Kota Jakarta

1.1K 58 0
                                    

Enjoy to reading!!

Lho kok pak Beni lagi pengawasnya?!

Bukannya udah kemaren Senin, kan harusnya di rolling?

Najiz mana bisa nyontek kalo begini.

Sandra memang tidak akan kapok, dia hanya akan terus mengumpat. Bukannya berusaha berubah untuk belajar jadi lebih baik!

-

"San, kok lo nggak ngajak gue ke kantin?" tanya Zara merasa keheranan pada sahabatnya sebab dia nampak lebih lesu dari biasanya.

Sandra masih terdiam, dia tidak menghiraukan pertanyaan sahabatnya itu. Bahkan kepalanya di sembunyikan di kedua lengannya di atas meja.

"Kayak orang frustasi aja lo."
"Gue belum ketemu Aksa, jadi belum minta nomornya." Zara mengira Sandra sedang memikirkan Sevix mengingat perihal kemarin Sandra yang tiba-tiba merengek ingin nomer handphonenya pada Zara.

"Terserah lo, Ra." itu yang Sandra ucapkan. Singkat padat jelas.

"Oh karena pak Beni ya?" Zara menebak pada hal lain.
"Makannya belajar, udah tau bodoh."

Seperti yang seluruh alam raya ini ketahui, Sandra sangat sensitif orangnya terutama akan pembicaraan tentang dirinya yang kurang pandai dalam hal akademik. "Lo ngatain gue bodoh?! Kurang ajar lo."

"Lho, emang kenyataannya kok."

"Jahat lo!" entah ada angin darimana, Sandra langsung pergi keluar kelas menuju kamar mandi.

Bodoamat, biar sekali-kali dia nyadar dan mau belajar.

"Gue udah berusaha kok." Sebenarnya Sandra sudah menyadari hal itu, tapi jangan di perjelas juga kali.

Di perjalanan menuju toilet, Sandra tidak sengaja menabrak pundak seorang lelaki. Sandra yang kurang fokus berjalannya. Entah apa yang sedang di lakukan dua kakak kelas laki-lakinya itu disana. Ah tapi itu kan hak mereka mau dimana saja, lagian ini memang jam istirahat. Lelaki yang tidak sengaja tertabrak oleh Sandra itu --Darry.

Darry Airil Teguh Kianta.
Sahabat kecil Sandra. "Sandra?"
"Lo--" belum sempat Darry melanjutkan ucapannya, Sandra langsung menghindari Darry sambil menahan air matanya yang hampir jatuh ke dasar pelupuk mata.

Teman di samping Darry yang bernama Abian atau panggil saja Abi penasaran, "Siapa Dar?"

"Pacar gue."

"Itu mah kepengen lo!"

"Aamiinin kek!"
"Gue kejar dia dulu,"

Sepenting itukah harus di kejar? Yang Abian tahu, Darry selalu menceritakan satu orang sahabatnya yang bergender perempuan. Tapi Abian belum pernah melihat langsung seseorang yang selalu di ceritakan Darry padanya itu.

"San- tunggu." Darry mengejar Sandra, namun sialnya Sandra sudah lari jauh menuju toilet. Akhirnya Darry hanya memutuskan untuk menunggu di luar saja.
"Lo kenapa?"

Alih-alih bukannya menjawab, Sandra malah lari ke kelasnya seolah menghindari pertanyaan itu. Di tambah waktu istirahat juga sudah habis.
Darry sudah tidak ingin mengejarnya, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menginterogasi sikap aneh Sandra.

Semuanya gara-gara pak Beni. Pengawas ketat. Gue jadi bad mood. Selain cengeng, Sandra juga moodyan pantesan jomlonya lama.

Sandra meronggoh lacinya, untuk mencari label di kotak pensil, dia salah menuliskan sesuatu pada lembar ujiannya. Tapi, dia menemukan sesuatu. Dia mengeluarkan sesuatu itu. Ini cok-lat silverquen?

Kakak Kelas [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang