🕊Bagian 19🕊

53 3 0
                                    

Don't be silent readers!
______

Aku menatap layar di ponselku yang menampilkan deretan pesan masuk dari beberapa orang. Namun, hanya ada satu diantara banyaknya pesan masuk yang menjadi pusat perhatianku saat ini.

Sudah sekitar 10 pesan yang Alan kirimkan, namun sampai saat ini belum juga ku baca. Setelah beberapa jam lamanya aku mengabaikan pesannya, karena rasa penasaran ku lebih mendominasi aku pun memutuskan untuk membacanya.

Alan
Sa
Risa
Please, lo jangan marah🥺
Lo salah paham, Sa
Gue beneran nggak ada apa-apa sama cewek itu
Gue bisa jelasin semuanya
Jadi, cewek yang kemaren itu dia sepupu gue dari Jogja. Gue nggak tau kalo dia tiba-tiba datang ke sini. Katanya, dia cuma lagi pengen healing aja. Kebetulan dia ketemu gue pas di cafe. Jadi, ya gitu deh.
Sa, lo percaya kan sama gue? 🥺🥺🥺
Gue nggak selingkuh
Lo cuma salah paham aja
Baikan, ya? Gue nggak mau putus sama lo

Usai membaca beberapa pesan yang dikirimkan Alan, jujur aku merasa senang setelah mengetahui semuanya. Aku yakin, jika Alan sudah mengatakan yang sejujurnya. Kenapa coba kemarin aku langsung pergi gitu aja dan tidak mau mendengarkan penjelasan dia? Bodoh sekali aku ini. Dan lebih bodohnya lagi, dengan entengnya aku bilang putus sama dia. Kok aku keterlaluan banget sih.

Aku mulai mengetik dan membalas pesan dari Alan.

Anda (Tharisa)
Hmm gitu
Gue udah nggak marah
Iya, gue ngerti
Maafin gue juga karena gue udah salah paham sama lo, Lan

Begitu pesan terkirim, ternyata Alan langsung sedang mengetik dan membalas pesan yang baru saja ku kirimkan. Apa dia sedang menunggu balasan pesan dariku sejak tadi?

Alan
Makasih, lo udah nggak marah lagi
Jadi
Lo mau kan balikan lagi sama gue?

Seketika aku terdiam begitu membaca pesan tersebut. Aku takut jika aku ketahuan masih menjalin hubungan dengan Alan, aku takut Papa akan berbuat hal nekat. Aku takut Papa akan mengganggu kehidupan Alan dan juga keluarganya. Aku tidak ingin sampai terjadi sesuatu pada Alan.

Anda (Tharisa)
Sorry, Lan
Gue nggak bisa

Alan
Kenapa, Sa?

Anda (Tharisa)
Gapapa, kayaknya sekarang gue lagi pengen sendiri dulu aja.

Alan
Oh, gitu.
Oke, gue paham. Tapi, gue cuma minta satu hal sama lo, Sa. Meskipun kita udah nggak ada hubungan spesial, tapi kita tetap teman. Gue nggak mau kita asing.

Anda (Tharisa)
Iya, kita tetap bisa temenan kok.

Alan
Thank's for everything and everytime yang udah kita lalui sama-sama. Gue sayang banget sama lo, Sa❤

Anda (Tharisa)
Iya, Alan. Gue juga makasih banget sama lo. Karna lo udah bikin gue banyak ngerasain bahagia meski itu dengan hal-hal kecil❤ Gue juga sayang banget sama lo.

Alan
😇

Tidak ada lagi percakapan di dalam roomchat kami. Sengaja pesan itu tidak ku balas lagi, karena aku juga bingung harus membalasnya seperti apa.

Setelah chatting dengan Alan berakhir, aku pun memutuskan untuk segera tidur.

===

Seminggu berlalu. Semenjak hari dimana aku dan Alan saling berbalas pesan, mungkin itu adalah hari terakhir aku chatting dengannya. Karena sejak saat itu, kami sudah tidak lagi saling berbalas pesan seperti biasanya. Namun, kami masih berteman baik. Di sekolah kami masih sering bertegur sapa. Di dalam kelas pun, kami masih saling membantu jika ada hal yang sulit di dalam pembelajaran. Semuanya seperti kembali pada semula.

ALTHARISA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang