Cerita ini bersifat FIKTIF(tidak nyata), sekali lagi FIKTIF! Cerita ini tidak bermaksud untuk menghina sebuah negara, organisasi, atau pihak apapun! Bila tidak suka boleh meninggalkan cerita, tidak perlu memancing keributan! Bila ada kata yang membuat sakit hati, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Sekian terima kasih, Enjoy✨
Malam yang sunyi, tenang, dan damai. Angin dingin berhembus keseluruh tempat di akademi itu, kecuali... sebuah tempat terpencil di akademi tsb, sebuah labirin yang sulit dipecahkan, hanya satu orang yang bisa memecahkan labirin itu dan sekarang dirinya berbaring diatas bangku kayu yang terlihat masih awet.
Ia menghela nafas dengan kasar, dia bingung dan khawatir, sangat khawatir hingga ia tak bisa tidur malam ini. Dia merindukan hewan peliharaannya, dia khawatir terjadi sesuatu dengan hewan peliharaannya.
Dia pun mulai bosan hanya berbaring diatas bangku kayu tsb, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan mencari udara segar agar tidak merasa khawatir lagi.
Pemuda itu mengambil mantel dan handphone yang berada disampingnya, ia pun mulai berjalan.
Keadaan begitu tenang, hanya suara burung hantu yang terdengar... hingga...
"🎶KUONTOO—🎶"
Tit!!
....
Eh... sepertinya dia... mematikan sebuah panggilan telepon... ya.
"Sial, aku lupa mengganti ringtone ku lagi! Kuganti ajalah biar ga kaget lag‐"
"🎶KUONT—🎶"
"Ini siapa sih nelpon malem-malem!? Kalau Malay dia cuma saat siang ha–... hm.."
Pemuda itu mengangkat teleponnya.
"Ya halo..."
"Makan dan minum yang banyak ya~ agar energimu tambah banyak..."
Seekor burung kecil sedang sibuk mengunyah makanannya. Philipines, yang menyerahkan dirinya untuk menjaga burung kecil itu merasa senang bahwa burung itu perlahan mulai lahap tidak seperti pertama kali ditemukan, sangking lemahnya burung itu tak mempunyai selera makan.
"Cepat sehat ya..." Ucap Philipines sambil mengelus-elus kepala burung kecil itu.
Perlahan, matanya mulai menutup, ah... waktunya untuk tidur ya? Philipines menguap, ia pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kasurnya yang empuk dan lembut. Tapi sebelum itu, ia tak lupa untuk menghidupkan lampu meja belajarnya lalu meletakkan kotak berisi burung garuda kecil itu dibawahnya.
"Baiklah waktunya aku tidur... selamat malam, rudaruda~♡" Ucap Philipines.
Sakelar pun dimatikan, Philipines merebahkan dirinya di kasurnya, mengambil selimut dan membaluti tubuhnya.
Zzzzzz
"Ya.."
Ehn... Philipines tak bisa tidur, ada suara mengganggu dari luar. Philipines pun terpaksa beranjak dari tidurnya dan mengecek ada apa di luar sana.
Hm? Apa yang Tuan ASEAN lakukan di luar sana? Ini sudah tengah malam, semua seharusnya sudah tidur, termasuk ASEAN sendiri.
Ah masa bodo, besok sekolah dan dia harus tidur sekarang.
"Tunggu–! ... argh!" Kesal ASEAN.
Pria tua itu menggaruk kepalanya dengan kasar, dia tidak peduli kalau kepalanya terluka, saat ini batinnyalah yang sakit. Ia segera masuk kembali ke dalam mansionnya. Ia membuka pintu besar perlahan lalu menutupnya lagi.
"Bapak belum tidur? Besok kerja loh.."
ASEAN menghadap ke belakang, ternyata salah satu anak binaannya, Myanmar.
"Maaf, bapak tadi ada telepon, kamu terbangun ya? Karena ruanganmu dekat dengan aula..." Tanya ASEAN.
"Yep, aku juga lihat anda dari jendela... urusan kerja?" Tanya Myanmar balik.
ASEAN terkekeh sambil mengusap bagian belakang kepalanya.
"Ya begitulah... sudahlah kembalilah tidur, besok sekolah" Perintah ASEAN.
"Baiiikkkk" Tanpa harus dipaksa, Myanmar pun kembali kedalam ruangannya.
ASEAN menghela nafas panjang. Ia mengecek kembali handphonenya, memperlihatkan background dirinya merangkul salah satu anak binaannya, Indonesia. Sekali lagi ASEAN menghela nafas, namun kali ini helaan nafasnya cukup kasar. Ia peluk handphone itu.
"Dasar anak nakal, kenapa kamu tidak mau kembali..." Kesal ASEAN, tapi mendengar nada berbicaranya... dia terdengar sangat sedih.
ASEAN seperti ingin menangis, tapi tidak ada gunanya menangisi seseorang yang bahkan tidak mau kembali. Daripada menangis, lebih baik kembali ke kamarnya saja dan beristirahat.
Ia terus berjalan, tiba-tiba dia berhenti di depan sebuah pintu kamar.
『 Philipines 』
Ia membuka pintu itu perlahan agar tidak membangunkan sang pemilik nama.
ASEAN hanya ingin mengecek keadaan burung tsb, membaik... baguslah. Tak lupa ia juga mengecek apa jendela sudah dikunci atau belum. Sebelum keluar, ia mengelus lalu mengecup kening Philipines dan akhirnya dia keluar meninggalkan Philipines yang tidur dengan nyenyak.
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I¡¿Magical CountryHumans Academia?!
{19-11-2021}
-Nyotterz-
KAMU SEDANG MEMBACA
¿¡Magical CountryHumans Academia!? [END]
Fantasy"Selamat datang di Magical CountryHumans Academia!" Setiap Televisi, radio, koran, bahkan diwebsite manapun dan alat elektronik lainnya. Magical CountryHumans Academia, akademi yang mengajarkan para muridnya berbagai sihir, melatih, bahkan kamu bisa...