Hai readers
Pertama-tama aku mau ngucapin selamat tahun baru🎉.
2021 itu tahun awal aku nulis cerita, ya cuma buat ngisi kegabutan aja.
Dari awal aku bikin cerita di wattpad ngga ekspektasi apa apa. Bener bener cuma buat nuangin imajinasi ku.Aku ngucapin banyak banyak terimakasih buat kalian yang udah baca ceritaku. Mungkin beberapa bulan ini aku jarang banget update, ada banyak kesibukan yang harus diutamakan dan tanggung jawab aku juga sebagai pelajar yang ikut organisasi.
Intinya semoga tahun depan bakal lebih baik lagi. Tetep semangat buat kalian, jalanin hari dengan rasa syukur and don't forget to be happy
Dan sekali lagi terimakasih banyak buat Readers.
Thank you for 2021
From: Author "M"
(>▽<)*****
.
.
.
.
.
Di Rooftop keluarga Kim, Malam HariJisoo, Jennie, dan Rosé duduk di atas rooftop, menatap langit malam yang penuh bintang. Sisa-sisa pesta kecil yang mereka adakan masih berantakan di sekitar mereka—bekas-bekas minuman dan makanan ringan tersebar di sana-sini. Ketiganya tampak terdiam, menikmati momen kebersamaan di malam yang sejuk.
"Eonnie," panggilan lembut Rosé memecah keheningan, membuat Jennie dan Jisoo menoleh padanya.
"Apa menurut kalian kita akan menemukan anak dari Imo dan Jiyong samchon?" tanyanya sambil menggigit bibirnya dengan gugup. "Maksudku, kita bahkan belum punya petunjuk apapun."
Ketiganya terdiam sejenak, membiarkan pertanyaan itu menggantung di udara. Jennie menatap Jisoo, berharap kakaknya bisa memberikan jawaban, tapi Jisoo hanya menghela napas berat.
"Entahlah, aku juga bingung. Mungkin kita bisa tanyakan pada eomma nanti," ujar Jisoo, meski nadanya terdengar ragu.
Jennie menggeleng pelan. "Jangan dulu, itu akan jadi topik yang sensitif. Sepertinya mereka memang menyembunyikan sesuatu dari kita."
"Kau benar, Jen," sahut Jisoo sambil meraih liontin yang tergantung di lehernya. "Satu-satunya petunjuk yang kita punya hanya liontin ini."
Setelah hening sejenak, Jisoo memutuskan mengalihkan topik. "Ngomong-ngomong, apakah ada sesuatu yang ingin kalian ceritakan akhir-akhir ini?"
Rosé mendesah pelan, wajahnya sedikit memerah. "Kalian tahu Lisa, kan?" ucapnya pelan, yang segera diangguki oleh Jennie dan Jisoo.
"Akhir-akhir ini, aku merasa... entahlah, aku tidak ingin jauh darinya. Dia selalu ada untuk menjagaku, dan aku merasa sangat aman saat bersamanya," lanjut Rosé, nadanya berubah lembut dan hampir terbisik.
Jennie mengangguk setuju. "Aku juga merasakannya. Kemarin, aku hampir terkena bola basket yang dilemparkan dengan kencang. Tapi tiba-tiba, Lisa muncul entah dari mana dan menangkap bola itu seperti tidak ada apa-apa."
Jisoo menatap keduanya, lalu tersenyum samar. "Sejujurnya, aku merasa seperti pernah bertemu Lisa sebelum dia mengantar aku pulang dari pusat perbelanjaan beberapa waktu lalu. Tapi mungkin itu cuma perasaanku."
Ketiganya terdiam lagi, merenungkan hubungan mereka dengan Lisa. Ada sesuatu yang terasa berbeda, tapi tidak ada yang bisa benar-benar menjelaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [On Going]
Fantasy"Aku memang bukan manusia" ... "Ini tidak masuk akal" Rosè "Aku terlanjur menyayangimu walaupun kamu berbeda" Jennie "Bagaimanapun kita tetap saudara" Jisoo "Kami sudah lama menunggumu" Jisoo Jennie Rosé Ketiga gadis Kim dikelilingi bahaya. Akankah...