Prolog

7.1K 179 5
                                    

Sandra Riela Ikhsa.
Cewek polos dengan rambut lurus sebahu, memiliki tipe kulit berminyak --yang kalo bangun tidur auto glowing, ahahah. Sandra memiliki badan yang tidak terlalu tinggi karena tinggi badan dia hanya sekitar 150 cm.

Sandra Riela Ikhsa.
Memiliki satu alasan mengapa dia begitu menyukai senja. Sebab katanya di dunia ini banyak hal indah ketika sudah berlalu hanya akan menjadi abu, namun senja bisa menepati janjinya untuk datang kembali. Meski kehadirannya hanya sementara, tetap saja banyak orang yang menunggu kedatangannya. Kamu tahu kenapa? karena senja berani melukis langit dengan warna jingga.

Dan Sandra Riela Ikhsa tidak menyukai sunyi, kesepian, dan hening. Intinya segala hal yang berhubungan dengan kesendirian, Sandra sangat tidak suka. Sebab katanya, saat Sandra sedang sendiri, segala hal yang pernah membuatnya patah akan melintasi pikirannya. Padahal kalau kita bisa membuka wawasan lebih luas lagi, sendiri itu waktu yang tepat untuk me time-! Bebas melakukan apa saja tanpa harus memikirkan orang-orang di sekitar kita. Sendirian juga waktu yang cocok untuk berkhayal menjadi bidadari? berkhayal menjadi orang kaya? berkhayal menjadi istri Jaemin? berkhayal menjadi-- please deh ya San. Hidup itu cuma sekali. Jadi jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk bersedih-!

Sandra itu seorang cewek yang humornya receh abis, segala hal yang mungkin biasa saja di mata orang lain, tapi bisa tampak komedi di mata Sandra. Namun selain receh, dia juga seseorang yang mudah menangis. Seperti ketika adiknya yang meminjam barang Sandra tanpa ijin bahkan sampai rusak.. Sandra menangis. Ketika adiknya lupa mematikan televisi sampai pagi di kamar Sandra saat sedang mengungsi di kamar miliknya, dengan alasan takut hantu kalau tidur sendirian. Sandra menangis lagi, karena Sandra tidak suka pemborosan-! Atau bahkan ketika adiknya yang tidak tahu diri saat meminjam charger tengah malam dan mencabut HP Sandra yang tengah di isi daya, kemudian saat Sandra akan memakai HP. Handphone milik Sandra habis baterai. Ya, lagi dan lagi Sandra menangis untuk kesekian kalinya.

Sejauh ini Sandra belum pernah jatuh hati sedalam dan seluas samudra. Ya paling cuman penggemar atau kagum aja gitu. Kalaupun nggak ketemu lagi, yaudah. Benar benar definisi malas effort, tuh ada di diri Sandra banget. Sandra memang begitu. Makannya dia juga jadi juara bertahan menjomlo paling lama di circle pertemanan dia. 'Minimal sertifikat lah buat pajangan di rumah biar makin nyadar bahwa Sandra Riela Ikhsa kelamaan singlenya'. Kata yang terngiang ketika dia mendapat ledekan dari sahabat karibnya. BUAHAHAHH. Mereka memang sering iseng pada dirinya.

Sampai ada satu momen yang membuat Sandra Riela Ikhsa akhirnya berani untuk membuka hati seluas dan sedalam samudra untuk seseorang yang pertama kali dia lihat kala itu. Kutukan cinta pertama. Entah kenapa, banyak yang sudah dia lalui, tapi kali ini ada perasaan menggebu yang sangat amat pada seseorang yang dia taksir saat pandangan pertama kali ini. 'FIKS-!! YANG KAYAK GINI YANG SAYA MAKSUD YA ALLAH. KALI INI GAK ADA LAGI YANG AKAN GUE LIRIK SELAIN DIA?!?! INI UDAH DEFINISI PERFECT PAKE BANGET,  CUY-!!.' Sandra langsung mencari trik untuk mendekati seseorang yang sudah dia tuju. Belum terlalu jelas triknya seperti apa.. Bisa saja hal bodoh sekalipun akan Sandra lakukan. Dia berisi keras untuk mendapatkan hati seseorang itu, entah apapun dan bagaimanapun itu caranya. Gembok rekat yang menutupi hati Sandra, kini sudah menemukan sang empunya, dia adalah seseorang yang berbeda satu angkatan dengan dirinya. Ya. Dia adalah seorang kakak kelas yang pernah satu bangku dengan Sandra saat ujian semester berlangsung. Dan dengannya, Sandra menemukan banyak hal baru.

