9. Pergi

1.7K 262 17
                                    

Cerita ini bersifat FIKTIF(tidak nyata), sekali lagi FIKTIF! Cerita ini tidak bermaksud untuk menghina sebuah negara, organisasi, atau pihak apapun! Bila tidak suka boleh meninggalkan cerita, tidak perlu memancing keributan! Bila ada kata yang membuat sakit hati, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Sekian terima kasih, Enjoy✨

Matahari perlahan menyinari langit yang gelap, lampu-lampu rumah hidup dan lampu-lampu bangunan mati, ayam jantan berkokok kencang, burung-burung mulai berterbangan di langit, dan hari untuk beraktivitas pun dimulai.

Tit! Tit! Tit!

"Erm..."

Sebuah tangan berusaha meraih alarm yang berbunyi tsb, jari panjangnya menekan tombol untuk mematikan alarm yang berisik itu dan tangan itu kembali masuk ke dalam balutan selimut.

Perlahan selimut itu terbuka, memperlihat pemuda tampan yang baru saja bangun dari tidurnya. Rambutnya sangat berantakan, air salivanya yang keluar dari sela-sela bibirnya, ia mengusap matanya karena penglihatannya buram, ia mergangkan tubuhnya dan menguap sekali lagi.

"Cip!"

Pemuda itu menoleh ke arah meja belajarnya.

"Ah! Rudaruda! Sudah sehat ya~? Syukurlah~" Ucap pemuda itu sambil mengelus burung kecil tsb.

"Sarapan sudah siap! Bangun semuanya!"

"Hm... Kak Thailand sudah masak, aku siap-siap dulu ya Rudaruda~ nanti kita bertemu lagi setelah aku pulang sekolah!" Ujar Philipines.

Ia pun bersiap-siap, mulai dari mandi hingga mangganti pakaiannya.

"Pagi, Phil!" Sapa Malaysia.

"Pagi!" Sapa Philipines balik.

"Pagi, pak ASEAN!" Sapa Philipines.

"Pagi~" Sahut ASEAN.

Terdengar suara pintu terbuka, terlihat seorang pemuda yang rambutnya acak-acakan dan posisi kacamata yang entah diposisikan dimana.

"P-pagi, Singa..." Sapa Malaysia.

"Pagi, Singa... tampaknya kamu bergadang lagi..." Sapa Brunei yang membantu Thailand menyiapkan piring.

Singapore pun duduk disamping Vietnam, Vietnam terdiam melihat kondisi Singapore yang sangat kacau.

"Hey, S-Singa.." Ucap Vietnam.

Singa menoleh ke samping, bertatapan langsung dengan Vietnam. Vietnam memperbaiki posisi kacamata Singapore sehingga ia bisa melihat langsung dengan siapa ia berbicara.

"Hey..." Ucap Vietnam sekali lagi sambil melambaikan tangannya.

Singapore terdiam, ia pun melambai balik. Sepertinya itu adalah sapaan balik... mungkin?

*add photo*

Kelas 2-A

Philipines menatap papan kecil yang digantung dekat dengan pintu kelas tsb. Sudah berapa ia berada di akademi ini? Tidak terasa sih, ia sudah kenal dengan lingkungan akademi ini dan ia juga sudah dekat dengan banyak orang. Awalnya Phil tidak percaya diri, mengingat dia hanya membawa diri yang bukan apa-apa saat pertama belajar di akademi tsb. Tapi usaha tidak akan mengkhianti hasil, Phil pun berhasil melahirkan ilmu dan sihir baru pada dirinya sendiri.

Philipines membuka pintu kelas perlahan, Setiap hari selalu mulai dengan senyuman, tidak peduli sesial apa nanti. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu mendekatinya.

"Kokoooo~– AHHH!!!"

Dengan cepat, Philipine memgulurkan tangannya, tangannya seperti meraih sesuatu.

¿¡Magical CountryHumans Academia!? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang