°°°°°°
Siang itu, seluruh peserta kemah tengah bersiap untuk kegiatan observasi alam dan binatang. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengamati flora dan fauna liar, lalu memotret temuan mereka sebagai bahan laporan. Namun, kali ini kelompok Lisa dan Irene terpisah, masing-masing menjalankan tugas di area yang berbeda.
"Lisaya, bolehkah aku menyentuh itu?" tanya Rosé, matanya berbinar penuh rasa penasaran saat melihat seekor katak kecil melompat di dekat kakinya.
"Jangan," Lisa menahan tangan Rosé dengan lembut, "katak itu beracun nanti kamu sakit. Kita harus hati-hati."
Sejak tadi, Rosé terus-menerus bertanya tentang segala hal yang ditemuinya di hutan, membuat Lisa tersenyum melihat rasa penasaran gadis berambut blonde itu yang seakan tak ada habisnya. Sementara itu, Jennie menatap tanah becek dan lembap dengan raut wajah penuh jijik. Gadis berpipi mandu itu tidak terbiasa dengan suasana hutan yang terasa begitu asing. Semua serangga dan bau tanah menyusahkan pikirannya yang lebih terbiasa dengan suasana kota.
"Kenapa wajahmu begitu?" Jisoo menoleh pada adik pertamanya, menahan tawa melihat ekspresi Jennie yang tampak frustasi.
"Bisakah aku kembali ke tenda dan membaca buku? Lihat sepatuku, kotor sekali," keluh Jennie, matanya melirik sepatu yang kini tertutupi lumpur.
"Tidak boleh," Jisoo menjawab tegas, tetapi tersenyum. "Kita harus menyelesaikan tugas ini bersama. Kamu tidak lihat? Chaeyong sangat menikmati ini, Lisa sampai kewalahan menjawab pertanyaannya." Jisoo menunjuk Rosé yang kini tengah mengamati sesuatu lagi, sementara Lisa bersabar meladeninya. Jennie hanya mendengus kesal, merasa terjebak dalam situasi yang tidak nyaman.
"Eonnie, lihat anjing hutan ini!" Rosé tiba-tiba berseru, menunjuk seekor anjing liar yang entah dari mana muncul, "Dia sangat patuh pada Lisa! Padahal tadi dia hampir menggigit anggota kelompok sebelah."
Jennie yang mendengar itu langsung berlindung di belakang Jisoo. "Yak! Jauhkan itu dariku!" serunya panik.
Lisa yang dari tadi tenang hanya tersenyum lembut. "Tenang, eonnie. Dia tidak akan menggigitmu," ucapnya sambil mengelus kepala anjing itu dengan penuh percaya diri. Hewan liar itu tampak jinak di tangannya.
Sebenarnya, alasan mengapa anjing hutan itu begitu patuh pada Lisa adalah karena hewan itu bisa merasakan aura kuat yang dimiliki Lisa, sesuatu yang tidak dimiliki manusia biasa.
Lisa mengelus kepala anjing hutan itu, matanya menatap dalam ke arah binatang tersebut. Tanpa berkata apa pun, dia mengirim pesan melalui telepati kepada hewan itu, menggunakan kekuatannya yang tersembunyi.
"Jangan sakiti siapa pun di kemah ini. Tetap di bawah kendali. Mengerti?" pikir Lisa, pesan itu langsung sampai pada anjing hutan yang menundukkan kepalanya patuh.
Anjing itu menggonggong pelan, seakan memberikan jawaban bahwa dia mengerti perintah dari Lisa. Tanpa suara, Lisa mengangguk ringan dan mengelus lagi kepala binatang tersebut, memastikan bahwa perintahnya diterima dengan baik.
Jennie, yang masih bersembunyi di belakang Jisoo, menatap dengan kagum campur rasa takut. "Bagaimana bisa hewan liar itu begitu patuh padamu, Lisa?"
Lisa tersenyum tipis, tapi tidak menjawab. "Kajja tugas kita sudah hampir selesai bukan, sebaiknya kita segera kembali. Nanti sore masih ada kegiatan."
"kembalilah ke keluargamu!" Perintah gadis berponi dijawab gonggongan oleh anjing itu, kemudian pergi.
°
°
°
"Sepertinya mereka membawa lebih banyak orang, kita harus segera memberitahukannya pada Lisa," kata Ten, suaranya dipenuhi kekhawatiran saat dia melihat gerakan mencurigakan di kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [On Going]
Fantasi"Aku memang bukan manusia" ... "Ini tidak masuk akal" Rosè "Aku terlanjur menyayangimu walaupun kamu berbeda" Jennie "Bagaimanapun kita tetap saudara" Jisoo "Kami sudah lama menunggumu" Jisoo Jennie Rosé Ketiga gadis Kim dikelilingi bahaya. Akankah...