang yang dia sayang aja. Selebihnya dia ngak bakal berani cengeng, yang ada malah diketawain dong sama temen-temennya." jawab Liya.
"Ouhh."
Tak terasa sudah hampir dua jam mereka berdua membuat bolu coklat dengan diiringi candaan yang terlontar dari mulut Liya dan Lesya.
Mereka menatap bolu itu dengan binar bahagia, merasa bolu buatan mereka berhasil, terlihat dari bentuk nya saja sudah menggiyur kan, apa lagi saat dicoba.
Tapi berbeda dengan manusia, yang terlihat baik didepan namun busuk saat dibelakang kita bukan?.
Teman yang mendekat ketika ada maunya saja, dan pergi menjauh jika sudah tidak membutuhkan kita.
Sudahlah, membahas manusia tak berguna seperti dia yang tak tahu diri hanya akan membuat kita sebal.
Liya dan Lesya membawa nampan yang berisi masing-masing bolu coklat tadi dan jus jeruk segar dengan es batu.
Wonogiri, 7 April 2022
Afternoon, 13.37 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Kesialan mengikutinya lagi, Ia dijodohkan dengan seorang ketua geng motor yang juga me...