Selain menyukai kakak kelasnya, Sandra juga memiliki banyak kesukaan pada apapun yang ada sangkut pautnya dengan kesenian. Terutama melukis. 'Melukis adalah gambaran perasaan seseorang yang menggoreskan tinta pada kanvas di setiap lukisannya.' Setiap warnanya selalu memiliki makna tersendiri bagi setiap orang yang memandangnya. Melukis adalah simbol kejujuran. Seni menuangkan perasaan dalam bentuk yang indah dan penuh warna. Sandra merasa kebutuhan emosionalnya terpenuhi saat dia sedang melukis.

Namun, ada satu hal yang membuat Sandra tidak percaya diri selama ini. Dia menganggap dirinya tidak ungul dalam hal akademik. Iya, benar memang sebenarnya nilai pengetahuan Sandra memang cukup miris kalau di lihat-lihat. Tapi kalau Sandra mau membuka pandangan lebih luas lagi. Out of the book. Sebenarnya Sandra mampu untuk kompeten dalam hal akademik. Dari gen Ibunya juga sudah mendukung. Atau bahkan dari lingkungan pertemanannya yang sudah cukup baik bagi Sandra? Dia memiliki dua sahabat yang cerdas. Sayangnya Sandra tidak menyukai belajar. Dia tidak menekuni hal itu. Sandra terlalu malas untuk melakukannya. Sandra sedikit iri dengan kedua sahabatnya yang selalu bisa menjadi juara kelas. Dan imbasnya ketika di rumah, Bundanya juga selalu menitik beratkan akan prestasi, sampai akhirnya membandingkan dirinya dengan orang lain. Sampai suatu ketika dia menemukan titik keyakinannya dimana dia harus berjuang lebih keras untuk menjadi juara kelas. Agar apa?? Agar Sandra bisa berada di kampus yang sama dengan si doi. Kakak kelas yang telah lama menjadi incarannya.

-

'Jika setelah mengungkapkan perasaan akan menjadikan sebuah kehilangan. Memendam perasaan belum tentu bisa membuat apa yang masih ada akan tetap utuh.'

"Untuk terakhir kalinya, gue bisa peluk lo gak? Setelah ini mungkin lo gak bakal jadi senja gue lagi."

Laki-laki dengan jas hitam rapi dan wangi khas bacaratnya di hadapan Sandra hanya mengangguk datar menatap Sandra, kontras dengan isi dalam pikirannya yang berkecamuk bingung, sedih, dan degup aneh untuk yang sedang seorang laki-laki rasakan di hadapan Sandra kali ini. "Makasih atas semua waktunya selama ini." Sandra juga memberikan sesuatu yang telah sengaja dia siapkan dari hari sebelumnya, "Gue gak pernah nyesel ketemu manusia sebaik lo." Sandra terus berhamburan tangis di dalam peluk Sevix. Kalau boleh mengungkapkan dengan lebih detail lagi, mungkin Sevix akan mengutipnya dengan sebuah kalimat, 'Pernahkah kau menghindari sakit hati dengan cara menikam jantungmu sendiri?' Sevix merasa, saat ini seperti sedang ada bongkahan batu besar yang jatuh tepat di atas kepalanya. Napasnya tersenggal dan terasa sesak, tapi nyatanya yang keluar hanya sebuah senyuman munafik tanpa sedikit rapuh yang dia tunjukkan pada gemuruh riuhnya gedung ini.

Gedung tempat graduation kelas 12 terlihat ramai, orang-orang berlalu lalang untuk merayakan hari perpisahan. Momen paling memoryble di masa SMA, katanya. Tiga tahun mereka melukis sebuah kisah dan makna yang indah. Tangis, tawa, sedih, bahagia menjadi satu. Mereka saling berpelukan, bedanya ada yang berterimakasih kepada waktu karena telah mempertemukan dan membuat kisah sampai akhirnya akan menjadi sebuah kenangan. Ada juga yang membenci waktu, karena terlalu singkat dalam memberi kisah yang telah mereka ukir.

***

Untuk bertemu ending, bukankah kita harus menikmati awal? Ini adalah awal dari sebuah awal yang akan Sandra mulai.

***

Untuk salam perkenalan, call me L🙆‍
Jangan panggil thor, min, besty, pren, gays atau apalah itu. Kalau kalian sampai panggil itu. Kita gak tememan! Oke sepakat.

VOMMENT & ENJOY TO READING . THANKS✨😜✌

1094 words.

Kakak Kelas [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang