Assalamualaikum.
Sawatdee kha!
Ketemu lagi sama aku! Btw, aku bawa cerita baru lagi nih. Iya, iya, aku tau cerita yang kemarin aja belum tamat, terus aku malah selingkuh di sini. Maapin yaa😅
Okelah, langsung aja ya. Jangan lupa divote pokoknya🤗😗
______
Pagi ini aku dan keluargaku sedang menikmati sarapan pagi bersama di ruang makan. Ngomong-ngomong, ini adalah hari pertamaku sekolah di sekolah baru. Sebenarnya, malas sekali kalau harus pindah sekolah. Tapi, mau gimana lagi, 'kan? Aku tetap harus pindah karena ikut bersama papa. Apalagi, kepindahan ku ini memang keinginan papa. Papa itu tipikal orang yang omongannya nggak mau dibantah. Jadi, mau nggak mau suka nggak suka aku harus menuruti perkataannya.
"Tharisa, hari ini kamu berangkat sekolah bareng sama Nathan, ya. Kemarin, papa sudah bicara sama dia buat jemput kamu," ucap Mario-- papa Tharisa.
"Nathan siapa, pah?" tanyaku pada papa.
"Dia anaknya om Dirga, teman kerja papa. Kebetulan, dia itu ketua OSIS di sekolahnya."
Aku hanya mengangguk seraya ber-oh ria saja. Kemudian lanjut makan. Tak lama setelah itu, terdengar suara bel yang berbunyi pertanda jika ada seseorang yang datang. Bi Marni, selaku art di rumah kami pun segera membukakan pintu.
Aku jadi penasaran, siapa orang yang sudah bertamu sepagi ini. Oh, atau jangan-jangan itu adalah Nathan yang akan menjemputku untuk berangkat sekolah bersama?
"Pak, itu ada den Nathan. Katanya, mau jemput non Tharisa untuk berangkat sekolah bersama," ucap Bi Marni yang baru saja kembali setelah membuka pintu.
"Oh, iya. Dia di mana?" tanya Mario.
"Di ruang tamu, pak. Kalau begitu, saya lanjut kerja dulu ya, pak."
Mario mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya, Bi Marni pun pergi dan kembali melakukan pekerjaannya.
"Tharisa, ayo papa kenalin kamu sama Nathan."
Aku mengangguk sebagai jawaban. Lantas, kami pun pergi menuju ruang tamu untuk menemui laki-laki bernama Nathan itu.
Sesampainya di ruang tamu, aku melihat laki-laki itu sedang berbincang bersama mama. Ya, mama sudah lebih dulu menemui Nathan sebelum aku bersama papa.
"Nathan," panggil Mario.
Laki-laki yang bernama Nathan itu pun menoleh ke arah kami. Dia mencium tangan papa sebagai tanda hormatnya.
"Halo, Om," sapanya. Kemudian, ia menatap dan tersenyum ke arahku. Aku pun tersenyum sebagai tanggapan.
"Nathan, kenalin ini Tharisa. Anak perempuan Om satu-satunya. Tharisa, ini Nathan. Ayo, salaman."
Aku pun menurut, dan bersalaman dengan Nathan.
"Nathan, Om titip Tharisa sama kamu, ya. Kalau dia bandel di sekolah, tegur aja."
Nathan terkekeh, "iya, Om. Om tenang aja, aku pasti jagain Tharisa, kok."
"Ayo, kalian berangkat. Nanti telat lagi," ujar Nikita-- mama Tharisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHARISA [Selesai]
Roman pour Adolescents𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 𝐀𝐭𝐭𝐞𝐧𝐭𝐢𝐨𝐧! 𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐧𝐟𝐥𝐢𝐤 𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐠𝐞𝐧𝐫𝐞 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚. 𝐒𝐨, 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐨𝐧𝐟...