21. Mau Satu, Datang Sembilan

366 48 11
                                    

"Bang, Ekal izin ngerjain tugas kelompok di sini, kalau di rumah direcokin mama soalnya." Mas Taeil yang tengah menyandarkan kepalanya di bahuku hanya berdeham singkat merespon ucapan Haikal yang entah dari mana tiba-tiba nongol di hadapan kami.

"Berapa orang, Kal, biar nanti teteh siapin cemilannya?" tanyaku.

"Aku udah beli kok, teteh, cuma mau pinjem tempat doang. Mama suka ngerusuh soalnya." jawab Haikal, "Aku keluar dulu teh, bang, temen ku bentar lagi sampai katanya." ucap Haikal, dan pergi setelah mendapat persetujuanku dan maa Taeil.

"Mas, awas dulu. Adek beberes ruang tamu bentar buat dipakai Haikal sama temennya." aku mencoba menyingkirkan tangan Mas Taeil yang dari tadi megelus dengan lembut perutku yang semakin membesar. "Terus siang nanti teman-teman mas jadi datang?"

Ia menegakkan duduk, membuatku sedikit lega. Karena jujur, pundakku terasa cukup pegal menopang kepala mas Taeil yang akhir-akhir ini semakin menempel bak perangko padaku.

Baru ditinggal ke kamar mandi saja sudah dicariin, panik, keliling rumah.

"Jadi, mas juga udah wanti-wanti mereka kalau ke sini harus bersih semua. Nanti sebelum mas semprot dulu mereka pakai desinfektan."

"Sampai segitunya."

"Ya harus dek, daripada terjadi hal-hal yang gak kita inginkan." ucapnya, protective.

***

"Assalamualaikum, abang, teteh, aku pinjem tempat ya!"

Teriakan Haikal dari luar terdengar hingga ke dapur. Mas Taeil yang tadinya ke kamar hendak mengambil sesuatu langsung turun menghampiri ku yang baru saja selesai membuat es sirup rasa melon cukup banyak.

"Ekal, temennya ada berapa?" teriak mas Taeil.

Duh, abang adek ini kenapa hobi teriak-teriak. Ini nanti kalau diprotes tetangga mas Taeil yang ku cubit.

"Udah dibilang juga tadi. Berdua doang ini!"

"Oke!"

Pun aku dan mas Taeil berjalan beriringan menghampiri Haikal dan temannya di ruang tamu dengan maa Taeil membawa nampan berisi seteko es sirup dan dua gelas berukuran sedang.

"Pantes direcokin tante, kerja kelompoknya berdua sama cewek." bisik mas Taeil padaku saat melihat Haikal dan temannya sibuk memperiapkan peralatan belajarnya.

"Ini minumnya, gak usah canggung ya sama kami." ucapku sambil meletakkan dua gelas terswbut di tengah meja ruang tamu, syukur diameter mejanya luas hingga memuat cukup banyak ruang jika digunakan untuk menyimpan makanan dan meja belajar disaat bersamaan.

"Terima kasih, teh, maaf ngerepotin." ucap teman Haikal sopan. Aku mengusap pundaknya yang tertutup jilbab panjang, "Nggak kok, udah dibilang jangan canggung juga." balasku diakhiri dengan kekehan.

"Iya teh."

"Kami tinggal dulu ya, awas Ekal abang awasin dari ruang tv. Jangan macam-macam."

"Dih, emang gue cowok apaan coba bang. Ingat kok ingat."

"Gak usah banyak tingkah!" peringat mas Taeil pada Haikal.

"Astaghfirullah, bang, iya. Haikal kalem kok. Udah ih sana, kapan mulainya ini kalau abang masih disini. Kalau teteh gapapa siapa tahu bisa bantu."

"Nggak ya, teteh balik ke dalem sama abang." balas mas Taeil, merangkulku erat, memperlihatkan keposesifannya. Membuat teman cewek Haikal terkekeh melihat interaksi abang dan adik itu. Lantas membawaku berbalik ke arah ruang tv yang berada tepat di sebelah ruang tamu hanya di batasi oleh sekat rak berisikan buku-buku koleksi ku.

"Maaf ya, Cil, baru datang disuguhin konten bucin. Emang bucin banget abang gue."

"Abang masih bisa dengar ya, Kal." cibir mas Taeil.

"Sengaja." balas Haikal santai.

***

Pukul 14:30 satu persatu teman-teman mas Taeil datang. "Bang, ada apa kok pada cosplay gini?" tanya Haikal pada Tio yang baru saja sampai dengan dandanan khas karakter vampir di film Twilight, tak lama setelahnya datang Mark menggunakan kostum spiderman bersama Dimas yang mengenakan kostum berkarakter anime yang sayangnya tidak ku ketahui karakter apa dan dari anime mana. Soalnya anime yang ku ketahui hanya Naruto saja.

"Nurutin ngidam bumil, harusnya cuma Johnny yang cosplay. Tapi, karena tu orang gak mau sendirian jadinya kami segrup chat ikut." jelas Tio, ia terkekeh melihat ke arah ku.

"Loh, bukannya gue juga masuk grup ya?"

"Masuk, lo sok sibuk jarang nimbrung di grup." timpal Mark.

"Kal, gue pulang aja kali ya. Toh, tugasnya tinggal dikit, biar gue yang lanjutin."

Haikal menoleh saat merasakan tarikan kecil di ujung baju yang dikenakan, menatap gadis yang kini tampak semakin canggung karena kedatangan banyak orang. "Panas banget loh ini, lo ke sininya pakek motor. Nanti aja, gapapa kok. Santai sama kita-kita, gak bakalan gigit." ucapnya meyakinkan.

Aku menatapnya, tersenyum, lantas mengangguk ikut meyakinkan gadis itu. "Ayo, sini nanti bareng sama aku." ku tarik lengannya untuk berdiri di samping ku.

"Terima kasih, teh."

"Aduhh, jangan canggung gitu dong. Aku jadi bingung."

"Emang gitu orangnya teh, coba ajak ngobrolin artis Korea bisa langsung nyambung tuh dia." ucap Haikal.

"Apal betul, Kal, naksir ya?" goda mas Taeil yang baru saja keluar menyambut kedatangan kawan-kawan bujangnya.

"Dih." Haikal bergidik, memicingkan matanya menatap gadis di sampingku itu. "Nggak, cebol gini." balasnya.

"Heh, lo aja dibandingkan Ale adek tingkat kita itu masih tinggian Ale dari pada lo!" seru gadis itu tak terima dengan perkataan Haikal.

"Awas jodoh nanti kalau gelud mulu." ucap mas Jo yang baru saja sampai lengkap dengan kostum beruang putihnya.

"Amit-amit!" ucap keduany berbarengan.

"Tuh udah ada tanda-tanda."

"Udah atuh, kasian adikku digodaiin mulu." aku merangkul gadis yang bernama Mutiara itu, menenangkannya yang tampak kesal karena digoda terus oleh abang-abangnya Haikal.

"Udahlah, Haikal balik ke rumah dulu, mau ikutan cosplay. Cil, diem di sini sama teteh. Gue gak bakal lama." ucap Haikal dan segera membereskan barang bawaannya untuk dibawa pulang.

"Mau lama juga gapapa, gue mau nyiapin minuman sama cemilan ke dapur bareng teteh. Yuk teh." kata Muti -panggilan akrabnya, mengaitkan lengan kami berdua kemudian berjalan ke arah dapur.

Yups, gadis itu sudah tampak lebih santai setelah aku mengikuti perkataan Haikal yang mengatakan bahwa Mutia menyukai hal-hal yang berhubungan dengan Kpop.

"Teh, astaga bias kita sama. Aku bahkan ngerasa kena karma karena dulu awal debut mereka di MV bubblegum aku bilang kalau Haechan tuh biasa aja. Eh, sekarang aku malah bucin banget sama dia. Bahkan dia duduk diem aja kelihatan lucu banget buatku."

Aku tertawa mendengarnya, "Aku malah suka Haechan dari era rookie. Waktu videonya niruin Ty, lucu plus tengil menggemaskan gitu."

"Wah, senior nih si teteh."

"Teteh ada ngoleksi barang Haechan Dreamies gak?"

"Aku gak koleksi, tapi ada 3 poca Haechan yang ku punya. Soalnya aku ngoleksinya novel gitu."

"Pantes di depan tadi banyak banget koleksi novel, teteh. Bahkan ada yang ku lihat tadi novel yang paling dicari-cari dreamer, aku bahkan baru semalem war PO novelnya, syukurnya dapet."

Lagi-lagi aku terkekeh mendengar ucapan Muti, gadis itu tampak menggemaskan saat bercerita penuh semangat.

Untuk Haikal, jangan heran kalau nanti teteh sama Mutia jadi bestie setelah ini.

Tbc....

Mas Ft. Moon TaeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang