🕊Bagian 5🕊

124 10 2
                                    

Demi kenyamanan, sebaiknya vote terlebih dahulu sebelum lanjut membaca. Lalu, tinggalkan komentar setelah membaca. Vote dan komen itu gratis lho guys😊

_______

"Sa," panggil Alan.

Aku refleks menghentikan aktifitas makan ku dan mendongak ketika Alan baru saja memanggil. Kemudian, berdehem sebagai jawaban dengan dahi yang sedikit berkerut.

"Apa?" tanyaku setelah aku selesai mengunyah makanan.

"Lo udah kenal lama sama si Nathan?" Alan bertanya.

Aku menggeleng, "gue baru aja kenal dia pas gue masuk ke sekolah ini," terangku seadanya. Ya, memang begitu kenyataannya bukan? Aku baru saja mengenal Nathan tepatnya seminggu yang lalu.

"Kenapa?" tanyaku sembari menyeruput mie.

"Gapapa, nanya aja."

Aku hanya menjawab nya dengan ber-oh saja sebelum akhirnya aku melontarkan pertanyaan pada Alan.

"Lan, sejak gue masuk ke sekolah ini, gue belum pernah liat lo masuk kelas deh. Baru kali ini, gue ngeliat lo. Lo ke mana aja emang nggak masuk sekolah selama itu kemaren?"

"Kalau lo udah tahu gue, mungkin lo nggak akan heran, sih," jawab Alan yang sontak membuat dahi ku berkerut bingung.

"Hah? Emang kenapa?"

"Gue tergolong murid bandel yang jarang masuk sekolah. Selain karena malas, gue juga seorang murid yang sekolah sambil kerja part time. Jadi, kadang tiap pagi setelah solat subuh gue lanjut tidur sampe kebablasan dan bangun jam 11 siang," ucap Alan menjelaskan tentang diri dan kesehariannya.

"Untuk yang kemarin, gue nggak masuk sekolah karena gue kena scors seminggu," lanjutnya lagi.

"Kok bisa discors, lo ngelakuin kesalahan apa?" tanyaku yang semakin penasaran.

"Gue ketahuan balap liar sama anak sekolah lain. Jadi, ya gitu deh." Alan meraih minuman miliknya, dan menyedot nya hingga tersisa sedikit lagi.

"Oh, gitu."

Setelahnya, tak ada lagi percakapan di antara kami. Kami kembali fokus pada makanan kami masing-masing. Hingga akhirnya, datanglah ketiga teman Alan dan ikut bergabung bersama kami.

"Berduaan aja nih," ucap Rafka seraya menatapku dan Alan bergantian.

Aku hanya fokus makan dan tak menggubris ucapan Rafka.

"Apaan si lo. Ganggu aja deh," ujar Alan kesal.

Rafka tak menghiraukan ucapan Alan. Dia lebih memilih mendudukkan diri di bangku yang ditempati aku bersama Alan.

"Han, lo pesen makanan gih!" kata Rafka.

"Oke. Lo mau pesen apaan?"

"Mie ayam aja deh, minumannya teh manis."

"Oke. Lo, Ka, pesen apa?" tanya Farhan pada Raka.

"Gue Batagor, minumannya es jeruk peras."

"Okay."

Farhan pun pergi untuk memesan makanan mereka.

===

Beberapa jam telah berlalu. Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu pun berbunyi. Aku dan semua teman kelasku sibuk membereskan semua alat tulis. Setelahnya, kami semua pun pergi meninggalkan ruangan kelas 12 IPA 3 ini.

"Eh, Sa. Lo kenapa bisa kesiangan gitu tadi? Mana pelajaran Matematika lagi," tanya Tasya.

"Itu gara-gara semalem gue maraton nonton drama favorit gue. Jadi, gue bangun kesiangan, deh. Kalian bayangin aja, jam 7 pas gue baru bangun," ucapku menjelaskan kejadian yang ku alami hari ini.

"Terus, gimana ceritanya tuh lo bisa barengan sama si Alan?" tanya Salsa.

"Gue sama dia ketemu di gerbang."

Keempat temanku itu hanya mengangguk seraya ber-oh saja. Setelah itu, aku pun berpamitan kepada mereka karena aku akan pergi ke halte untuk menunggu jemputan. Sementara itu, mereka pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.

Kini aku berdiri di halte, menunggu jemputan ku tiba. Sudah sekitar 10 menit aku menunggu, namun mobil jemputan ku belum juga kelihatan. Tak lama kemudian, sebuah mobil sport berhenti tepat di depan halte. Sepertinya, aku kenal dengan pemilik mobil itu.

Benar dugaan ku. Pemilik mobil sport tersebut adalah Nathan. Tapi, mau ngapain dia ke sini?

"Nathan. Lo ngapain berhenti di sini?" tanyaku pada Nathan.

Laki-laki itu menyunggingkan senyuman manisnya. "Kamu lagi nunggu jemputan?" Alih-alih menjawab pertanyaan ku, Nathan malah balik bertanya.

Aku menghela napas lelah. "Iya. Tapi, pak Aryo belum datang juga," balas ku.

Tiba-tiba perhatianku teralihkan saat ponselku berdering. Aku meraih benda pipih itu, dan tertera nama pak Aryo di layarnya. Aku pun mengangkat panggilan dari pak Aryo.

"Halo?" ucapku mengawali pembicaraan.

"Halo, Non. Aduh, maaf ya Non bapak telat buat jemput Non Tharisa di sekolah. Ini Non, ban mobilnya bocor," ujar pak Aryo dari seberang sana.

"Oh gitu ya, pak. Ya udah deh, nanti aku pulang naik ojol aja."

"Gapapa, Non?"

"Iya gapapa, pak. Bapak tenang aja pokoknya," ucapku.

"Ya udah, kalau begitu saya tutup telponnya ya, Non."

"Iya, pak."

Panggilan pun terputus. Aku mengotak-atikan handphone berniat untuk memesan ojek online.

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Itu, katanya pak Aryo nggak bisa jemput karena ban mobilnya bocor. Jadi, gue mau pulang naik ojol aja."

"Kalau gitu, kamu pulang bareng aku aja, Ris. Aku bawa mobil, sendirian pula. Ngapain kamu nyari ojol, mending nebeng kan?"

Aku berpikir sejenak seraya menimang-nimang. Sepertinya, ucapan Nathan benar. Yah, lumayan lah ya dapat tebengan gratis. Mana naik mobil mewah lagi.

"Em ... ya udah, deh. Gue ikut nebeng. Beneran nih, gapapa?"

Nathan berdecak, "ya gapapa lah, Risaaa."

Aku terkekeh, kemudian mengucapkan terima kasih kepada Nathan.

Lantas, aku dan Nathan memasuki mobil. Setelahnya, mobil milik Nathan pun melaju membelah setiap jalanan kota Jakarta yang dilalui.

_______

Pendek banget ya🙏

Nanti di part selanjutnya, kalau idenya lagi lancar aku panjangin deh.

ALTHARISA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang