Cerita ini bersifat FIKTIF(tidak nyata), sekali lagi FIKTIF! Cerita ini tidak bermaksud untuk menghina sebuah negara, organisasi, atau pihak apapun! Bila tidak suka boleh meninggalkan cerita, tidak perlu memancing keributan! Bila ada kata yang membuat sakit hati, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Sekian terima kasih, Enjoy✨
Matahari terbit menyinari setengah dari bumi, angin sepoi-sepoi mulai menyelimuti daerah-daerah tertentu, embun air yang perlahan menetes dari daun tempat itu berada, tumbuhan-tumbuhan lembab akibat udara malam, semua orang bangun untuk beraktivitas seperti biasa.
Perlahan mata itu terbuka, bulu mata lentik, rambut panjang yang ujung rambutnya basah, kulit jari tangan sedikit keriput. Ia menaikkan tangannya menyisakan sedikit air tergenang di telapak tangannya, lalu membasahi wajahnya dengan sedikit air yang tersisa itu. Setelah membasahi wajahnya, ia berdiri dari duduknya di suatu bak kecil, perlahan kaki kanannya keluar dari bak kecil tsb diikuti oleg kaki kirinya, air menetes dari jari jemarinya. Ia berjalan menuju suatu batu dan mengambil kain yang dilipat dengan rapi di atasnya.
"Sudah bangun?"
"Pagi... Garuda"
Selagi masih basah, ia membersihkan Garuda dengan tangannya yang basah. Setelah selesai ia akan bersiap-siap memakai bajunya, ia masukkan kepalanya melalui lubang kain itu lalu kedua tangannya, setelah memakai bajunya dia memakai celana panjang, tidak lupa ia pakai ikat pinggang. Tersisa sebuah kain merah di atas batu, ia mengambilnya dan pergi keluar untuk membuat teh sebagai pemulaan hari.
Dia memetik daun teh di taman, lalu dengan kekuatan airnya ia mengolah daun teh itu dengan cepat menjadi teh langsung, tidak perlu pengolahan lain seperti dikeringkan dulu. Ia menuangkan air teh itu ke dua cangkir.
"Dia akan datang hari ini?" Tanya Garuda.
"Ya, dia bilang begitu." Jawabnya.
•
Philipines sedang sibuk mencoret-coret bukunya, ia tidak mendengarkan penjelasan guru sama sekali, hanya peduli pada diriya sendiri. Ia terus menguap sangking bosannya, ia terus memikirkan latihannya dengan seniornya, Indonesia.
Philipines meregangkan otot-ototnya agar tidak kaku, ia menatap ke papan tulis yang sangat tinggi dan lebar. Di papan tulis tsb tertulis berbagai macam mantra dan sihir, Philipines tidak begitu peduli, ia pun memilih untuk membaca buku saja.
Tidak menemukan sesuatu yang menarik, Philipines tambah kesal, ia semakin bosan, tidak ada yang menarik hari ini kecuali latihan sore nanti. Ia melihat ke jendela kelas, matanya tertuju kepada suatu pohon, ia tersenyum lebar.
Ia memberi lambaian kecil, tiba-tiba seekor burung besar mendarat di jendela kelas Philipines lalu bertengger tepat di ambang jendela, mengejutkan beberapa siswa/i disana tapi mereka tidak begitu peduli karena sudah biasa dan sering mendengar berita burung ini bertengger di ambang jendela-jendela kelas. Philipines sangat senang, ada teman yang bisa membuatnya tidak bosan lagi.
Di waktu bersamaan, bunyi bel istirahat berdering, siswa siswi langsung berdiri dari duduknya dan menghormat kepada sang guru, setelah itu mereka bebas ingin melakukan apa. Philipines berlari menuju jendela dan ingin melompat keluar melalui jendela itu, namun sebelum melakukannya ia dipanggil oleh seseorang namun tidak disadari oleh Philipines.
"Kok– OOOO!!??"
Philipines pun melompat keluar dari jendela, mengikuti burung yang baru saja bertengger di jendela kelasnya.
"Tunggu, GARUDA!!!"
Garuda, burung besar itu langsung terbang menuju Philipines yang jatuh. Philipines hampir mendekati daratan, namun dicegah oleh Garuda. Sekarang Philipines diangkat sedikit lalu diturunkan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
¿¡Magical CountryHumans Academia!? [END]
Fantasy"Selamat datang di Magical CountryHumans Academia!" Setiap Televisi, radio, koran, bahkan diwebsite manapun dan alat elektronik lainnya. Magical CountryHumans Academia, akademi yang mengajarkan para muridnya berbagai sihir, melatih, bahkan kamu bisa...