🕊Bagian 11🕊

58 6 0
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca, dan komentar setelah membaca.

Don't be silent readers.

______

Di siang hari yang terik ini, aku berdiri di sebuah halte depan sekolah menunggu bus datang. Hari ini, aku berniat pergi ke rumah Alan untuk melihat keadaan cowok itu. Maka dari itu, aku sudah menyuruh pak Aryo agar tidak usah menjemput ku pulang.

Sudah dua hari Alan tidak masuk sekolah dan tidak ada kabar sama sekali darinya. Aku jadi penasaran, sebenarnya apa yang sudah terjadi pada cowok itu? Apa dia malas berangkat ke sekolah dan memutuskan untuk lanjut tidur? Ah, entahlah. Tapi, sepertinya iya. Aku masih ingat ketika cowok itu curhat tentang kesehariannya waktu itu.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya ojek online yang sudah ku pesan sejak tadi tiba di depan halte. Aku langsung bergegas menghampiri ojol itu dan meraih helm yang disodorkan oleh si bapak ojol padaku dan memakainya. Usai memakai helm, aku langsung naik ke atas motor dan motor pun melaju meninggalkan area pekarangan sekolah.

Kurang lebih sekitar 20 menit di perjalanan, akhirnya aku tiba di depan kediaman Alan. Aku segera turun dari motor, membuka helm dan mengucapkan terima kasih setelah aku memberikan sejumlah uang sebagai ongkosnya.

Aku pun berjalan dan mendekati pintu rumah Alan lalu mengetuk nya.

"Assalamualaikum! Alan!"

Tok tok tok

Aku kembali mengetuk pintu, namun tak ada jawaban. Apa Alan pergi ke tempat jualan ibunya ya? Pikirku.

Setelah dirasa tak ada seorang pun yang menyahut, aku memutuskan untuk pergi ke tempat jualan mie ayam kedua orang tua Alan. Mungkin saja, Alan juga ada di sana.

Meski sudah merasa lelah, namun rasa itu tak mampu menggoyahkan niatku yang ingin mencari keberadaan Alan. Kini aku harus berjalan kaki beberapa puluh meter dari rumah Alan ke tempat jualan kedua orang tua cowok itu.

Usai berjalan cukup lama, akhirnya aku tiba di tempat tujuan. Benar saja dugaan ku. Alan ada di sana bersama kedua orang tuanya.

Aku pun berjalan menghampiri Alan yang sepertinya belum menyadari keberadaan ku.

"Hai," sapa ku pada Alan.

"Tharisa? Kok lo bisa ada di sini sih?" Alan bertanya.

"Ya bisa lah."

"Lo mau ngapain ke sini?" tanya Alan lagi.

"Gue ke sini, karena gue pengen makan mie ayam buatan nyokap lo lagi."

"Oh, ya udah kalo gitu lo duduk dulu gih!" kata Alan sembari tersenyum.

Aku mengangguk, lalu mendudukkan diri di tempat yang kosong. Sembari menunggu mie ayam pesanan ku matang, sejenak aku memainkan ponsel dan membuka beberapa aplikasi sosial media ku.

Ketika aku tengah fokus membalas pesan dari teman-temanku, aku mendengar suara Bu Ratih memanggil. Aku pun sontak mendongak dan tersenyum padanya.

"Neng Tharisa sejak kapan ada di sini?" tanya Bu Ratih.

"Baru aja, Bu," jawabku sembari tersenyum.

"Oh gitu. Ya udah, kalau gitu ibu tinggal dulu, ya. Soalnya masih banyak pesanan."

"Iya, Bu."

Sepeninggal Bu Ratih, aku pun kembali memainkan ponsel. Tapi, tak berselang lama kemudian Alan pun datang dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat semangkuk mie ayam. Sepertinya, itu pesanan ku.

ALTHARISA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang