Chapter 1 | Duda keren [DUREn] : makan malam yang hancur keren si kecil menolak

39.8K 2.7K 248
                                    

Suara dentingan sendok makan mengisi keheningan malam yang ada di salah satu meja restoran terkenal di Seoul. Aura suram sangat mengental di meja makan itu kerena pria kecil dengan gigi gingsul itu terus menatap wanita seksi di depannya dengan tajam.

Alasannya sangat mudah pria kecil itu sebut saja Axleo Park sangat tidak suka dengan wanita itu kerena ingin menjadi ibu tirinya. Axleo terus-menerus menolak pilihan sang nenek tapi tidak dengan ayahnya.

Jisung ayah dari Axleo melihat semua gerak-gerik anaknya. ' setidak suka kah Leo dengan Lami'. Batin Jisung. Jisung menatap ke arah wanita yang pernah dulu menjadi kekasihnya saat ia duduk di bangku SMA.

Lami yang merasa di tatap langsung mendongakkan kepala nya. "Kenapa Sung?" Tanya Lami yang di balas dengan gelengan dari Jisung.

"Daddy aku ingin pulang"

Jisung yang mendengar keinginan Axleo sudah paham apa yang di maksud dengan sang anak. Axleo tidak akan setuju ia menikah dengan Lami.

"Kenapa terburu-buru sayang hari mama baru pulang dari China," tahan Lami. Ia tersenyum pura-pura tulus dengan Axleo.

"Aku tidak peduli kau habis pulang dari mana atau mau ke mana keinginan ku hanya ingin pulang!"

"Leo," tegur Jisung dingin saat Axleo membentak Lami.

"Tidak apa-apa kok Sung namanya juga anak kecil. Iya kan sayang," balas Lami baik.

"Ck, kau kenapa dekat dengan Daddy ku kalau kau kemarin berjalan dengan seorang laki-laki," Jisung yang mendengar itu melihat ke arah Lami minta penjelasan. Ia percaya pada sang anak kerena dari kecil Axleo tidak pernah berbohong jika itu berhubungan dengan ia dan jua Jisung.

"A-aku berjalan dengan sepupuku dari China kok Sung," elak Lami dengan kikuk.

"Dia bohong -..." Axleo bangkit dari kursinya dan menunjukkan ke arah Lami. "- aku dengan Oma yang melihat semua dia berciuman dengan laki-laki itu Daddy!!" teriak Axleo membuat seluruh mata melihat ke arah mereka.

"I-itu tidak benar Sung"

Jisung yang sudah lelah dengan perkelahiannya antara Axleo dan Lami ia lebih memilih untuk meninggalkan restoran, menggendong anaknya dan berjalan menuju mobil sport hitam miliknya.

Ia sempat melirik ke arah belakang lewat kaca spion mobilnya melihat Lami yang berlari ke arah mobilnya. Sebelah Lami mencapai parkiran mobil Jisung sudah menyalakan mobil dan mengendarai mobilnya pulang.

Sekitar tiga puluh menit Jisung dan Axleo sudah sampai di rumah mereka. Jisung melirik ke arah bocah Lima tahun itu sudah tertidur pulas dengan pelan Jisung mengangkat tubuh mungil Axleo dan berjalan masuk ke dalam rumah atau mansion miliknya.

Jisung membaringkan Axleo di kamar sang putra di sebelah kamarnya. Jisung masuk ke dalam kamar dan mandi untuk menenangkan pikirannya sebentar.

"Apa aku harus mencari baby sitter untuk Leo," gumah Jisung sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Cukup sepuluh menit Jisung sudah selesai mandi dengan pakaian tidurnya. Jisung berbaring di tengah-tengah ranjang, menatap ke arah foto ia dan juga Axleo saat mereka berlibur di Hongkong kemarin.

Jisung memejamkan matanya sekedar mengistirahatkan tubuh dan pikirnya yang lelah. Tapi tidak terasa Jisung akhirnya terlelap.




08:58

Seorang pria manis dari tadi sibuk mondar-mandir mengantarkan pesanan para pelanggan padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi orang-orang malah banyak berdatangan.

Pria manis itu mengelus perut nya yang terasa perih kerena belum makan dari tadi pagi. Rasanya ia ingin beristirahat sebentar tapi pelanggan masih banyak. Ia memutuskan untuk lebih cepat.

"Chenle," panggil Renjun pemilik restoran makanan China itu.

Pria manis yang panggil Chenle itu berjalan ke arah Renjun yang ada di dekat meja pelanggan. Chenle melirik takut-takut ke arah Renjun ia berpikir kalau ia sudah melakukan sesuatu yang salah.

"Ada ge?"

Tanya Chenle takut-takut yang di balas dengan tepukan bahu dari Renjun. " Perkenalkan ini kekasih ku Huang Xuxi atau Wong Yukhie tapi kau bisa memanggil nya Lucas"

Chenle melihat ke arah pria yang bernama Lucas itu dengan bingung apa hubungannya nama Huang Xuxi dan Wong Yukhie dengan nama Lucas. Chenle tidak habis pikir dengan pria bertubuh seperti kingkong itu.

"Ah iya ge, salam kenal Lucas hyung namaku Zhong Chenle," salam Chenle agak kikuk.

"Oh hai Chenle kau sangat imut benarkan sayang?" heboh Lucas.

Renjun yang melihat itu tersenyum maklum pada Chenle. Kekasihnya ini memang terkenal heboh dan lucu itu menurut teman satu kuliah dengan Lucas.

"Chenle jika kau lelah istirahat saja masih ada Winter dengan Gissel yang melakukannya"

"Tidak usah ge aku masih bisa berkerja kok," tolak Chenle dengan halus. Kalau boleh jujur Chenle sangat ingin beristirahat tapi ia tidak enak dengan karyawan restoran yang lainnya.

"Baiklah kalau itu mau mu," balas Renjun dan duduk di samping Lucas yang masih asik makan makanan China itu.

Chenle melanjutkan perkerjaan nya mengantar pesanan pelanggan. Jam sudah menunjukkan pukul 10:20 pelanggan agak berkurang dan dapat di hitung dengan jari.

"Ah lelah sekali rasanya kaki ku akan patah," keluh Chenle, duduk di kursi di dekat kaca transparan itu.

Ia melihat mobil yang berlalu-lalang di depan restoran makanan China itu. Chenle menunduk sedih mengikat kegiatan yang ia sering lakukan dengan mendiang ibu saat mereka ada di restoran memandang keluar restoran sambil berbicara tentang sekolah Chenle.

'

itu tidak bisa di ulang lagi'. Batin Chenle sedih.

"Gege apa waktu kerjanya sudah habis?" tanya Chenle pada Renjun yang berdiri di sampingnya.

"Kalau jam mu sudah habis dari tadi kalau mau pulang sekarang juga tidak masalah"

"Terimakasih ge, aku pulang duluan," pamit Chenle yang sudah membereskan barang-barangnya.

"Kau tidak ingin di antar Chenle bersama ku dengan Lucas?" tanya Renjun yang di balas dengan gelengan dari Chenle.

Habis berpamitan pada Renjun, Chenle langsung pulang ke rumahnya yang berada di ujung gang di sela-sela toko baju dan toko sepatu. Chenle melihat ke arah toko baju yang memajang pakaian natal yang sangat ingin Chenle beli tapi ia harus mengubur itu semua kerena keluarga nya di China masih membutuhkan uang.

Chenle masuk ke dalam gang dan sudah sampai di apartemen kecil yang di huni oleh beberapa orang saja yang tidak mampu membeli apartemen yang layak di huni.

"Lelah sekali rasanya seandainya aku memiliki seorang istri mungkin saat pulang ada yang menyapaku"

"Astaga Zhong Chenle apa yang kau pikir kan jika kau memiliki istri maka beban mu akan bertambah! Bodoh! Bodoh!!!" maki Chenle pada dirinya sendiri.

"Harusnya aku mandi dari pada berbicara yang tidak-tidak"

Chenle berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dapur sekitar lima belas menit Chenle baru selesai mandi ia memutuskan untuk langsung beristirahat tanpa mengisi perutnya yang lapar.







Tbc

.
.
.

Aku bakal terima resensi kalian
buat novel aku
:)

Duda keren [DUREn] •• Chenji •• JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang