Enjoy to reading-!
_...__..._..._..._..._..._..._
Apa yang kalian lakukan ketika duduk berdua dengan pasangan kalian di malam hari sambil menatap ribuan bintang di langit yang tinggi? Mungkin memikirkan seseorang yang saat ini bersama kalian akankah menjadi seseorang yang bisa terus berdampingan sampai ke depan nanti. Atau malah sedikitpun tidak pernah terlintas hubungan yang selama bertahun-tahun telah kalian jalani tidak mungkin akan sia sia begitu saja. Kalian sudah meyakini bahwa hubungan ini bisa di bawa sampai ke masa depan nanti. Ahahahaha.DOR!
"E KAGET KAGET!!" cecar Zara dengan tubuh yang sudah siap memukul siapapun yang ada di sekitarnya setelah mendengar letusan balon di samping telinganya.
Siapa lagi kalau bukan Aksa. Hanya Aksa yang berani mencari gara-gara pada Zara. "Happy birthday!" ucap Aksa dengan senyum tengilnya. Dia menggerakan kedua alisnya, seolah aksi barusan telah berhasil membuat dirinya bangga pada dirinya sendiri.
Zara jelas akan marah. Dia sedang menikmati benda langit yang berada di atasnya lalu di buat terkejut begitu saja oleh Aksa.
"Kan besok."
"Kamu mah alesan aja. Nggak ada yang ulang tahun hari ini!""Enggak." jari telunjuk Aksa sudah menempel di mulut Zara, membuat Zara mencium aroma s-sate-dari-tangan Aksa. Zara dengan reflek menjauhkan hidungnya dari telunjuk Aksa.
Kebetulan mereka berdua memang sehabis makan sate sebelum duduk berdua di atas rumput. Belakang rumah Zara.
"Kamu salah," lanjut Aksa.
"Menurut bapak kanjeng adipati google, pada umat Islam maghrib adalah awal waktu atau pergantian hari."
"Jadi malam ini sudah memasuki hari ulang tahun kamu."Zara menyunggingkan sudut bibirnya. "Oh, ya?"
"Kok saya baru tahu, ya, pak."
Zara masih tidak terima karena Aksa telah membuat dirinya terkejut."Baru tahu, ya. Makannya sini belajar." Aksa memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi.
"Kadonya?" kata Aksa lagi.Zara terlihat sedang berfikir, bola matanya melirik ke sebelah kiri dengan memicingkan kedua matanya pada Aksa. "Kado? Iya mana kadonya. Itu bukannya bagian aku ya yang bilang?!! hm?"
Mungkin sikap Zara terkesan judes di mata orang lain, tapi dia tidak bisa berbohong. Aksa adalah satu-satunya lelaki yang bisa membuat Zara marah sekaligus menahan bahagia dalam satu waktu yang sama.
-
Sandra dan Diva mengangguk-anggukan kepalanya secara bersamaan setelah mendengar cerita dari Zara tentang kejadian malam hari tadi. Iya, sekarang Zara memang sedang bercerita tentang Aksa kepada kedua temannya.
"Lagian ide dari mana, sih, kok dia bisa ngagetin gue kayak gitu. Balonnya darimana coba."
Kalau di lihat dari cara Zara menceritakan Aksa, dia masih salah tingkah sampai saat ini.
"Mungkin di taro saku, terus pas lo fokus liat langit. Dia tiup balon itu terus di jedorin deh." komentar Sadiva.
"Makannya kalo natap langit jangan serius serius amat."
"Si amat aja gak serius." Sandra menertawakan jokesnya sendiri yang menurut dia itu bisa menggelitikan perut dirinya sendiri."Biasa aja kali. Ketawanya terbahak-bahak banget."
"Gak ada yang lucu juga." tambah Zara yang melihat Sandra masih belum berhenti tertawa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas [Proses Revisi]
Teen FictionBlurb: Hampir semua orang atau bahkan mungkin semua orang pernah menyukai kakak kelasnya. Tinggi, putih, hitam manis, fashionable, wangi, rapi, humoris. Apalagi yang kalian kagumi selain itu? perhatiannya mungkin, ck! Bagaimana dengan kakak kelas ku...