15. Haikal Cepu

598 81 27
                                    

"Lah, sejak kapan lo di sini, Kal?"

"Baru sampai." sahut Haikal santai.

Aku menoleh saat mendengar suara mas Taeil. "Mas, gimana keadaannya? Udah mendingan?" tanyaku menghentikan sejenak kegiatanku membuat adonan soft cookiesnya.

"Udah gak panas lagi, mas pegel rebahan terus." Ia berjalan menghampiriku, aku langsung mencuci tangan dan langsung mengelapnya hingga kering. Dan saat mas Taeil sudah berdiri di hadapanku, aku berjinjit menempelkan telapak tanganku pada pipinya kemudian beralih ke keningnya. "Syukur allhandulillah." syukurku saat merasakan suhu tubuhnya tidak sepanas tadi pagi.

Haikal yang bersandar di antara tembok pintu masuk ke dapur. "Salah banget bujangan ke rumah pengantin baru." celetuk Haikal dengan ekspresi yang dibuat semenyedihkan mungkin.

" celetuk Haikal dengan ekspresi yang dibuat semenyedihkan mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikah makanya." balas mas Taeil.

"Ndak duyu, bang. Target gue masih banyak." Haikal menjulurkan tangannya dengan telapak tangan terbuka lebar, memberikan gestur stop.

" Haikal menjulurkan tangannya dengan telapak tangan terbuka lebar, memberikan gestur stop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hilih, bilang aja masih jomblo." celetuk mas Taeil, tanpa mempedulikan keberadaan Haikal, ia memelukku erat dari belakang. Menyimpan dagunya pada bahu kananku. Pun, aku lanjut menutup adonan soft cookienya dengan plastic wrap dan memasukkan adonan itu ke dalam lemari pendingin guna proses selanjutnya yang harus melalui resting selama 30 menit terlebih dahulu agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tanpa merasa terusik dengan mas Taeil yang sedang memelukku. Sudah biasa rasanya, entahlah, mungkin sudah menjadi kebiasaan barunya memelukku dari belakang saat memasak seperti ini.

"Teh, itu kenapa suaminya jadi ngeselin sih?" gerutu Haikal yang membuatku tertawa pelan.

"Gak tahu, Kal." jawabku disela-sela kekehanku.

Haikal berjalan mendekati meja pantry dan duduk berhadapan denganku, "Teh, ada mie gak?" tanyanya.

"Ada tuh, di cabinet yang tengah."

Haikal beranjak dari duduk dan berjalan menuju cabinet yang ku maksud, membukanya dan melihat dengan seksama apa saja yang tersimpan di dalamnya. "Wih ada ramyeon juga nih!" serunya dan langsung mengambil sebungkus ramyeon instan itu.

Mas Ft. Moon TaeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang